Mohon tunggu...
galuh sekar
galuh sekar Mohon Tunggu... Lainnya - galuh sekar kinanthi

SMAN 34 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Dua Bulir Hujan yang Mencari Benang Merah untuk Kembali

29 Maret 2022   21:23 Diperbarui: 29 Maret 2022   21:34 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Penerbit Kota Depan

Judul: Nona Teh dan Tuan Kopi; Parak

Pengarang: Crowdstoria

Penerbit: Kota Depan

Cetakan: 2017

Tebal Halaman: 352 halaman

Harga buku: Rp 56.000

Dan, ada satu nasihat Hartanti yang sekarang terus ia ingat dan ia pegang. Kalimat itu bisa menghancurkan hatinya sekaligus menguatkan disaat yang sama.

"Varsha, Hakikat tertinggi dari mencintai tidak selamanya tentang memperjuangkan, melainkan juga untuk melepaskan"

Ya, seperti yang sekarang aku harus lakukan, batin Varsha sambil terus memandangi jenazah sang ibu, bakti terakhirnya sebagai anak

-Dari bab 9 "Tinggi Tanpa Terik" halaman 162

Paula menyilangkan tangan sambil berpikir. "Tapi, bagaimana jika Varsha tidak merasakan hal yang sama? Bisa jadi, Varsha justru mengabaikan segala petunjuknya dan hidup seperti biasanya, bukan?"

Regen terdiam. Hatinya agak nyeri kendati dia sudah memikirkan hal itu. "Kalau begitu, maka biarkan saja"

"Begitu saja?" tanya Paula sangsi. "Kau tidak akan memperjuangkannya?"

Senyum tipis Regen terukir lagi. "Seseorang pernah berkata kepadaku bahwa hakikat tertinggi dari mencintai adalah untuk melepaskan". Mata lelaki itu menerawang ke langit yang mulai menggelap.

-Dari bab 18 "Parak" halaman 334

Sang pengarang yang bernama asli Saras memilih nama Crowdstroia sebagai nama penanya. Dirinya yang lebih suka dipanggil Troia untuk para pembaca, memiliki hobi melukis, menggambar, menulis, dan membaca novel. 

Saat buku ini dirilis tahun 2017, Troia tengah menempuh pendidikan sebagai mahasiswi jurusan Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor. Troia pertama kali menulis buku berupa cerita fiksi penggemar tentang karakter avatar Jepang di Fanfiction.net saat SMP, namun akhirnya Troia menemukan Wattpad sebagai tempat menuang sebagian besar ide cerita-nya. 

Buku Nona Teh dan Tuan Kopi: Parak, adalah buku pertama karyanya yang berhasil dicetak dan merupakan buku dengan rating tertinggi diantara 4 buku lainnya yang berhasil ia cetak di salah satu website internet. Latar belakang personal dari sang penulis sendiri tidak terlalu dijelaskan dalam buku, akan tetapi sangat jelas tergambar bahwa Troia adalah pribadi yang mencintai seni.

Seperti sebagian besar buku karya Troia yang lain, buku Nona Teh dan Tuan Kopi: Parak memiliki genre romansa sebagai inti, namun diselimuti berbagai konflik dan drama menegangkan yang lain. Buku yang merupakan bagian pertama dari dwilogi Nona Teh dan Tuan Kopi ini menyajikan konflik romansa dewasa yang melibatkan banyak moral soal kehidupan dan komplikasi masa lalu misterius sang pemeran utama pria.

Dalam cerita ini, pemeran utama wanita (Varsha) dan pemeran utama pria (Regen) baru memasuki tahap awal dalam benang merah mereka. Pertemuan yang tidak terencana serta kisah cinta antar keduanya yang masih abu-abu mewarnai awal dwilogi dengan memberi mantra berupa rasa penasaran kepada para pembaca.

Tak hanya asal usul Tuan Kopi, sang pemeran utama bernama Regen yang menjadi satu satunya masalah yang dihadapi Nona Teh. Varsha yang memang digambarkan sebagai wanita di awal usia 30 tahun yang teguh, mandiri dan memiliki karir gemilang. 

Rentetan batu terus menerjang Varsha, mulai dari kepergian ibunya, omongan orang soal dirinya yang belum kurung menikah, keputusannya untuk akhirnya memakai hijab dan menutup aurat, sampai mengadopsi anak dari panti asuhan tanpa memiliki pasangan.

Buku ini mengajarkan kepada kita soal hidup seorang wanita karir yang walau terlihat sempurna diluar, selalu ada masalah yang ia berusaha tutupi dibalik senyuman. 

Dalam cerita ini sangat dideskripsikan beratnya hidup sebagai seorang perempuan, menjadikan para pembaca terutama yang memiliki kelamin sama turut paham akan situasi, karena realita dunia yang ada pun tidak jauh berbeda. 

Buku ini juga menyadarkan kita bahkan hubungan darah sebuah keluarga pun tidak dapat menghentikan bibir bibir gatal untuk mengomentari kelemahan seseorang.

Namun dari semua komplikasi masalah yang satu persatu dilalui Varsha dengan sabar, menuntunnya ke sebuah benang merah. Sebuah benang merah yang menghubungkan masa lalu misteri antara dirinya dan pria misterius bernama Regen. Regen seolah menjadi batu besar terakhir yang harus Varsha lewati, sebuah teka teki yang ia harus pecahkan sendiri. 

Regen adalah bos di tempat kerja Varsha yang baru, hubungan keduanya dibangun atas dasar kontrak kerja profesional sehingga cukup menyulitkan takdir mengikat keduanya, mengingat Varsha adalah wanita karir yang teguh, terhormat, dan tidak peka sedang Regen adalah ujung labirin yang sabar menunggu untuk dipecahkan oleh Varsha.

Cerita ini dikemas dengan rapi dan baik, sang penulis menggunakan bahasa semi formal dengan beberapa metafora sederhana. Terdapat penggunaan beberapa kata kata asing seperti bahasa Inggris dan Jerman yang sudah dimiringkan menurut aturan penulisan, serta tidak terdapat kesalah kata yang terlihat membuktikan kejelian sang editor maupun penulis. 

Konflik yang diangkat dalam buku ini pun banyak dirasakan terutama pada kaum wanita soal pandangan mata masyarakat, dijelaskan teliti soal bagaimana seorang wanita hebat seperti Varsha mengatasinya. Karakter disini sebagian besar sudah dewasa dan memiliki pikiran yang matang, sehingga pembaca tidak perlu gigit jari karena gemas akan masalah-masalah yang disuguhkan dalam buku ini.

Meskipun itu, buku ini terlalu fokus kepada kehidupan sehari hari Varsha, sang Nona Teh. Regen sebagai Tuan kopi yang sebenarnya, sayangnya baru dimunculkan di tengah cerita bersama kabut misteri yang masih belum tidak jelas penyelesaiannya.Hubungan antar keduanya masih sangat samar dalam buku pertama ini. 

Buku dwilogi memang sengaja dibuat misterius di bagian pertama untuk menarik perhatian pembaca agar mau membaca bagian kedua, namun dalam buku ini jalinan benang sang Tuan Kopi dan Nona Teh terlalu nihil sedangkan yang para pembaca inginkan sebenarnya adalah kisah sang Nona Teh dan Tuan Kopi sebagai inti.

Kesimpulannya, buku Nona Teh dan Tuan Kopi: Parak ini sangat direkomendasikan untuk dibeli dan dibaca dengan penuh penghayatan. Buku ini tidak memiliki adegan eksplisit, tetapi memang lebih direkomendasikan untuk orang dewasa agar bisa lebih memahami situasi keadaan soal realita dunia kerja dan hidup berkarir serta konflik batin yang terus menerjang kehidupan setelah usia 30 tahun, terutama bagi kaum wanita. 

Nona Teh dan Tuan Kopi: Parak memiliki banyak amanat yang dapat diambil, contohnya kesabaran luar biasa seorang Varsha dalam menghadapi berbagai cobaan hidupnya, dan ajaran bahwa kaum wanita ada baiknya selalu teguh dan kuat, tetap sabar walau belum mendapat pasangan, karena pria yang tepat akan datang pada saat dan tempat yang ditentukan takdir.

Varsha menangani masalah dengan dewasa, dan terus bercermin pada dirinya sendiri serta mendekatkan diri pada Tuhan untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik di keesokan harinya. 

Untuk para pembaca, ada baiknya menyiapkan segelas kopi atau teh dalam ukuran yang besar saat membaca buku ini, karena setelah menyelesaikan satu bab maka rasa adiktif akan menguasai alam pikiran hingga tak akan terasa jari sudah berada di lembar terakhir.

Selamat membaca awal dari dwilogi Nona Teh dan Tuan Kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun