Sumpah!
Meski seumur-umur Buluk belum pernah makan bangku sekolahan, tapi tulisan yang persis sama seperti ini cuma resep obat dari dokter. Kok Empok Saidah tulisannya bisa sama yah...? Buluk nggak habis pikir sambil garuk-garuk kepala.
"Emmm...maaf mpok, ini siapa yang nulis...?" Tanya Buluk ragu-ragu.
"Gue... Emang Napa?" Empok Saidah balik nanya sambil melotot.
"kaga Mpok...kirain resep dokter. hehehe...."
Pletaaak!!!
Bakiak Mpok Saidah mendarat mulus di jidatnya Buluk yang langsung ngacir dan menghilang di dalam pasar.
Sudah satu jam lebih Buluk ngider di dalam pasar dan berdasarkan catatan belanjaan yang didapatnya dari Empok Saidah, rasa-rasanya semua barang belanjaan sudah terkumpul semua.
Tapi yang bikin do'i keki bin mangkel, apa yang dibeli  oleh istri Pak Erte tersebut cuma seupil. Bayangin...
Cabe merah keriting seperempat kilo, jengki sepuluh butir, bawang se-ucrit dan kurma sekotak kecil. Hihihi...
Padahal Empok Saidah lebih dari dua jam belanja, tapi kok yang dibeli cuma segini doang. Padahal di warung-warung dekat konrakkannya Pak Erte juga ada yang jual beginian.