Di bagian belakang becak, 2 anak kecil masih bisa berdiri.
Tapi biasanya dilarang sama orang tuanya. (Ya iyalah!)
Sumber:Â http://indahnesia.com/Images/Information/SUT/SUT_becak_driver.jpg
Kalau dari segi efisiensi dan keleluasaan, saya menilai becak di Sibolga ini lebih baik. Jumlah penumpang bisa lebih banyak, kita juga bisa meletakkan barang-bawaan di dekat kaki tanpa perlu khawatir barang bawaan kita terpental saat becak direm mendadak. Namun, kalau dari segi perasaan, becak di Jogja membuat kita merasa seperti seorang raja, karena kita tinggal duduk dan bergerak dengan pandangan yang tidak terhalang 180 derajat. Huahahaha.. Yah, tapi ini cuma pendapat pribadi saja, sih.
Dan kalau disuruh memilih, saya mungkin akan memilih becak Sibolga. Tidak ada alasan khusus. Saya memang lagi kangen sama tempat saya numpang tumbuh besar ini. Hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H