Mohon tunggu...
Healthy

Pilih Kapsul Biru atau Merah?

7 September 2017   18:08 Diperbarui: 7 September 2017   18:32 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Februari dan Agustus merupakan dua bulan yang telah identik dengan program suplementasi vitamin A. Pada dua bulan tersebut, pemerintah mencanangkan suatu program yang dikenal sebagai bulan pemberian vitamin A, dimana balita akan diberikan suplementasi vitamin A secara gratis sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Namun hingga kini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui hal tersebut dan belum mengetahui urgensi pelaksanaan program tersebut.1

         Sejak tahun 1960an pemerintah sudah mulai merintis program untuk menanggulangi kekurangan vitamin A, program ini sudah berjalan secara efektif sejak tahun 1970an hingga Indonesia mendapat penghargaan Helen Keller Trophy pada tahun 1992 atas keberhasilan penanggulangan masalah defisiensi vitamin A.1 Namun sejak tahun 1997, kasus defisiensi vitamin A seperti Xeropthalmia,kembali mencuat. Isu ini pun kembali menjadi hangat dan perhatian berbagai pelaku pelayanan kesehatan.2

          Program pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus pada balita dan ibu nifas sudah mulai dicanangkan pemerintah sejak tahun  1991. Program ini juga sejalan dengan Rencana Nasional Jangka Menengah(RPJMN)  2015-2019 yang salah satunya adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Indikator yang ingin dicapai adalah peningkatan status gizi ibu dan anak, menurunnya angka kematian dan kesakitan serta adanya peran serta masyarakat untuk mewujudkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.1

            Kurang vitamin A (KVA) merupakan salah satu dari 4 masalah gizi yang sedang dihadapi Indonesia. Ketiga masalah lain adalah kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi (AGB) dan gangguan akibat kurang yodium (GKY). Permasalahan vitamin A, zat besi dan yodium sering disebut sebagai permasalahan gizi mikro. Tubuh memerlukan zat-zat tersebut dalam jumlah yang sedikit, namun bila tidak terpenuhi maka akan muncul berbagai masalah kesehatan. Permasalahan kesehatan tersebut juga muncul secara lambat dan seringkali tidak disadari oleh sang penderita sehingga dikenal sebagai kelaparan tersembunyi (hidden hunger).2

Manfaat pemberian Vitamin A

            Vitamin A merupakan suatu vitamin yang esensial bagi tubuh manusia, vitamin ini perlu didapatkan melalui makanan dikarenakan tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin ini. Beberapa makanan yang mengandung vitamin A antara lain makanan hewani seperti daging sapi, ayam, telur, ikan dan berbagai buah dan sayur dengan warna terang seperti tomat, wortel dan pisang.3

            Vitamin A penting untuk menjaga kesehatan mata, reproduksi, pertumbuhan dan menjaga kekebalan tubuh. Seluruh manfaat tersebut tentu sangat dibutuhkan bagi anak-anak terutama balita dan ibu yang baru saja melahirkan/ sedang menyusui. Anak yang mendapat suplementasi vitamin A menunjukkan angka kesakitan yang lebih rendah terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare dan penyakit infeksi lainnya. Angka kebutaan pada anak yang mendapat suplementasi vitamin A juga lebih rendah. Suatu penelitian tahun 2011 di Pakistan menyebutkan bahwa suplementasi vitamin A dapat menurunkan angka kematian anak usia 5-59 bulan sebesar 20% terhadap penyakit infeksi.3

            Sebaliknya, anak dengan kekurangan vitamin A akan lebih mudah terkena penyakit infeksi seperti infeksi saluran nafas, campak dan diare akibat sistem kekebalan tubuh yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian vitamin A dapat berdampak besar pada kelangsungan hidup, kesehatan dan perkembangan seorang anak.4

            Seringkali kondisi KVA terjadi pada anak dengan kondisi kurang energi protein (KEP) dan gizi buruk. Hal ini tentu berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu masyarakat, dimana masyarakat dengan penghasilan kurang akan cenderung mengalami kekurangan gizi. Namun tidak menutup kemungkinan KVA terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup, hal ini seringkali terjadi akibat pengetahuan yang kurang mengenai gizi terutama pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi yang cukup.2

Pelaksanaan bulan Vitamin A5

                 Tiap bulan Februari dan Agustus akan dilaksanakan pemberian Vitamin A di tempat pelayanan kesehatan seperti Posyandu, rumah sakit, Polindes (pondok bersalin desa) hingga sekolah TK dan PAUD. Sasaran utama program ini adalah balita usia 6-59 bulan. Vitamin A yang diberikan merupakan vitamin A dosis tinggi. Terdapat 2 jenis vit A yang diberikan yaitu pil yang berwarna biru atau merah. Pil yang berwarna biru (100.000 IU) diberikan untuk bayi usia 6 sampai dengan 11 bulan, sedangkan pil yang berwarna merah (200.000 IU) diberikan untuk usia 12 sampai dengan 59 bulan.

                 Pemberian vitamin A dosis tinggi diberikan secara serentak di seluruh provinsi Indonesia pada kedua bulan tersebut bagi balita usia 6-59 bulan. Tenaga kesehatan yang melaksanakan program ini antara lain dokter, bidan, perawat, ahli gizi, ataupun kader kesehatan yang telah diberikan pelatihan.

               Berdasarkan RISKESDAS tahun 2013, cakupan pemberian vitamin A mengalami peningkatan dari 71,5% (2007) menjadi 75,5 % (2013). Persentase anak umur 6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A dalam enam bulan terakhir tertinggi di Nusa Tenggara Barat (89,2%) dan terendah di Sumatera Utara (52,3%). Berdasarkan data tersebut dapat terlihat adanya kesenjangan cakupan pemberian vitamin A di berbagai provinsi di Indonesia. Hal ini dapat dikarenakan akses ke fasilitas kesehatan yang sulit, kurangnya pengetahuan mengenai adanya program pemberian vitamin A ataupun belum adanya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program ini.6

            Demi terlaksana program ini secara efektif, diperlukan keseriusan seluruh pihak mulai dari pihak pemerintah, swasta hingga kader-kader kesehatan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan program ini, mulai dari perencanaan yang baik, sosialisasi, distribusi hingga proses pelaksanaannya. Dengan kerja sama yang sinergis antara berbagai pihak dan kegiatan sosialisasi yang masif mengenai program ini, diharapkan pemberian vitamin A dapat tersebar merata di seluruh provinsi. Terlebih program ini sudah diberikan secara gratis bagi masyarakat, yang diperlukan adalah kesadaran masyarakat untuk membawa balita ke tempat pelayanan kesehatan guna mendapat suplementasi vitamin A.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun