Mohon tunggu...
kusnun daroini
kusnun daroini Mohon Tunggu... Petani - Pemerhati sosial politik dan kebudayaan dan sosial wolker

Pemerhati / penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Budi, Dilan, dan Kartu Kuning Jokowi, Potret Generasi yang Terlahir "Aborsif"

20 Februari 2018   06:59 Diperbarui: 21 Februari 2018   13:58 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: businessinsider.sg

Menurut penulis tidak ada yang istimewa dari aksi nekadnya seorang zaadittaqwa. Hanyalah ketepatan momentum peristiwanya dan gorengan media yang kemudian menjadikan ulah ketua BEM UI tersebut menjadi trending topik hingga sekarang.

Labih-lebih ketika kelompok kontra terhadaap Jokowi maka akan menjadi angin segar untuk ikut meramaikan tariannya issu tersebut untuk dijadikan pintu masuk bagi kritik yang lebih luas terhadap kinerja Presiden Jokowi.

Sehingga cukup menggelikan ketika sekelas Amin Rois yang konon dijuluki salah satu tokoh reformasi juga ikut-ikutan menanggapi dengan narasi dialektika yang tidak cerdas dan kekanak-kanakan. Tokoh inipun juga tidak ketinggalan menyemprit Jokowi sembari menyerankan untuk memberikan kartu Merah terhadap kinerja Jokowi selama tiga tahun terakhir.

Makhlum akhirnya si zaadit terperangkap dalam pesona populeritas bak sleberitis dan artis dadakan. Bukannya menjadi sebuah titik picu yang memancing bentuk aksi pemikiran kritis yang berdampak pada dunia pergerakan Mahasiswa..

Ulah si zaadit akhirnya berhenti pada ratting populeritas didunia medsos. Apalagi setelah berita tersebut diendus dan diolah oleh Mata najwa sebagai barometer viral tidaknya sebuah berita. sempurnalah bahwa ia  kemudian terkotak dalam "pelukan manja" mata najwa.

Lebih jauh jika model euforia dan genitnya berita tentang aksi kartu kuning Jokowi diletakkan sebagai kritik pada penguasa akan terasa hambar dan tidak signifikan.

Selebihnya, aksi personal tersebut sedikitpun tidak mampu menembus keranah perdebatan pemikiran serius dan subtansial. padahal idealnya jika membicarakan gerakan mahasiswa dalam sejarah peergolakan bangsa maka kita seharusnya disuguhkan satu bentuk gelombang gerakan Pemikiran dan pencerahan terhadap buntunya sistem ekonomi Pemerintah serta memberikan angin segar bagi perubahan perekonomian politik mayoritas rakyat jelata.

Gerakan Pemikiran Mahasiswa seharusnya masuk keranah kritik oto-kritik terhadap haluan paradigma Politik ekonomi yang cenderung dan condong mengarah pada kuasa  korporatisme ekonomi yang pro pasar. Karena senyatanya ruang ekonomi mayoritas rakyat selalu kalah bertarung dalam kaidah pasar bebas.

Padahal teori ekonomi yang dikembangkan sebagai program  Pemerintah sudah saatnya menerepkan konsep kedaulatan ekonomi kerakyatan yang totalitas.Yaitu  Perubahan ekonomi yang bertitik tumpu pada mendayagunakan potensi kemandirian dan kekuatan sosial ekonomi Politik kerakyatan. Cara pandang  ini lebih dikenal dengan konsep aglomerasi yaitu sebuah upaya yang menjadikan rakyat menjadi "pemain utama dan sobyek dari pengembangan strategis ekonomi bangsa.

Pada konteks inilah seharusnya Blok politik independen Mahasiswa masuk menjadi kekuatan penyeimbang  dengan terus menyuarakan geliat penderitaan ekonomi dalam spketrum idiologi ekonomi pro kerakyatan. Selain melakukan resistensi kritik wacana sambil melakukan networking  kesemua organ Pergerakan  Mahasiswa dilevel nasional untuk melakukan pembelaan dan pendidikan politik ditingkat rakyat jelata.

Jika realitas empiris kondisi ekonomi rakyat dijadikan pintu masuk oleh gerakan mahasiswa maka tidak menutup kemungkinan ruang oposisi yang hari ini masih " kosong" akan menjadi momentum strategis untuk mengembalikan eksistensi gerakan Mahasiswa yang sudah lama terpuruk dan mati  suri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun