Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Gara-gara Dangdut

18 Agustus 2016   18:10 Diperbarui: 19 Agustus 2016   00:48 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini anak-anak SMU 86 jadi doyan dengerin musik Dangdut. Nggak di kelas, di kantin, di lapangan basket, bahkan di perpustakaan pun selalu terdengar alunan musik Dangdut.

Intinya, setiap anak-anak memasuki gerbang sekolah. Pasti langsung kerasukan 'Roh' Dangdut, yang di dengerin melalui Headset lah, yang bernyanyi-nyanyi kecil lah. Bahkan ada juga yang suaranya kenceng.. Bernyanyi sambil goyang heboh.

Saking banyaknya murid yang keranjingan musik Dangdut ini. Beberapa anak Kelas satu lalu mengumpulkan semua Dangduters ke dalam satu komunitas, yaitu: 'TEMAN DANGDUT'.

Saat guru yang semestinya mengajar ngggak masuk, dikarenakan cuti melahirkan. Anak-anak langsung mengisi kekosongan jam belajar tersebut dengan konser dadakan di depan kelas.

Makanya, mereka suka merengek-rengek sama Ibu-ibu gurunya. "Ayo dong Bu, buruan hamilnya..." Rengek anak-anak tersebut.

Tentu saja ibu gurunya jadi sewot. Tapi dasar anak-anak, Ibu gurunya nggak mempan dibujuk. Mereka lalu merayu suami dari ibu guru, yang gagal mereka bujuk tadi. "Ayo Pak, Istrinya cepet dihamilin" Lho?.

Pokoknya, setiap ada pelajaran kosong. Mereka langsung tampil bergantian di depan kelas. Mulai dari lagu Dangdut ke-kini-an, sampai lagu Dangdut ke-kuno-an. yang belum dapet giliran tampil, boleh ikutan joget. Mau goyang gergaji, goyang ngebor, ngecor, nyemen, ngaduk sampai plester. Bebas! Kayak kuli bangunan, yah! Hihihi...

Yang penting nggak pake acara saweran. Lha, kok gitu? ya, iyalah. ternyata selain doyan Dangdutan, anak-anak ini juga doyan nge-bakso. Makanya kalau duit jajannya di pake buat nyawer, mereka nggak bisa jajan bakso yang dijual Mas koplak di kantin. Jadi untuk urusan sawer-menyawer, Ogah!

Kalau masih ada anak yang nekat minta disawer, jangan berkecil hati kalau sampai ditendang keluar dari kelas dan terpaksa ngintip dari jendela. Makanya mereka kapok dan nggak mau nekat minta disawer.

Tidak ada yang tahu, sejak kapan demam Dangdut melanda murid-murid SMU 86 ini. Selain nggak ada yang mencari tahu, mereka juga nggak mau pada tahu. Yang penting, Dangdut aja!

Eiit, tunggu dulu!

Ternyata nggak semua murid SMU 86 keranjingan dangdut. Ada juga yang nggak suka dan kepingin tahu, sambil mencari tahu alias kepoh. Dia adalah anak kelas 3 IPA, pentolan grup Band Sekolah beraliran Pop Rock, yang bernama Amit Danu Gasetia.

Selain nggak setia karena sering gonta-ganti pacar, Amit Danu Gasetia juga gerah ngeliat penampilan Dangduters yang tergabung dalam 'TEMAN DANGDUT', yang menurutnya pada norak. Beda banget sama penampilannya yang nyentrik, dengan rambut ala sikat WCnya.

Tapi ternyata, alasanya bukan itu aja. Sejak musik dangdut mewabah di sekolah, grup band Amit Danu Gasetia, yang beraliran Pop Rock jadi sepi orderan manggung.

Setiap ada orang tua murid yang ngadain hajatan. Entah itu yang namanya kawinan, sunatan atau acara apa aja, yang perlu hiburan. Para orang tua murid SMU 86 tersebut, pasti memeriahkannya dengan Dangdutan.

Karena alasan itulah, akhirnya Amit Danu Gasetia berinisiatif untuk mengalang dukungan penolakan atas musik dangdut di sekolah. Dengan membentuk Genk ABD, yang merupakan kependekan dari, 'ASAL BUKAN DANGDUT'.

Pagi ini, Amit Danu sudah terlihat nongkrong di Pos satpam yang terletak di dekat gerbang sekolah. Tujuannya jelas, membujuk Pak Satpam untuk bergabung di genk yang dibentuknya.

"Ayo dong pak, gabung sama komunitas saya. Bapak juga kan nggak demen sama anggota 'TEMAN DANGDUT',  yang pada norak itu" Bujuk Amit Danu, kepada pak Satpam.

"Maaf ya, dek. Gue udeh punya genk sendiri" Jawab pak Satpam.

"Lha, emang nama genk bapak, apaan?" Tanya Amit Danu penasaran.

"KAWAN LINGLUNG" Jawab Pak Satpam, mantap.

"Terus, aliran musik 'KAWAN LINGLUNG', apaan coba?" Tanya cowok itu lagi.

Pak satpam itu pun langsung menyanyikan dua lagu sekaligus. Lagu pertamanya adalah, sebuah lagu Dangdut, yang dinyanyikannya dengan nada nge-Rock. Lagu berikutnya adalah, sebuah lagu Rock yang didangdutin. Hehehe.....

"Ah, dasar Satpam 'Linglung'..." Gerutu Amit Dani Gasetia dalem hati, sambil ngeloyor pergi. Meninggalkan Satpam tersebut, yang masih asik berdendang.

Tapi usaha Amit Danu nggak berhenti disitu aja. Kegigihannya untuk menyaingi dan menolak 'TEMAN DANGDUT' terus berlanjut. Kali ini Amit Danu mulai ngomporin Bu Retno Kupret, guru mata pelajaran kesenian.

"Baiklah. Ibu akan meminta Pak Joko untuk mengambil tindakan dan membuat kebijakan mengenai 'TEMAN DANGDUT' ini" Jawab guru kesenian tersebut, setelah mendengar penjelasan dari murid kesayangannya.

"Betul itu, bu. Sebagai Kepala Sekolah, sudah semestinya pak Joko mengambil tindakan tegas. Bila perlu, 'TEMAN DANGDUT' dibubarin aja. karena sudah menggangu proses belajar di sekolah" Kompor cowok itu semangat.

"Sssst..." Bu Retno Kupret tiba-tiba meletakkan jari telunjuk di bibirnya yang jebleh. Lalu menambah volume handphonenya, agar suara yang didengarnya melalui headset terdengar lebih jelas.

"Ee, maaf. Bu Retno lagi dengerin lagu, ya?" Tanya Amit Dani pada guru Favoritnya.

Bu Retno kupret menganggukkan kepalanya.

"Lagu apa sih, bu?" 

"Judulnya, Tersisih..." Jawab guru tersebut, sambil meninggalkan anak muridnya. Lalu memasuki  ruangan Kepala Sekolah.

Akhirnya, usaha yang dilakukan pendiri genk 'ASAL BUKAN DANGDUT' tersebut, tidak sia-sia. Bertepatan dengan selesainya Upacara Bendera dalam rangka merayakan Hari kemerdekaan RI yang ke 71.

Pembawa acara langsung memberitahukan kepada semua peserta upacara, untuk tidak bubar dan tetap berada di barisannya masing-masing. Karena Pak Joko, Kepala Sekolah SMU 86, akan menyampaikan pengumuman penting.

Tuk,tuk,tuk... test 123, test...

Pak Joko yang cungkring tersebut mengetuk-ketukkan jari telunjuknya di Microphone. Pandangan matanya menyapu semua Siswa, yang masih berbaris rapi di Lapangan Basket. Juga guru-guru yang berdiri berjajar di kiri kanan podium tempatnya berdiri.

"Assalammualaikum Wr. Wb" pak Joko memulai sambutannya.

"Wa'alaikum salaaaam..." Jawab murid-murid dan guru serentak.

"Selamat pagi, Salam Sejahtera untuk kita semua..." Pak Joko melanjutkan pidatonya.

"...Beberapa bulan belakangan ini. Saya mendengar 'bisik-bisik tetangga' dan juga  laporan dari para guru. Terutama laporan dari Ibu Retno Kepret..." Pak Joko melihat ke arah guru yang disebutnya. Bu Retno Kupret langsung membalas tatapan Kepsek dengan menganggukan kepalanya. Tidak lupa tersenyum sedikit, biar kelihatan tulus.

"...Akan tetapi, Saya tidak menerima semua laporan secara mentah-mentah. Karena harus saya olah dan pertimbangkan masak-masak terlebih dahulu. Setelah  mateng, baru saya bagikan kepada anak-anak semua, yang saya sayangi...Uhuk, uhuk" Pak Joko batuk-batuk sebentar, lalu melanjutkan kembali perkataannya. 

"...Maka dari itu, Saya memutuskan: Kegiatan apa pun yang dilaksanakan di lingkungan sekolah, selama itu tidak mengganggu proses belajar dan mengajar, silahkan..." Pak joko sekali lagi memandangi murid-muridnya, yang masih berbaris rapi di hadapannya

"...Baik kegiatan di bidang olahraga maupun di bidang kesenian. Entah itu yang namanya seni tari, puisi, maupun seni musik. Mau musik yang beraliran blues, Rock, Celana pendek maupun Celana Pajang. Termasuk juga Musik Dangdut"

"Huuu...!" Anak-anak bersorak, tapi ada juga yang tertawa cekikikan. Saat mendengar isi pidato Pak Joko. sementara bapak dan ibu guru cuma tersenyum.

"Harap tenang...!" Terdengar suara pembawa acara dari speaker, karena anak-anak mulai berisik.

Setelah suasana menjadi tenang dan hening kembali, pak Joko pun melanjutkan pidatonya yang sempat terhenti. "...Pokoknya apapun jenis musik yang kalian dengarkan, bebas.  Mau membentuk grup musik aliran apapun, silahkan. Yang penting jangan ada yang membentuk 'Aliran Sesat'. jangan! Apalagi kalau sampai kalian jadi pemakai maupun pengedar Narkoba. Saya akan laporkan ke Polisi, biar kalian di tembak di Nusa kambangan..."

"Hiiii....!" Anak-anak pun bergidik, ngeri.

"...Akhir kata, kepada bapak dan Ibu guru. Saya minta untuk terus kerja, kerja dan kerja. kepada anak-anakku sekalian, yang saya cintai. Harus tetap semangat belajar, belajar dan belajar. Silahkan nge-Rock atau Dangdutan, asal jangan Tawuran. Jangan juga karena berbeda aliran dan pandangan, kalian semua jadi menebar kebencian. Demikianlah, Selamat pagi. Wassalammua'alaikum Wr.Wb." Pak joko, kepala Sekolah SMU 86 mengakhiri pidatonya.

Tapi belum sempat beliau turun dari podium, tiba-tiba Amit Danu Gasetia maju ke depan barisan dan melakukan interupsi.

"Maaf pak, Interupsi!" Katanya dengan lantang.

"Silahkan..." Jawab Pak Joko, dengan tenang.

"Kalau boleh tahu, bapak senang musik Rock atau Dangdut?" Tanya Amit Danu Gasetia pada beliau.

Kepala Sekolah itupun tersenyum, lalu menjawab pertanyaan yang diajukan Siswanya tersebut.

"METAAAL...!!!" Teriak Pak joko Lantang, sambil mengacungkan tiga jarinya ke udara, sebagai lambang aliran musik yang digemarinya.

(Selesai)

Intermezzo:

*Cerita di atas hanya Fiktif belaka. kesamaan dan kemiripan nama Tokoh, hanyalah rekayasa dan kebetulan semata. Tapi kalo ada yang ngerasa. Yah, bersyukur aja. karena itu adalah, Anugerah!

Salam sendu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun