Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Pak Erte] Kursus Kilat Tata Rias

2 Oktober 2016   17:12 Diperbarui: 2 Oktober 2016   17:32 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic.malesbanget.com

Tok-tok....! Tapi belum ada jawaban.

Lalu birama 3/4 yang terdiri atas tiga ketukan. Tok-tok-tok...
Hasilnya masih sama. Senyap! Karena nggak sabaran, ketukan tangan empok Saidah di pintu sudah tidak lagi beraturan. Persis irama beduk yang biasa ditabuh di langgar.

Setelah puas menggedor-gedor pintu kontrakkannya Juleha, serta yakin kalau tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Empok  Saidah pun beralih ke pintu kontrakkannya empok Mumun yang berada di sebelahnya. Tapi belum sempat beliau mengetuk pintu rumah tersebut. Empok Mumun udah keburu nongol dari balik pintu dengan wajah pucat dan memelas.

"Bu Erte, masak aye lagi, sih. Pan tempo hari udah..." Rengek mpok Mumun saat melihat istrinya Pak Erte tersebut sudah berdiri di depan pintu kontrakkannya sambil berkacak pinggang.

"Itu kan tempo hari, Mun. Hari ini pelajaran terakhir yang gue dapet dari sanggar. Sekarang gue mau praktekin. Nah berhubung elu yang ada di rumah. Ya terpaksa elu lagi dah, yang jadi modelnya. Nyok!" Jawab bu Erte sambil menarik tangan empok Mumun ke rumahnya.

***

Empok Mumun terlihat pasrah. Duduk bersandar di bangku yang sengaja diletakkan di halaman. Persis di bawah pohon jambu yang rindang. Matanya terus memerhatikan mpok Saidah yang sedang menyiapkan semua peralatan yang akan digunakannya.

Ada satu set Make Up lengkap dengan kuasnya. Bedak tabur, hair spray, sisir sasak, face primer, concealer dan foundation. Ada juga eyeliner, eyesshadow, mascara, lipstik, kue cucur, pisang goreng, bakwan dan camilan lainnya (Deretan yang terakhir emang sengaja disiapin. Soalnya mpok Saidah suka laper kalo kebanyakan kerja).

Empok Mumun memandang semua itu dengan cemas. Karena di tangan mpok Saidah semua benda tersebut lebih terlihat seperti alat pembantaian. Ada sedikit penyesalan dalam dirinya. Kenapa juga pake acara nongol segala.

(Kan Bisa aja pas pintu digedor-gedor, mpok Mumun  teriak dari dalem, "Maaf! Orangnya lagi pegi. Kagak ada di rumah!" Beres, kan! Pasti mpok Saidah lanjut nge-gedor petakkannya mbak Jum yg ada di sebelahnya).

Apalagi istri Pak Erte tersebut baru mengikuti kursus kilat tata rias dan kemarin wajahnya mpok Mumun juga yang dirias.Tapi kursus kilat versinya mpok Saidah bener-bener kilat. Hanya tiga kali pertemuan dalam satu minggu dan sekali pertemuan durasi belajarnya hanya satu jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun