Kenapa Pak Erte bawa tali segala, ya? Ternyata Pak Erte  sudah punya rencana sendiri. Pas jam sudah menunjukkan tepat jam 12  malem. Beliau langsung mengikat Buluk dan bang Toyib di pohon jambu aer.  Lengkap dengan petasan cabe yang dikalungkan di leher keduanya.
Buluk dan bang Toyib cuma bisa pasrah. Dari pada benjol  dikeplak palanya pakai gagang golok Pak Erte. Apalagi orang-orang sudah  mulai menghitung mundur. Tanda malam tahun baru tiba.
Sepuluh, sembilan, delapan....tiga dua, satuuuu....!!!
Pak Erte menyalakan petasan cabe yang menggantung di  lehernya Buluk dan bang Toyib tersebut. Alhasil suara petasan dan  terompet bercampur jadi satu. Toeet...toeeet! Tar..ter...tor!
"Happy New Year...!" Suara neng Romlah terdengar dari pengeras suara.
"Happyyy Neew, Yeaaaar...!" Sambut semua yang tumplek-blek di bawah panggung.
"Ampuuuun..!!!" Teriak Buluk dan Bang Toyib.
Kukuruyuuk.....!
Terdengar lamat-lamat suara kokok ayam jago Pak Erte yang  selamat dari pembantaian, karena sejak sore sudah nangkring di atas  dahan jambu air yang tinggi.
Pak Erte pun tersenyum puas karena sudah bisa membalas  perlakuan Buluk dan Bang Toyib yang nggak punya rasa 'perikeayaman' terhadap ayam-ayam peliharaannya. Hihihi....
SEKIAN.