Mohon tunggu...
Ahmad Alfan
Ahmad Alfan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Film

Mantan Karyawan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Atas Nama Perut

9 Mei 2019   04:34 Diperbarui: 9 Mei 2019   05:34 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman sudah tiba

Ketika sang arif semakin langka

Yang banyak kian tua kian gila

Urat malu entah dimana

Agama seakan tinggal nama

Simbol-simbol agama lekat tak pernah lepas,

hanya untuk katakan aku beda.

Nilai-nilai agama bablas entah kemana

Amarah menjadi andalannya

Memaksa agar lainnya ikut

Zaman sudah tiba

Ketika cerdik pandai bicara ada harganya

"Beda" menjadi kebanggaannya

Lupa ..., ia lahir di mana

Terlihat pandai adalah selalu menjadi tujuannya,

Semuanya atas nama perut

Jangan bicara kalau tak ada hubungannya dengan perut

Karena ....

Kebaikan kalah penting dari perut

Banyak cinta telah terkalah dengan perut

Kedamaian hampir hilang karena perut

Duhhhh .........

Bahkan ada selingkuhi Tuhan demi perut

Zaman ini zaman edan

Muka keriput

Tak ingat segera terjemput oleh Malaikat maut

Pikirannya tak pernah lepas dari nafsu perut

Zaman edan

Semuanya atas nama perut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun