Mohon tunggu...
Galuh Namora Ps
Galuh Namora Ps Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030080 - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Ambivert yang sedang belajar menulis "Take time to do what makes your soul happy."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Unik! Situs Sejarah "Batu Beranak", Menguak Mula Peradaban di Kota Dumai, Riau

5 Juni 2022   07:36 Diperbarui: 5 Juni 2022   07:43 2308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapura Selamat Datang Situs Batu Beranak dan Makam Syech Umar (sumber: riaumagz.com)

Setelah cukup banyak kemudian Syech Umar menyimpan batu-batu tersebut ke dalam tempayan (seperti kendil penampungan air) dan mengisinya dengan air hujan yang turun setiap malam jumat. Batu - batu inilah kemudian yang menjadi Situs "Batu Beranak". Dipercaya hingga saat ini batu tersebut jumlahnya tersebut bertambah, oleh sebab itu situs tersebut diberi nama "Batu Beranak".

Tempayan penyimpanan Batu Beranak (dok. Direktori Pariwisata Kota Dumai)
Tempayan penyimpanan Batu Beranak (dok. Direktori Pariwisata Kota Dumai)

Tempayan tempat disimpannya batu beranak tersebut sekarang berada di Wilayah komplek Makam Syech Umar yang berada di Jalan Syech Umar, Budi Kemuliaan, Kota Dumai. Tempat ini hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat kota Dumai. Lokasi komplek pemakaman ini juga dipinggir jalan dan tepat bersebelahan dengan Masjid Baiturrahman (setelah Jembatan Sungai Dumai).

Bangunan Makam Syech Umar berciri arsitektur Melayu yang khas. Pemerintah berupaya untuk tetap menjaga dan melestarikan salah satu cagar budaya dan situs bersejarah ini dengan membangun  sebuah bangunan gapura berwarna hijau dan kuning. 

Di sampingnya juga terdapat papan atau penanda berwarna oranye dilengkapi dengan ucapan selamat datang dan penjelasan singkat mengenai sejarah Makam Syech Umar. 

Kemudian untuk komplek Makam Syech Umar sendiri sudah ditambah bangunan makam dengan batu berbentuk rumah berwarna kuning. Disana terdapat juga kelambu berwarna biru yang biasa dibuka tutup oleh peziarah yang datang. Situs batu beranak sendiri diletakkan di permukaan makam dan diberi sebuah penyangga besi di bawahnya.

Situs bersejarah ini cukup populer baik di kalangan pengunjung dalam kota maupun luar kota. Tak hanya itu, banyak juga pengunjung yang berasal dari wilayah lain bahkan datang dari negara tetangga yakni Malaysia yang ingin melihat bukti sejarah peradaban dan proses penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Suluk terkenal, Syech Umar.

Syech Umar selama hidupnya juga sangat berjasa bagi pengembangan kota Dumai. Untuk, itu masyarakat berharap pemerintah berupaya untuk tetap menjaga situs sejarah ini demi menghormati jasa beliau.

Saat ini komplek Makam Syech Umar dirawat dan diurus oleh menantunya yang bernama Khalifah Yunus. Dalam komplek makam tersebut juga ada beberapa makam dari keluarga Syech Umar. 

Makam tersebut terdiri dari makam sang istri Syech Umar, kedua anaknya yakni Budin dan Siti Maimunah, dan satu cicit dari Syech Umar. Selain itu, kerabat dan sanak saudara dari keluarga Syech Umar masih tinggal di wilayah sekitar komplek pemakaman.

Bagi yang sedang berwisata ke kota Dumai dan ingin berziarah serta mengunjungi  situs sejarah ini sangat mudah sekali untuk mengakses tempat ini.  Tidak ada biaya untuk memasuki wilayah komplek ini. Hanya saja perlu izin dan menjaga tata krama yang sudah ditentukan selama berada di wilayah komplek makam Syech Umar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun