Mohon tunggu...
Mas Gandeng
Mas Gandeng Mohon Tunggu... Client Relationship Manager -

Blog ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dan tips-tips buat kamu yang masih jomblo, galau dan sedang jatuh cinta. Tulisan yang tersaji disini adalah murni dari pengalaman sendiri, curhat orang lain, dan pendapat pribadi. Jadi kamu akan menemukan tulisan asli yang bukan copy paste dari artikel orang lain. Sumbernya tulisan dan foto akan diinformasikan dengan lengkap jika diambil dari sumber lain. Jadi, Jangan takut untuk berbagi karena semakin banyak kamu berbagi, semakin kita tidak sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanggung Jawab dan Hubungan Seksual

10 September 2016   16:31 Diperbarui: 10 September 2016   17:08 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

We are all born sexual creatures,thank God, but it’s a pity so many people despise and crush this natural gift.
― Marilyn Monroe

Menurut kamu berhubungan seksual sebelum menikah boleh atau tidak? Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya ingin mengulas tentang apa bedanya antara seks, erotisisme dan cinta. Gairah seksual terkait erat dengan kehidupan kita.seks itu murni tindakan setiap makhluk hidup. Menurut Octavio Paz, seks adalah sumber purba karena perannya yang luas dan mendasar bagi makhluk hidup.

Untuk itu hasrat seksual adalah suatu yang normal buat kita. Ada waktu waktu tertentu kita akan merasakan dorongan untuk berhubungan seks dengan seseorang. Jadi kamu tidak perlu khawatir jika pada suatu waktu kamu merasa ingin berhubungan seksual. Hal itu adalah normal dan wajar dalam perkembangan hidupmu sebagai manusia.

Meski hasrat seksual adalah sumber purba dalam kehidupan semua makhluk hidup, selalu manusia mempunyai sesuatu yang khas. Suatu yang khas itulah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Sesuatu yang khas itulah yang menjadi alasan kenapa kamu bukan monyet meski kamu dan monyet punya hasrat seksual. Mudahnya saya menggunakan istilah Octavio Paz yaitu erotisisme. Erotisisme itu adalah tindakan unik manusia.

Contohnya, saat kamu punya hasrat seksual dengan lawan jenis, kamu tidak langsung mendatangi dan bersetubuh dengan dia dan dia merelakan dirinya untuk disetubuhi kamu, bukan? Tetapi yang kamu lakukan adalah kamu menggoda dia entah lewat kata-kata, tindakan dan bahasa isyarat tubuh, atau bernyanyi dengan lirik lagu yang kamu buat sendiri, dan lain-lain, sampai akhirnya dia suka sama kamu. Bisa saja kamu langsung bersetubuh dengan dia atau bisa juga kamu berbuat komitmen dahulu lewat pacaran. Proses-proses itu adalah tahap erotisisme. Nah tahapan erotisisme ini penting karena dari situ muncul yang namanya peradaban manusia. Disitu ada karya sastra, lagu-lagu, karya seni dan lain-lain.

The difference between sex and love is that sex relieves tension and love causes it.
― Woody Allen

Akan tetapi erotisisme juga tidak cukup karena ada satu tindakan unik lainnya yang disebut cinta. Cinta itu ibarat anak tangga yang paling tinggi atau piramida teratas. Disebut cinta karena kamu melihat pasangan kamu sebagai sebuah pribadi yang bebas yang dapat memilih untuk menentukan dirinya sendiri meski pilihan yang diambil pasangan kamu itu menyakitkan buat kamu tetapi kamu tetap menghargainya sebagai manusia bebas dan merdeka. Nah, kira-kira itu bedanya seks, erotisisme dan cinta. Nanti saya akan menjelaskan lebih lanjut di artikel yang lain.

Sex without love is as hollow and ridiculous as love without sex. 
― Hunter S. Thompson

Kamu pernah tidak melihat langsung betapa mudahnya mengajak seseorang bersetubuh hanya sekedar cuap-cuap di bar. Mungkin kamu pernah liat di film tetapi hal itu memang ada. Atau kamu pernah liat video mesum anak SMA atau mahasiswa di kamar yang mereka rekam untuk berhubungan seks. Saat dorongan seksual kita sedang tinggi dan pacar kamu dengan jurus-jurus mautnya ingin berhubungan seks dengan kamu, tentu hal itu mudah dilakukan jika kamu tidak punya pertahanan cadangan.

Menurut saya kamu bisa saja melakukan hubungan seks sebelum menikah tetapi kenapa komunitas kita (agama, budaya, lingkungan tempat tinggal) mengarahkan kita untuk melakukan hubungan seksual ketika sudah resmi menikah karena mereka mempunyai alasan-alasan yang masuk akal. Alasannya antara lain, pertama, kamu mungkin belum mandiri karena kamu masih bersekolah atau belum punya pekerjaan. Kedua, jika kamu berhubunganseks dan kamu mempunyai anak sedangkan kamu masih SMP atau SMA, apakah itu akan membuat masa depan kamu lebih baik? Ketiga, bisa jadi kamu tertular penyakit seksual. Keempat, seksualitas itu bukan hanya sebatas kepuasan tetapi disitu ada tanggungjawab pribadi dan sosial.

Physics is like sex: sure, it may give some practical results, but that’s not why we do it. 
― Richard Feynman

Saya juga tidak sependapat jika kamu memusuhi dorongan seksual yang kamu miliki dan menghukum diri kamu sebagai orang penuh dosa karena hasrat seksual itu. Kamu harus sadar bahwa dorongan seksual itu adalah suatu yang alami tetapi bukan berarti kamu lupa bahwa seksualitas itu juga penuh dengan tanggungjawab. Peradaban manusia itu ada ditangan kamu ketika kamu mempertanggungjawabkan tindakan seksual. Jika kamu menyia-nyiakan dorongan seksual kamu dengan keputusan asal-asalan, itu tidak hanya menghancurkan tubuh dan jiwa kamu tetapi juga berakibat pada kehidupan sosial dan cita-cita yang ingin kamu raih.

Jika pacar kamu ingin mengajakmu melakukan hubungan seksual, semua itu kembali kepada keputusanmu. Apakah kamu mau berhubungan seks atau tidak? Tetapi saya berpendapat, apapun keputusan kamu jangan kamu putuskan jika itu terpaksa. Jangan sampai kamu berhubungan seks karena pacarmu mengancam putus, atau karena kamu sedanghorny berat sampai kamu tidak berpikir jernih terhadap keputusan yang kamu buat.

Kalau toh kamu mau mempertaruhkan itu semua, setidaknya kamu bertanya dalam hatimu apakah hubungan seksual yang akan kamu lakukan bersama dia sungguh-sungguh sebagai bentuk cinta atau hanya hasrat sex for fun. Kalau toh kamu benar-benar sudah tidak tahan dan ingin melakukan hubungan seks, maka lakukan secara sehat. Yaitu gunakan kondom. Kondom tidak menjamin kamu untuk bebas dari penyakit atau kamu tidak hamil, tetapi setidaknya memperkecil kemungkinan buruk yang terjadi.

Is sex dirty? Only when it’s being done right.
― Woody Allen

Dengan demikian, saya ingin mengajak kamu untuk membuat sebuah keputusan dengan penuh tanggungjawab. Saya tidak bilang kamu tidak boleh berhubungan seks karena dorongan seksual itu sungguh alami dalam diri kamu. Atau saya juga tidak bilang kamu harus berhubungan seks karena menurut saya seks itu butuh pertanggungjawaban. Yang mau saya katakan adalah ketika kamu membuat keputusan iya atau tidak, kamu sungguh-sungguh paham akan resiko dan tanggungjawab yang kamu emban sebagai manusia.

Mas Gandeng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun