Mohon tunggu...
Galang Septianto
Galang Septianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya adalah Galang Septianto dengan NIM 43122010437 saya adalah mahasiswa dari kampus Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kasus Meikarta Pemikiran John Peter

28 Mei 2023   15:34 Diperbarui: 28 Mei 2023   15:36 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasi pemikiran John Peter dalam proyek Meikarta memiliki konsekuensi atau implikasi yang berpotensi mempengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa implikasi yang dapat timbul:

  1. Aspek Sosial:
    • Perubahan Demografi: Implementasi proyek Meikarta dapat menyebabkan perubahan demografi di wilayah sekitarnya. Kedatangan penduduk baru dapat memengaruhi dinamika sosial, seperti komposisi etnis, kebiasaan, dan nilai-nilai masyarakat setempat.
    • Perubahan Sosial-Ekonomi: Dengan adanya proyek pembangunan kota baru, akan terjadi perubahan dalam struktur sosial-ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini dapat memengaruhi pola pekerjaan, tingkat pendapatan, dan kesenjangan sosial yang mungkin muncul akibat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
    • Perubahan Infrastruktur Sosial: Proyek Meikarta juga berpotensi mengubah infrastruktur sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi di wilayah sekitarnya. Perlu dilakukan pemenuhan kebutuhan infrastruktur sosial yang memadai agar penduduk yang tinggal di wilayah tersebut dapat menikmati layanan yang memadai.
  2. Aspek Ekonomi:
    • Peningkatan Investasi: Implementasi proyek Meikarta diharapkan dapat menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan stimulus bagi sektor ekonomi terkait seperti konstruksi, perdagangan, dan jasa.
    • Dampak Perekonomian Lokal: Proyek Meikarta dapat memberikan dampak perekonomian lokal dengan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan atas barang dan jasa. Hal ini dapat memberikan peluang bagi pelaku usaha lokal untuk mengembangkan bisnis mereka.
    • Kemungkinan Ketimpangan Ekonomi: Namun, implementasi proyek Meikarta juga berpotensi menciptakan ketimpangan ekonomi jika manfaat ekonomi yang dihasilkan tidak dirasakan secara merata oleh masyarakat di sekitar proyek. Penting untuk memastikan bahwa pembangunan ini memberikan manfaat yang inklusif bagi masyarakat setempat.
  3. Aspek Lingkungan:
    • Penggunaan Sumber Daya Alam: Proyek Meikarta membutuhkan penggunaan sumber daya alam seperti tanah, air, dan energi. Penggunaan yang berlebihan atau tidak berkelanjutan dapat berdampak negatif pada lingkungan, termasuk degradasi tanah, penurunan kualitas air, dan peningkatan emisi gas rumah kaca.
    • Dampak Lingkungan Hidup: Pembangunan kota baru seperti Meikarta dapat menyebabkan perubahan dalam ekosistem lokal, hilangnya habitat, dan kerusakan lingkungan. Penting untuk memperhatikan upaya pemulihan dan mitigasi dampak lingkungan yang mungkin timbul.
    • Keberlanjutan Lingkungan: Dalam implementasi proyek Meikarta, perlu mempertimbangkan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan perlindungan lingkungan dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.

Penting untuk mengelola dan memitigasi konsekuensi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mungkin timbul dari implementasi proyek Meikarta. Langkah-langkah seperti partisipasi masyarakat, pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, pemantauan lingkungan, dan perencanaan yang matang dapat membantu meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat yang dihasilkan.

Konsep-konsep pemikiran John Peter dapat memiliki keterkaitan yang signifikan dengan keberhasilan atau kegagalan proyek Meikarta. Dalam konteks ini, kita akan mengevaluasi beberapa konsep yang relevan dan melihat bagaimana penerapannya mempengaruhi hasil proyek tersebut.

  1. Perencanaan yang Terintegrasi dan Komprehensif: Salah satu konsep yang diadvokasi oleh John Peter adalah perencanaan yang terintegrasi dan komprehensif. Konsep ini mencakup aspek pengembangan kota secara menyeluruh, termasuk aspek fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam konteks proyek Meikarta, keberhasilan atau kegagalan dapat dipengaruhi oleh sejauh mana perencanaan yang terintegrasi dan komprehensif dilakukan. Jika perencanaan hanya terfokus pada aspek fisik tanpa mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, maka proyek dapat menghadapi kesulitan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
  2. Partisipasi Masyarakat: Pemikiran John Peter mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan kota. Dalam konteks Meikarta, keberhasilan proyek dapat tergantung pada sejauh mana masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan, memberikan masukan, dan menyampaikan aspirasi mereka. Jika partisipasi masyarakat minim atau tidak diakomodasi dengan baik, hal ini dapat mengarah pada ketidakpuasan, resistensi, atau bahkan konflik yang dapat menghambat perkembangan proyek.
  3. Keberlanjutan Lingkungan: Pemikiran John Peter juga menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan dalam pengembangan kota. Dalam konteks Meikarta, keberhasilan proyek dapat bergantung pada sejauh mana aspek keberlanjutan lingkungan diterapkan. Jika proyek Meikarta tidak mempertimbangkan dan mengadopsi praktik ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang efektif, penggunaan energi terbarukan, dan perlindungan terhadap kawasan konservasi, maka proyek tersebut dapat menghadapi tantangan serius dalam jangka panjang, seperti dampak negatif terhadap ekosistem dan kualitas hidup masyarakat sekitar.
  4. Pengawasan dan Regulasi yang Ketat: Pemikiran John Peter menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi yang ketat dalam pengembangan kota. Dalam konteks Meikarta, keberhasilan atau kegagalan proyek dapat terkait dengan sejauh mana pengawasan dan regulasi diterapkan secara efektif. Jika pengawasan dan regulasi tidak memadai, proyek dapat rentan terhadap masalah korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, atau pelanggaran hukum lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif pada integritas proyek dan kepercayaan masyarakat.
  5. Kolaborasi antara Pemerintah dan Swasta: Pemikiran John Peter menggarisbawahi pentingnya kolaborasi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan kota. Dalam konteks Meikarta, keberhasilan proyek dapat tergantung pada sejauh mana kolaborasi tersebut terjalin. Jika kolaborasi antara pemerintah dan pengembang tidak efektif atau tidak seimbang, hal ini dapat mempengaruhi keseluruhan hasil proyek. Kolaborasi yang baik memastikan adanya kepentingan bersama, pembagian tanggung jawab yang jelas, dan sinergi dalam mencapai tujuan pembangunan kota mandiri.

Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan atau kegagalan proyek Meikarta bukanlah hasil tunggal dari penerapan konsep-konsep pemikiran John Peter. Terdapat faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hasil proyek, seperti kondisi ekonomi, regulasi pemerintah, dan faktor politik. Namun, konsep-konsep tersebut dapat memberikan panduan dan kerangka kerja yang berguna dalam memahami bagaimana pemikiran John Peter berkaitan dengan keberhasilan atau kegagalan proyek.

Dalam mengambil rekomendasi untuk pengembangan kota mandiri di masa depan, penting untuk mempertimbangkan pembelajaran dari kasus Meikarta. Beberapa alternatif atau rekomendasi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  1. Memperkuat Perencanaan yang Terintegrasi dan Komprehensif: Menerapkan pendekatan perencanaan yang menyeluruh yang mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Melibatkan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan memastikan adanya koordinasi yang baik antara berbagai sektor terkait.
  2. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan, penyampaian masukan, dan pemantauan proyek. Membangun mekanisme yang memungkinkan masyarakat untuk berkontribusi dalam proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi proyek.
  3. Memperhatikan Keberlanjutan Lingkungan: Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan dalam semua aspek pengembangan kota, termasuk pemilihan lokasi, desain bangunan, pengelolaan limbah, dan konservasi sumber daya alam. Mengadopsi praktik ramah lingkungan dan menerapkan standar yang ketat dalam pengelolaan lingkungan.
  4. Meningkatkan Pengawasan dan Regulasi: Memperkuat pengawasan dan regulasi yang ketat dalam pengembangan kota. Menerapkan mekanisme pengawasan yang efektif untuk memastikan kepatuhan terhadap standar etika, hukum, dan lingkungan. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek.
  5. Mendorong Kolaborasi yang Baik antara Pemerintah dan Swasta: Membangun kemitraan yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan kota. Memastikan adanya saling pengertian, kepentingan bersama, dan keterlibatan aktif dari kedua belah pihak. Mengupayakan kerjasama yang adil dan seimbang dalam pembagian risiko, tanggung jawab, dan manfaat proyek.

Rekomendasi tersebut harus dipertimbangkan dengan memperhatikan konteks lokal, regulasi yang berlaku, serta keterlibatan dan partisipasi semua pemangku kepentingan yang relevan. Selain itu, pembelajaran dari proyek Meikarta dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk menghindari kesalahan yang serupa di masa depan dan memastikan pengembangan kota mandiri yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Konsep dan prinsip-prinsip pemikiran John Peter dalam pembangunan kota mandiri memberikan landasan yang kuat dalam mengarahkan proses pengembangan kota yang berkelanjutan dan berdaya saing. Pemikiran ini mencakup sejumlah konsep penting yang berkaitan dengan tata kelola, keberlanjutan, inklusivitas, dan kemandirian. Berikut ini adalah konsep dan prinsip-prinsip utama yang terkait dengan pemikiran John Peter:

  1. Tata Kelola yang Baik: John Peter menekankan pentingnya tata kelola yang baik dalam pembangunan kota mandiri. Hal ini mencakup transparansi, akuntabilitas, partisipasi publik, dan pengambilan keputusan yang berkeadilan. Prinsip-prinsip tata kelola yang baik membantu memastikan bahwa kebijakan dan proses pembangunan kota melibatkan semua pemangku kepentingan secara adil dan efektif.
  2. Keberlanjutan Lingkungan: Prinsip keberlanjutan lingkungan menjadi pusat perhatian dalam pemikiran John Peter. Pembangunan kota mandiri harus memperhatikan pengelolaan sumber daya alam, mitigasi perubahan iklim, penggunaan energi yang efisien, dan pelestarian lingkungan. Konsep ini mendorong penggunaan teknologi hijau, desain ramah lingkungan, dan pengurangan dampak negatif terhadap ekosistem alam.
  3. Inklusivitas dan Keadilan Sosial: Pemikiran John Peter mendorong pembangunan kota mandiri yang inklusif dan berkeadilan sosial. Hal ini melibatkan peningkatan aksesibilitas, keadilan sosial, dan kesetaraan peluang bagi semua warga kota. Prinsip ini menggarisbawahi perlunya mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan akses yang adil terhadap layanan dasar, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan fasilitas publik.
  4. Kemandirian Ekonomi: Konsep kemandirian ekonomi menekankan pentingnya mengembangkan sektor ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan dalam pembangunan kota mandiri. John Peter memandang pentingnya diversifikasi ekonomi, pengembangan industri lokal, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Prinsip ini mendorong penciptaan lapangan kerja, pengembangan kewirausahaan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
  5. Infrastruktur yang Terpadu: Pemikiran John Peter menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur yang terpadu dalam pembangunan kota mandiri. Infrastruktur yang baik, seperti transportasi, energi, air bersih, sanitasi, dan telekomunikasi, menjadi dasar bagi kemajuan dan kelangsungan kota. Prinsip ini mendorong pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, efisien, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
  6. Inovasi dan Teknologi: Konsep inovasi dan teknologi menjadi pilar penting dalam pemikiran John Peter. Pemikiran ini mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas layanan dalam pembangunan kota. Prinsip inovasi dan teknologi mendorong pengembangan kota cerdas (smart city) yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kepada masyarakat.
  7. Partisipasi Masyarakat: John Peter menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan kota mandiri. Prinsip ini mengakui bahwa masyarakat adalah pihak yang paling berkepentingan dalam pengembangan kota dan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Partisipasi masyarakat dapat melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan proyek pembangunan.
  8. Kolaborasi dan Kemitraan: Pemikiran John Peter mendorong kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan lembaga lainnya dalam pembangunan kota mandiri. Prinsip ini mengakui bahwa tantangan pembangunan kota tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan kerjasama yang erat antara semua pemangku kepentingan. Kolaborasi dan kemitraan ini membantu memaksimalkan sumber daya, pengalaman, dan keahlian yang ada.

Pemikiran John Peter dalam pembangunan kota mandiri memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengarahkan proses pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing. Konsep dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh John Peter memperhatikan aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan tata kelola dalam pengembangan kota. Dengan menerapkan pemikiran ini, diharapkan pembangunan kota mandiri dapat berjalan secara efektif, memberikan manfaat bagi masyarakat, dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa alternatif atau rekomendasi yang dapat diambil berdasarkan analisis pemikiran John Peter dan kasus Meikarta untuk pengembangan kota mandiri di masa depan:

  1. Memperkuat Partisipasi Masyarakat: Pengembangan kota mandiri harus melibatkan partisipasi aktif dan inklusif dari masyarakat setempat. Dalam hal ini, pemerintah dan pengembang perlu mendorong partisipasi masyarakat sejak tahap perencanaan hingga implementasi proyek. Masyarakat harus diberikan kesempatan untuk memberikan masukan, menyampaikan aspirasi, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait proyek. Selain itu, mekanisme pemantauan dan evaluasi yang transparan juga perlu diterapkan untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat diakomodasi dalam pengembangan kota mandiri.
  2. Penerapan Prinsip Keberlanjutan Lingkungan: Pengembangan kota mandiri di masa depan harus mengutamakan prinsip keberlanjutan lingkungan. Hal ini meliputi pengelolaan yang baik terhadap sumber daya alam, pelestarian lingkungan, dan pengurangan dampak negatif terhadap ekosistem. Pengembang perlu mengadopsi praktik pembangunan yang ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang efektif, dan penghijauan kawasan. Selain itu, perlindungan terhadap kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati juga harus menjadi prioritas dalam pengembangan kota mandiri.
  3. Pengembangan Infrastruktur yang Terintegrasi: Penting bagi pengembang kota mandiri untuk merencanakan dan mengembangkan infrastruktur yang terintegrasi dengan baik. Infrastruktur yang efisien dan terhubung dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, memudahkan aksesibilitas, dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur yang harus dipertimbangkan meliputi jaringan transportasi, sarana air bersih dan sanitasi, sistem energi, serta teknologi informasi dan komunikasi. Dalam pengembangan infrastruktur, perlu diperhatikan aspek keberlanjutan, efisiensi energi, dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang berkelanjutan.
  4. Pengembangan Sektor Ekonomi yang Beragam: Pemikiran John Peter menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi dalam pengembangan kota mandiri. Oleh karena itu, pengembangan kota mandiri harus melibatkan diversifikasi sektor ekonomi. Bukan hanya mengandalkan satu sektor utama, namun mengembangkan beragam sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi ketimpangan ekonomi. Misalnya, pengembangan sektor industri, pariwisata, pertanian, dan pendidikan dapat menjadi alternatif untuk mencapai keberlanjutan ekonomi kota mandiri.
  5. Pemberdayaan Sumber Daya Lokal: Dalam pengembangan kota mandiri, pemberdayaan sumber daya lokal sangat penting. Hal ini meliputi pengembangan keterampilan dan kapasitas masyarakat setempat, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan penciptaan peluang usaha lokal. Pemerintah dan pengembang perlu melibatkan masyarakat lokal dalam program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kewirausahaan. Dengan memperkuat sumber daya manusia lokal, akan tercipta kemandirian ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
  6. Pengawasan dan Regulasi yang Ketat: Kasus Meikarta menunjukkan pentingnya pengawasan dan regulasi yang ketat dalam pengembangan kota mandiri. Pemerintah harus menerapkan kebijakan yang jelas dan memastikan kepatuhan pengembang terhadap standar etika, hukum, dan lingkungan. Selain itu, pengawasan yang efektif dan transparan perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan praktek ilegal lainnya. Dalam hal ini, pelibatan lembaga pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat sipil dalam pengawasan menjadi penting untuk menjaga akuntabilitas dan integritas dalam pengembangan kota mandiri.
  7. Kolaborasi antara Pemerintah, Masyarakat, dan Pelaku Industri: Keberhasilan pengembangan kota mandiri tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri. Pemerintah perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi, memberikan kepastian hukum, dan memfasilitasi kerjasama antara sektor publik dan swasta. Pelaku industri harus bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta terlibat aktif dalam pembangunan kota mandiri. Masyarakat harus aktif berperan dalam pengambilan keputusan dan melibatkan diri dalam upaya pembangunan.

Dalam mengembangkan kota mandiri di masa depan, perlu dipahami bahwa setiap kota memiliki konteks dan tantangan yang berbeda. Oleh karena itu, rekomendasi di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik setiap kota. Penting untuk melibatkan berbagai pihak yang terkait dalam proses perencanaan dan implementasi, serta melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa pengembangan kota mandiri berjalan dengan baik dan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi masyarakat.

Keterkaitan antara konsep-konsep pemikiran John Peter dan keberhasilan atau kegagalan proyek Meikarta dapat dilihat dari perspektif pengaplikasian prinsip-prinsip dalam perencanaan, pelaksanaan, dan hasil akhir proyek tersebut. Meskipun proyek Meikarta memiliki tujuan yang sejalan dengan konsep-konsep pemikiran John Peter, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengevaluasi keterkaitannya dengan keberhasilan atau kegagalan proyek tersebut. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat dianalisis:

  1. Tata Kelola yang Baik: Salah satu konsep utama dalam pemikiran John Peter adalah tata kelola yang baik. Konsep ini mencakup transparansi, akuntabilitas, partisipasi publik, dan pengambilan keputusan yang berkeadilan. Dalam konteks proyek Meikarta, tata kelola yang baik menjadi penting dalam mengelola berbagai aspek perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan proyek. Keberhasilan proyek Meikarta dapat dikaitkan dengan kemampuan pihak terkait untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam mengelola proyek secara efektif dan memberikan keuntungan kepada masyarakat. Sebaliknya, jika terdapat kegagalan dalam aspek tata kelola, misalnya kurangnya transparansi atau kurangnya partisipasi publik, hal ini dapat menyebabkan keraguan dan ketidakpercayaan terhadap proyek, yang berpotensi menghambat keberhasilannya.
  2. Keberlanjutan Lingkungan: Prinsip keberlanjutan lingkungan menjadi faktor penting dalam mengevaluasi keberhasilan proyek Meikarta. Konsep ini menekankan perlunya pengelolaan sumber daya alam, pelestarian lingkungan, dan mitigasi perubahan iklim. Keberhasilan proyek Meikarta dapat dinilai dari upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti penggunaan teknologi hijau, pemanfaatan energi terbarukan, pengelolaan air, dan pengurangan emisi. Jika proyek Meikarta berhasil memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dengan baik, maka hal ini dapat meningkatkan keberhasilan proyek dan mendukung tujuan pembangunan kota mandiri yang berkelanjutan.
  3. Inklusivitas dan Keadilan Sosial: Konsep inklusivitas dan keadilan sosial merupakan aspek penting dalam pemikiran John Peter. Prinsip ini menekankan pentingnya memberikan akses dan kesempatan yang adil kepada semua warga kota, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka. Dalam konteks proyek Meikarta, keberhasilan dapat dinilai dari sejauh mana proyek tersebut mampu menciptakan lapangan kerja, memberikan akses terhadap perumahan yang terjangkau, dan memperhatikan kepentingan masyarakat lokal. Jika proyek Meikarta mampu menciptakan manfaat sosial yang inklusif dan merata, maka hal ini dapat dianggap sebagai keberhasilan dalam implementasi konsep inklusivitas dan keadilan sosial.
  4. Pemberdayaan Ekonomi: Pemikiran John Peter juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan kota mandiri. Prinsip ini mencakup pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja, pengembangan industri, dan peningkatan kualitas hidup ekonomi masyarakat. Dalam konteks proyek Meikarta, keberhasilan dapat dinilai dari sejauh mana proyek tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup ekonomi masyarakat sekitar. Jika proyek Meikarta berhasil dalam memberdayakan ekonomi secara berkelanjutan, maka hal ini dapat dikaitkan dengan konsep pemberdayaan ekonomi yang diusulkan oleh John Peter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun