Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Demo 4 November] Hujan, Marah dan Setan yang Tertawa

2 November 2016   11:57 Diperbarui: 2 November 2016   12:05 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah banyak artikel yang membahas tentang ini. Tapi saya jadi latah dan ikut-ikutan menambahi. Mungkin opini saya tidak penting, tapi anggap saja saya ikut mengambil bagian dalam berdemokrasi tanpa harus ikut berdemonstrasi.

Saya teringat sebuah Hadis Nabi yang bunyinya seperti berikut;

"Sesungguhnya marah-marah dari setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan sesungguhnya api dimatikan dengan air. Maka ketika salah satu dari kamu marah-marah hendaklah berwudhu" (HR. Abu Dawud).

Sejatinya setiap laki-laki yang telah berwudhu dan selesai melaksanakan Sholat Jum'at, akan merasakan manfaat begitu selesai menjalankan ibadahnya.

Tapi jika melihat demo yang telah berlangsung pada hari Jum'at yang telah lalu, serta orasi yang disampaikan diliputi kemarahan, kebencian dan caci maki. Maka patut dipertanyakan kualitas ibadah orang tersebut.

Apalagi ada selebaran dan himbauan bagi peserta demo untuk membuat surat wasiat. Layaknya pejuang yang akan berangkat ke medan pertempuran. Iya, kalau surat wasiatnya berisi pembagian harta warisan. Kalau surat wasiatnya tentang hutang bejibun yang belum terbayarkan. Bagaimana?

Jadi tidak menutup kemungkinan yang pada ikut demo tanggal 4 November nanti adalah orang-orang yang hanya ingin lari dari kenyataan (karena selalu ditagih hutang). Revot, kan!

Belum lagi macet yang ditimbulkan karena banyaknya orang yang memenuhi jalan. Atau kekhawatiran orang tua terhadap anaknya yang berangkat dan pulang sekolah sendirian. Pokoknya banyak aktivitas yang terganggu akibat demo tersebut dan sudah pasti sangat merugikan.

Untuk itu saya berharap dan berdo'a, semoga pada saat demo berlangsung, hujan akan turun dengan lebatnya. Kenapa hujan?

Simak ayat Al-Quran berikut;

"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (QS. Ar-Ruum ayat 48).

Semoga dengan turunnya hujan orang-orang jadi malas keluar rumah. Mendingan nyiapin minuman hangat dan sepiring gorengan, dari pada berpanas-panasan dan berdemo di jalanan.

Ingat! Saat hujan turun, orang gila aja nyari tempat berlindung agar tidak kebasahan. Masak orang yang merasa waras malah memilih teriak-teriak di tengah hujan. Tapi kalau masih ngotot dan nekat juga hujan-hujanan. apa boleh buat, yang waras ngalah, yak!

Apabila suasana menjadi tidak terkendali dan amarah makin menjadi, maka akan timbul kerusuhan yang tidak hanya merusak fasilitas umum, tapi juga mengakibatkan putusnya persaudaraan. Tentu saja kita sendiri yang rugi.

Karena di hati orang yang diliputi marah, ada setan yang tertawa!

Sekian.

Salam Sendu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun