Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RINDU] Rindu Itu Anugerah

8 September 2016   10:13 Diperbarui: 8 September 2016   10:37 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pernahkah terlintas dalam benakmu, sekali saja. Tuhan tidak pernah menciptakan Rindu? Hanya cinta dan jemu yang tumbuh di hatimu, tanpa sedikit pun hasrat untuk merindu!

Apa jadinya. Ketika seseorang yang engkau cintai, berada dalam rentangan jarak dan waktu? Tanganmu tak bisa memeluknya, karena jarak yang jauh. Sedangkan hasrat itu datang, dari waktu ke waktu dan mengendap lama di hatimu?

Apalah artinya keinginan yang teramat sangat dan berharap benar pada sesuatu. Jika Tuhan tidak pernah menciptakan Rindu? Renungkanlah olehmu. Tentang cinta dan jemu yang tumbuh di hatimu, tanpa sedikitpun hasrat merindu!

Engkau tidak akan pernah merasakan kehilangan, saat aku pergi. Karena di duniamu, Tuhan tidak pernah menciptakan Rindu! Begitupun sebaliknya. Aku tidak punya keinginan untuk pulang dan bertemu dirimu. Karena di hatiku, Tuhan tidak menghadirkan Rindu!

Duniaku, duniamu, serta dunia tempat umat manusia berada, telah kehilangan satu perbendaharaan kata. Karena Tuhan tidak pernah menciptakan sebuah rasa. Yaitu, Rindu!"

Aku terjaga. Pada sepertiga malam yang terakhir, serta terbebas  dari mimpi yang barusan membelengguku. Bermimpi tentang Tuhan yang tidak pernah memberikan sebuah rasa Rindu, di hati umat-Nya. Mimpi buruk bagiku.

Aku bergegas membasuh kedua tangan, berkumur, serta membasuh wajahku. Air yang dingin seketika menghilangkan rasa kantukku. Aku membasuh kedua kaki, untuk mengakhiri wudhu. Lalu kembali memasuki kamarku.

Di atas sebuah sejadah aku menengadahkan tangan. Lalu memanjatkan do'a, yang ku kutip dari lirik sebuah lagu;

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
Karena langkah merapuh tanpa dirimu, karena hati telah letih

Aku ingin menjadi sesuatu yang bisa kau sentuh
Aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
Tanpamu sepinya hati merantai hati, bayangmu seakan-akan

Kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padamu
Seperti udara yang ku hela, kau selalu ada

Kau selalu ada, kau selalu ada

Hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
Tanpa dirimu aku merasa hilang dan sepi, sepi

Kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padamu
Seperti udara yang ku hela, kau selalu ada
Kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padamu
Kau seperti udara yang ku hela, kau selalu ada

Selalu ada, selalu ada
Selalu ada, selalu ada

(Opick-Dealova)

Aku tidak sedang bernyanyi. Aku sedang memanjatkan serangkaian do'a, yang kukutip dari sebuah lagu dan aku yakin, Tuhan tahu itu. Karena aku mengakhirinya dengan mengucapkan kata "Aamiin..." sebagai penutup dari do'aku.

Tiba-tiba saja, aku ingin segera pulang dan berkumpul kembali bersama istri dan anak-anakku. Sebuah keinginan yang teramat sangat dan berharap benar pada sesuatu. Aku tahu apa artinya perasaan itu. Rindu!

Bersyukurlah!

Karena Tuhan telah menciptakan Rindu, pada setiap hati umat-Nya dan bagiku; "Rindu itu Anugerah!"

Sssst.....

"Jangan bilang siapa-siapa, ini Rahasia!

(Sekian)

Salam Sendu.

pic.Logo BOLANG|Kompasiana.com
pic.Logo BOLANG|Kompasiana.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun