Mohon tunggu...
kusnun daroini
kusnun daroini Mohon Tunggu... Petani - Pemerhati sosial politik dan kebudayaan dan sosial wolker

Pemerhati / penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyingkap Misteri "Cinta" dalam Keluarga

5 Maret 2018   00:14 Diperbarui: 7 Maret 2018   12:12 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian tersebut betul-betul menggoncang dan membikin heboh banyak orang, lebih-lebih menimpa pada keluarga kami karena lagi menjalani hajatan besar pernikahan. Mendadak atmosfer perasaan seluruh famili dan handai taulan seperti diaduk-aduk antara suka dan duka. Tak terbayangkan sebuah acara yang diimpikan sejak lama akan berujung kebahagian, berubah total menjadi prahara.

Pada saat dan setelah kejadian tersebut saya hanya berfikir bagaiman kondisi sang istri tercinta. Keterkagetan dan shock berat langsung menerpanya. Namun akhirnya iapun bergegas pulih dan bangkit setelah mendengar saya selamat dan tidak ada luka sedikitpun.

Pasca peristiwa tersebut saya merasakan frekwensi perasaan kedekatan batiniah yang tak bisa diulas dengan kata kata. Istri saya hanya satu yang tidak terlupakan yaitu rasa syukur yang luar biasa terus mengalir deras tercurah pada sang kholiq. Sehingga semakin menebalkan rasa kasih-sayang yang terus mengalir pantang surut.

Slot kisah kedua 

Haripun berlalu tanpa harus memberi tahu bagi insan yang terus bergumul dengan waktu. Kamipun akhirnya memutuskan untuk  terus berlabuh menapaki waktu demi waktu. Tibalah sebuah keputusan diantara kamu berdua untuk merapat kekota kelahiran istri tercinta yaitu tepatnya  di Magelang.

Sampai dua tahun berjalan kemudian kami diberi sebuah kebahagian tak terhingga dengan lahirnya sibuah hati. Kalahiran anak kami yang pertama inilah yang semakin menguatkan langkah-langkah kami depan. Kelahiran sang anak selain sebagai anugerah yang tak terhingga, juga semakin menegaskan status rumah tangga yang kami jalani  semakin kokoh dan mantap karena telah dberi amanah dan tanggung jawab yang tidak ringan. Sehingga yang terpikir kami berdua selanjutnya adalah bagaimana membesarkan si buah hati tercinta tersebut.

Pada sebuah keputusan akhirnya kami harus kembali ke kota kelahiran saya yang kedua yaitu di kota Kediri. Dengan sebuah pertimbangan mendasar bahwa di kota inilah beberapa kolega serta jaringan pertemanan dan beberapa sahabat yang dahulu pernah sama-sama dibangku kuliah masih bertahan sebagai pilihan sandaran berkeluarga.  

Kota yang sempat memberi warna tersendiri bagi saya untuk mengembangkan  cara pandang,sikap karakter sekaligus belajar memahami hakekat hidup dan perjuangan. Kesadaran inilah yang mengilhami dan menuntut saya untuk berkomitmen pada pembelaan  manusia atas nama cinta bersama-sama kawan seperjuangan kala itu.

Namun kehadiran saya yang kedua pada kota tua ini beserta keluarga tidak serta merta melebur pada dunia idealisme seperti tempoe deloe. Saya mengambil posisi dipinggiran sembari bekerja lumrahnya seorang bapak yang yang menjadi tumpuan istri dan anak-anaknya.

Sekian profesi sengaja saya tempuh sebagai upaya survival keluarga. Karena dalam hidup untuk menghidupi keluarga saya selalu mengaca dari orang yang berupaya menafkahi keluarga dengan pintu-pintu rejeki yang dipastikan kehalalannya.

Pilihan profesi yang sesuai dengan kaidah tersebut otomatis adalah masuk dalam dunia perdagangan. Selain bersifat bebas dan mandiri, pilihan dagang juga mengacu pada profesi Rosulullah sendiri yang menjadikan dagang sebagai usaha ekonomi yang riil dan tidak subhat (diragukan keabsahanya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun