Mohon tunggu...
Galih Dwi Wantoko
Galih Dwi Wantoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030105 UIN Sunan Kalijaga

Saya adalah seorang mahasiswa semester 2

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

WAMUMA: Lokal Brand Rintisan yang Mengekspresikan Sedih-Bahagianya Kehidupan Kawula Muda

23 Juni 2024   14:18 Diperbarui: 23 Juni 2024   14:48 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi (Ahmad Syams, Pengembang Wamuma Apparel)

Kedua, Membangun relasi dengan banyak orang. Jalinan pertemanan yang baik dan banyak menjadi solusi dari berbagai masalah. Support sudah pasti, kerja sama juga menjadi lebih mudah, dan menjadi ladang berkah. Awal mula perjuangan Wamuma didukung oleh teman- teman Syams yang membantu mengiklankan karya produk kaosnya. Wamuma melakukan kerja sama dengan pelaku industri kreatif yang berbeda bidang. Pada bidang musik, Wamuma pernah berkolaborasi dengan seorang rapper dalam mengerjakan video klip sebuah lagu. Wamuma juga pernah menggarap kaos pemuda kampung.

Dokumen Pribadi (Artikel Wamuma spesial untuk pemuda kampung)
Dokumen Pribadi (Artikel Wamuma spesial untuk pemuda kampung)

Ketiga, Dinamis dalam mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan teknologi yang pesat bagaikan pisau bermata dua yang dapat berguna atau bahkan membahayakan. Mempergunakan perkembangan teknologi sebagai alat penunjang usaha menjadi hal positif. Lewat teknologi, Wamuma dapat efektif dalam mengkampanyekan dam memperkenalkan produknya.

Keempat, Membangun kedekatan dengan konsumen. Perlu diperhatikan dalam pelayanan terhadap konsumen, dimana konsumen adalah seorang yang perlu dipenuhi kepuasanya. Salah satu caranya membuat konsumen seperti dispesialkan. Wamuma secara khusus menangani konsumen, contohnya dalam packaging produk. Wamuma melakukan pembungkusan produk dengan box yang dibuat secara manual, sehingga setiap konsumen mendapatkan rasa authentic yang berbeda- beda.

Kelima, Mengevaluasi produk dan pelayanan terhadap konsumen. Fase terakhir dalam mengelola sebuah brand, yaitu mengevaluasinya. Dimana letak kurangnya sebuah produk dan layanan yang diberikan. Dengan evaluasi yang telah dilakukan dapat mengungkap langkah apa yang akan diambil untuk arah kemajuan sebuah merek. Wamuma melakoni tahapan evaluasi yang dilakukan beberapa periode sekali. Pada media sosial Wamuma, pada beberapa waktu membuat story opsi pilihan  yang membantu mengungkap kepuasan konsumen.

Selain itu dalam hal persaingan produk di Indonesia, merek lokal mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sehingga banyak bermunculan UMKM dalam industri persandangan. Menghadapi permasalahan tersebut, Wamuma memiliki jalanya sendiri. Wamuma menganggap persaingan bukanlah permasalahan, tetapi sebuah kompetisi yang berlomba- lomba mendapatkan hati khalayak konsumen. Padahal tidak hanya persaingan antar merk lokal yang menjadi tantangan.

Merk manca negara juga menjadi tantangan yang kompetitor merek lokal. Ditambah lagi, sekarang perniagaan pakaian bekas sedang menjamur dimana- mana yang menawarkan sandangan branded tapi dengan harga yang murah. Syams menyatakan bahwa setiap industri memiliki penikmat atau pangsa pasar yang berbeda beda. Jadi hal ini bukanlah masalah yang serius bahkan brand luar negeri dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan produk. Bagaimana penjahitanya, pensablonannya, format ukuranya, dan hal- hal baru lainya.

Salah satu artikel Wamuma berjudul "Paradise" dari Wamuma. Sepintas artikel kaos Wamuma yang satu ini mengangkat tentang keindahan alam di Papua. Namun dibalik itu terdapat makna yang mendalam. Syams menjelaskan "Paradise memiliki arti surga, tempat yang dianggap indah oleh manusia walaupun manusia belum pernah merasakan pergi ke surga. Jadi manusia hanya yakin bahwa surga itu sangat indah. Kemudian keyakinan itu diimplementasikan dalam kehidupan nyata, jika apa yang kita lakukan kedepan dengan yakin pasti menjadi momen yang indah layaknya surga."

Wamuma Apparel berjudul
Wamuma Apparel berjudul "Paradise" 

Dalam artikel Paradise tersebut terpampang jelas, bagaimana design Wamuma yang mengkombinasikan nilai seni dengan kearifan lokal di Papua. Logo Wamuma pada kaos tersebut memberi kesan tradisional papua. Dimana logonya bermotif geometris seperti ornamen khas Papua. Dengan keunikanya tersebut, Wamuma menjadi memiliki ciri khas tersendiri.

Pencapaian yang sangat berkesan bagi Syams dengan Wamuma- nya yaitu ketika mendapatkan konsumen dari luar pulau jawa. Macam Papua dan Aceh. Seorang konsumennya yang berasal dari Papua rela membeli produk Wamuma yang harganya 60 ribu dan ongkirnya lebih mahal yaitu 140 ribu. Hal itu menunjukan bahwa setiap merek memiliki peminat dan pangsa pasarnya sendiri- sendiri seperti yang dikatakan Syams sebelumnya.

Mungkin sulit menghadapi berbagai cobaan di bidang bisnis, tetapi akan lebih sulit lagi jika tidak ada keberanian memulai usaha. "Mulai aja dulu", kalimat singkat yang dipesankan Syam kepada anak- anak muda. Apalagi kepada generasi z yang katanya kreatif. Jadi selalu semangat dan jangan takut untuk mengembangkan dan mengasah bakat keahlian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun