Mohon tunggu...
Thathit Puspaning Gegana
Thathit Puspaning Gegana Mohon Tunggu... lainnya -

Anak biasa yang sedang mengejar mimpi menjadi pribadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbandingan Becak di Jogja dan di Sibolga

21 Agustus 2014   22:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:56 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Becak adalah sebuah kendaraan beroda tiga yang umumnya berkapasitas dua penumpang dan satu pengemudi. Pengemudi umumnya harus mengayuh pedal supaya becak dapat bergerak ke tempat yang dituju. Kalau saya bilang, seperti sepeda yang diberi tambahan tempat duduk. Namun, belakangan ini di Jogja dan sekitarnya, mulai banyak bermunculan becak-becak dengan motor sehingga pengemudi cukup mengendalikan kecepatan dan arah becak saja, tanpa harus mengerahkan kekuatan kaki untuk menggerakkan becaknya. Heran deh, padahal BBM semakin mahal, malah becak-becak begini bermunculan. Ah, lupakan. Saya ingin membahas becak yang ada di  Jogja dan membandingkannya dengan becak yang ada di Sibolga, Sumatera Utara. Untuk orang-orang yang pernah ke Jogja, pasti tahu bagaimana bentuk becak yang ada di Jogja, yaitu ada dua tempat yang cukup untuk dua orang dewasa sebagai penumpang di depan, dan satu sadel untuk pengemudi di belakang. Untuk bagian penumpang ada atap yang bisa dipasang hanya dengan menaikkannya saja saat cuaca panas atau hujan. Saya rasa bentuk becak seperti inilah yang umumnya di kota-kota di pulau Jawa seperti Solo, Malang, Surabaya, dsb.

Becak di Jogja dan sekitarnya

Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-_X3ddRTVUp4/Tw2FaNFAFPI/AAAAAAAAAEY/WjuJyatq_PY/s1600/becakjogja2edrs.jpg

Ada bule yang mengayuh becak sendiri!

Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_1rxyQbnPnIc/TNJCmItqZhI/AAAAAAAABEg/BRrOrCTf9Dc/s1600/Becak-Yogyakarta-Jogjakarta.gif

Sedangkan becak yang ada di Sibolga, pengemudi berada di sisi kanan penumpang. Selain itu, di depan tempat duduk penumpang yang cukup untuk dua orang dewasa, ada "pagar" yang terbuat dari logam. Saya rasa tujuan "pagar" ini adalah sebagai pegangan penumpang untuk mencegah penumpang terpental saat becak direm mendadak. Atau mungkin awalnya memang hanya untuk keindahan saja. Entahlah. Tetapi waktu saya kecil, saya dan teman-teman saya menggunakan bagian yang menonjol dari pagar ini sebagai tempat duduk tambahan. Sehingga becak ini minimal bisa dinaiki empat anak-kecil. Minimal? Yap. Karena di bagian belakang becak juga masih ada potongan besi yang bisa dipakai sebagai tempat pijakan dua anak kecil. Jadi, sudah ada enam anak kecil bisa naik satu becak. Masih ada lagi? Hahaha. Masih. Tempat duduk si pengemudi yang berbentuk seperti rangka sepeda biasanya memiliki satu boncengan juga di belakangnya. Dan jadilah, saya dan enam orang teman saya saat SD menguasai satu becak untuk berkeliling di daerah sekitar rumah kami.

Ilustrasi becak di Sibolga

Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-NrVbdbZwmCY/T-fxYxKrJ6I/AAAAAAAABP4/YMqsqstGbF8/s1600/becak+selatpanjang+-+Copy.jpg

Pengemudinya di samping, bukan di belakang seperti becak di Jogja

Sumber: http://4.bp.blogspot.com/_5qX9Y7xaW3k/TLXDegTe5AI/AAAAAAAAAMc/GD9W-gX58DE/s1600/becak.JPG

"Tempat duduk" tambahan di depan tempat duduk penumpang utama becak ini

malah ada busanya (berwarna merah) supaya lebih empuk dan nyaman

Sumber: http://pemkomedan.go.id/images/pariwisata/1239.jp

Di bagian belakang becak, 2 anak kecil masih bisa berdiri.

Tapi biasanya dilarang sama orang tuanya. (Ya iyalah!)

Sumber: http://indahnesia.com/Images/Information/SUT/SUT_becak_driver.jpg

Kalau dari segi efisiensi dan keleluasaan, saya menilai becak di Sibolga ini lebih baik. Jumlah penumpang bisa lebih banyak, kita juga bisa meletakkan barang-bawaan di dekat kaki tanpa perlu khawatir barang bawaan kita terpental saat becak direm mendadak. Namun, kalau dari segi perasaan, becak di Jogja membuat kita merasa seperti seorang raja, karena kita tinggal duduk dan bergerak dengan pandangan yang tidak terhalang 180 derajat. Huahahaha.. Yah, tapi ini cuma pendapat pribadi saja, sih.

Dan kalau disuruh memilih, saya mungkin akan memilih becak Sibolga. Tidak ada alasan khusus. Saya memang lagi kangen sama tempat saya numpang tumbuh besar ini. Hehehe.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun