Mohon tunggu...
kusnun daroini
kusnun daroini Mohon Tunggu... Petani - Pemerhati sosial politik dan kebudayaan dan sosial wolker

Pemerhati / penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Macet! Perlukah "Referendum" Warga Kota, untuk Menyelamatkan Jakarta?

9 November 2017   21:01 Diperbarui: 14 November 2017   16:16 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menciptakan "tol bergerak" adalah sebuah keniscayaan. Ide tol bergerak ini bukan pada pengertian kita membangun fly over atau jalan layang dengan proyek beton yang terpancang disetiap ruas jalan seperti yang sudah umum kita lihat. Penggambarannya adalah bentuk transportasi  seperti kereta dengan ukuran besar dan  berkaki tinggi dibantu dengan dua rel paralel kanan kiri disetiap ruas jalan. 

Wujud transportasi ini ketika bergerak maka badan tubuhnya  akan berada persis diatas badan jalan dengan roda-roda yang berkaki panjang berada dikanan-kiri ruas jalan. Jadi ketika bergerak selintas ia akan mirip seperti  MRT Raksasa yang bergerak mengangkangi diatas jalan raya yang dilintasinya. Dibilang MRT Raksasa karena bentuk tubuhnya adalah selebar jalan raya. Dan dia punya kaki-kaki setinggi ukuran jalan tol yang  nyambung dengan roda seperti kereta api.

Mari kita komparasikan tingkat  efektifitasnya MRT Raksasa dengan transportassi lainnya dari semua sisi. Pertama MRT Raksasa ini tidak perlu lagi melakukan aksi sepihak pemerintah untuk melakukan pembebasan tanah yang berujung pada konflik struktural antara rakyat dengan aparat.Karena keberadaannya dan pergerakannya sistem ini secara fisik akan melintas diatas jalan raya yang sudah ada.

Kedua sarana dan sarana fisiknya tidak harus permanen. Jadi proses pembangunannya tidak seperti jalan tol dan tol layang yang selalu menyita ruang publik. Karena posisi bergeraknya diatas badan jalan dengan kaki-kaki dipinggir ruas jalan, maka MRT raksasa ini hanya membutuhkan sedikit lahan untuk membangun dua rel paralel diluar bahu jalan memanjang sepanjang jalan yang dibangunya tersebut.

Ketiga dengan melihat besarnya badan MRT yaitu seukuran lebar jalan yang dikangkanginya otomatis akan menampung ratusan bahkan ribuan penumpang. Masalah ukuran panjangnya sesuai kebutuhan, mau dibikin seukuran bus atau bahkan lima kali panjang ukuran bus yang sudah adapun juga bisa. Tergantung selera. Keempat adalah terkait dengan biaya pengadaan MRT raksasa ini bisa dibilang lebih murah karena hanya membutuhkan tiga hal pokok meliputi dua rel paralel kanan-kiri, bodi, dan mesin beserta spare part. Hanya masalah bodi dari badan kereta memang harus besar karena lebarnya harus seukuran jalan raya yang akan dilintasi diatasnya.       

Berbaga tawaran diatas paling tidak mampu menjadi titik cerah dari sekian kebuntuan yang terus mendera Kota Jakarta. Karena tidak ada kata "macet" jika diantara kita berani terbuka dan  berkomitmen "sepenuh hati" untuk menyelamatkan Ibu Kota tercinta dari bahaya kelumpuhan.   Salam.

  •  
  • Galih sukma (Magelang, 09 November 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun