"Masalah kamu apa, sih?"Tanya Susan tiba-tiba, dengan nada ketus.
Dimas tentu saja kaget. Itu adalah kalimat pertama yang dia dengar langsung keluar dari bibir Susan. Meski sikapnya jutek dan nadanya ketus. Tapi terdengar merdu di telinganya.
"Nah, gitu dong. Masak cantik-cantik bisu" Dimas coba menyairkan suasana yang kaku.
"Nggak Lucu!"Ketus Susan sekali lagi.
"Ya udah. Sekarang gue mau minta maaf" Dimas menyodorkan jari kelingkingnya.
Beberapa detik kemudian, Dimas melihat cewek tersebut tersenyum. Sambil mengaitkan jarinya yang sama, ke jari kelingking Dimas. Sebagai simbol bhwa mereka udah temenan lagi.
Meski diliputi rasa heran karena Susan mau memaafkannya. Tapi Dimas tetap merasa senang, karena setelah berbulan-bulan bermusuhan, akhirnya mereka bisa berteman.
"Eh, itu apaan?"Tanya Dimas tiba-tiba sambil menunjuk selembar kartu yang tergeletak di atas meja.
"Oh, iya. Sorry nih, kelupaan. Ini undangan acara Ulang Tahun gue. Buat kamu, deh..."
Dimas menerima kartu undangan berwarna pink, yang diberikan oleh Susan kepadanya. Dibacanya sebentar, lalu memberikan ucapan selamat kepada cewek tersebut.
"Udah. Entar aja ngucapin met ultahnya, datang aja ke rumah. Gue tunggu, ya!"Â Tolak Susan sambil tersenyum manis. "Sekalian, alamat rumah gue..."Â Lanjut cewek itu lagi, lalu menuliskan alamat rumahnya di secarik kertas.