"Toilet!" Bentaknya, sambil melewati Dimas dengan mata melotot.
Begitu ceritanya. hahaha...
Tapi yang bikin keki. Ternyata Dimas satu kelas sama cewek tersebut, yang belakangan diketahui bernama, Susan. Sudah hampir tiga bulan kejadian itu berlalu. Tapi sampai detik ini, cuma Dimas satu-satunya teman yang didiemin dan dicuekin sama cewek ini. Kebangetan, kan!"
Untung Dimas cowok pengajian, jadi nggak mau menyimpan dendam dan musuhan. Seperti yang selalu dibilang sama guru ngajinya, "Memutuskan tali silaturahim itu, memendekkan umur dan menyempitkan rezeki". Begitu...
Makanya Dimasberinisiatif untuk meminta maaf dan mengajak Susan temenan. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya kesempatan itu datang juga.Â
Saat jam istirahat. Dimas mendapati Susanlagi duduk sendirian di dalam kelas. Karena semua penghuni kelas sedang mengadakan anjangsana ke kantin. Persis macan kelaperan,Dimas lalu mendekati buruannya diam-diam. Selain nggak mau bikin cewek itu kaget. Dimas juga mau memberikan kesan yang baik.
"Susan..." Sapa Dimas, dengan sikap sopannya.
Cewektersebut cuma memandang sekilas, lalu menggeser duduknya karena pandangannya ke papan tulis terhalang sosok Dimas, yang duduk di hadapannya.
Tapi Dimas tidak patah semangat, lalu berpindah duduk ke bangku yang ditinggalkan cewek itu barusan. Sementara Susan masih kelihatan sibuk mencatat pelajaran, yang ada di papan tulis kelas.
"Gue mau minta maaf. Kamu mau kan maapin, gue?"Kata Dimas, mencoba bersikap manis. Meskipun sikap manisnya pake pemanis buatan.
Susan menghentikan gerakan tangannya, yang dipakai untuk menulis. Melipat buku catatannya. Lalu menatap Dimasdengan sorot mata yang tajam. Meskipun begitu, tetap aja cewek itu terlihat cantik di mata Dimas.