Sekarang kita balik lagi lagi ke Romlah yang sedang berharap-harap cemas.
Romlah berharap Genk de' Sangar lagi nggak pada ngumpul dan cemas lantaran harapannya nggak terwujud.Â
Kira-kira sepuluh langkah dari tempatnya berdiri. Romlah bisa melihat dengan Jelas angota Genk de'Sangar yang asik menenggak minuman.Â
Sudah pasti minuman yang mereka minum bukan sebangsa beras kencur, bandrek atau Kunir Asem. Lagian, mana ada preman minum minuman kayak gituan.Â
Romlah kembali melangkahkan kakinya dan mulai memanjatkan do'a dalam hati ketika melewati sekumpulan pemuda tersebut.Â
"Eh, neng Romlah. Sendirian aja, nih!" Celetuk Jabrix yang lengannya penuh Tattoo.Â
Seketika pemuda lainnya pun menengok, saat Jabrix menegur Romlah yang berjalan sambil menundukkan kepalanya.
"Temenin kita dulu napa, neng... " Timpal bewok yang tampang dan penampilannya nggak kalah serem ama Jabrix.Â
Romlah nggak menggubris dan terus saja berjalan. Tapi langkah kakinya terhenti saat Jabrix tiba-tiba sudah berdiri menghadangnya.Â
Melihat kelakuan Jabrix, Â temen-temennya pun langsung tertawa. Romlah menutup mulut dan hidungnya dengan switer yang dibawanya.
Selain bau minuman keras yang menyengat, bau badan Jabrik yang asem pun bikin Romlah jadi mual dan pengen muntah.Â