Jika respirasi dan metabolisme terjadi terus menerus akan terjadi percepatan penguapan dan kehilangan bobot. Hal ini disebabkan respirasi akan menghasilkan air dan energi. Energi yang dihasilkan digunakan melalui metabolisme menimbulkan efek peningkatan suhu.Â
Energi panas yang dihasilkan membuat kadar air turun sehingga pada sayur-sayuran dan buah-buahan segar akan kehilangan kesegarannya. Selain itu, energi yang dihasilkan membuat nilai gizi berkurang karena digunakan untuk metabolisme sehingga menghasilkan warna pada produk pertanian berubah secara perlahan.
Lalu bagaimana cara menjaga produk pangan tetap hidup dan tetap mempertahankan kualitasnya?
Yang perlu dilakukan adalah membatasi respirasi dengan pengemasan. Membatasi bukan berarti benar-benar menghilangkan kadar oksigen dan mengurangi oksigen sehingga dapat hidup dengan respirasi dan metabolisme yang lambat. Selain itu suhu berperan dalam memperlambat proses metabolisme yang secara tidak langsung memperlambat respirasi. Suhu yang rendah dengan kadar oksigen yang terbatas juga tidak hanya memperlambat metabolisme dan respirasi tapi juga menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan jamur perusak dan penyebab pembusukan.
Jadi pada kesimpulannya produk pertanian tetap hidup meski dipanen dengan terjadinya metabolisme dan respirasi. Metabolisme dan respirasi dapat mengurangi kualitas namun tidak boleh sampai berhenti karena akan menjadi produk yang tidak layak dikonsumsi. Pengemasan dan pendinginan menjadi solusi memperlambat metabolisme dan respirasi agar produk dapat bertahan lebih lama untuk dikonsumsi.
Semoga bermanfaat. Salam Ketahanan Pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H