Suara azan berkumandang dengan lantang
Al Qur’an dalam pelukan berisi perintah dan larang
Haus akan ilmu yang menjadi penerang dikala gelap menyerang
Aku dan kamu duduk bersama di tempat yang jarang orang datang
Berada dalam satu barisan dalam pengajian
Aku yang dulu berada dalam kegelapan
Tercerahkan hati tatkala engkau ingatkan
Surat cinta sang ilahi menjadi petunjuk jalan tinggalkan kegelapan zaman
Engkau tidak pernah bosan menghampiri
Visi diri dalam bertarung semakin luntur hampir mati
Itu membuatku lupa diri namun engkau tidak pernah menjauhi
Sahabat tidak pernah bosan mengunjungi, menyambung ikatan yang hampir terlucuti
Isi hati tidak bisa dibohongi
Selalu meyakini sang mengampuni
Engkau yang tidak pernah lelah mengingatkan tatkala aku sedang lupa ilahi
Sahabat selalu mengingatkanku agar maksiat tidak kuperbuat sepenuh hati
Untung tidak dapat diraih, jika hanya sedikit perih dan susah payah
Rentetan doa menjadi obat dikala hati sedih yang perlahan pasrah
Genangan air mata menangisi lepasnya hidayah
Aku dan kamu berpisah sebelum selesai tugas dari sang pencerah
Nyatalah hidayah kuasa Allah
Akhirnya aku dan kamu tidak lagi satu barisan
Nestapa hati ketika kamu lebih condong kepada bisikan setan
Tumpukkan kecewa membuat hatimu dinaungi pekatnya kegelapan
Istiqamahku dalam doa, semoga engkau kembali ke jalan yang pernah kau tinggalkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H