Mohon tunggu...
Galih Deornay
Galih Deornay Mohon Tunggu... Mahasiswa - i am a student of international relations, international issues and applied theory in international relations studies is getting me addicted to why and what the world is constructed today. more than that, I am a baby learning to walk in my mother's arms.

"Bukan untuk sekolah saya hidup, tetapi untuk hidup saya sekolah."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Afghanistan; Taliban Regime and The Humanitarian Crisis, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

26 Maret 2022   00:28 Diperbarui: 26 Maret 2022   00:49 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kondisi Afghanistan saat ini, tidak terlepas dari campur tangan asing sebut saja Amerika. selain itu, pembekuan aset Afghanistan diluar negeri yang bernilai jutaan dolar, mendorong terciptanya krisis kemanusian itu sendiri. Amerika adalah salah satu negara yang turut serta melakukan pembekuan aset tersebut. Saya pikir, seharusnya Amerika perlu bertanggung jawab atas situasi yang terjadi di Afghanistan saat ini, bukan malah makin memperburuk keadaan pasca meninggalkan Afghanistan tahun lalu. Pembekuan aset tersebut, sebenarnya dilatarbelakangi atas bentuk ketidaksukaan Amerika terhadap Taliban. Namun, sikap yang diambil malah melibatkan masyarakat Afghanistan yang sebenarnya bukan bagian dari Taliban itu. Hal ini kemudian menjadi miris dan lucu menurut saya, tetapi begitulah kondisi politik global saat ini.

Jika media CNN mampu mempengaruhi kebijakn Amerika di Somalia mengenai kelaparan, mengapa Al Jazeera dan media di Timur tengah lainya tidak mampu melakukan hal yang sama seperti CNN? Akan menjadi sulit jika kita menganalisanya dari pendekatan ekonomi-politik, organisasi media dll-. Saya pikir akan menjadi sia-sia jika media itu tidak dapat dipengaruhi oleh sebuah Rezim.

Selain itu, krisis kemanusian di Afghanistan terus mengalami pelonjakan yang tak tahu kapan harus berakhir. Bantuan kemanusian dari negara lain menjadi terhambat dan tidak efektif, karena pada dasarnya sebuah negara tidak dapat mengirim bantuan kemusian secara langsung ke Afghanistan jika negara tersebut belum mengakui Taliban sebagi pemerintahan yang sah saat ini. Oleh karena itu, kita perlu sebuah wadah perantara sebut saja lembaga INGO, organisasi kerjasama islam (OKI), sebagi media penyambung tangan dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan di Afghanistan. Dengan cara apa? OKI perlu membangun kantor cabang di Doha sebagai perantara yang kita sebut tadi. Karena pada dasarnya Afghanistan merupakan bagian dari OKI itu sendiri. Terlepas dari peran OKI, masyarakat Internasional perlu menyeruhkan akan ketidak adilan dalam pembekuan aset tersebut. Masyarakat internasional perlu mendorong lembaga inernasional seperti PBB, untuk kembali mendorong pembukaan aset Afghanistan yang dibekukan di luar negeri. Dengan demikian dana tersebut dapat digunakan untuk pembanguna kembali negaranya pasca konflik dan perang selam dua dekade terakhir yang berdampak pada human crisis.

Literatur;

BBC Indonesia. 2021. Afghanistan: Apa perbedaan Taliban, al-Qaeda, dan ISIS?. https://www.bbc.com/indonesia/majalah-58417924, diakses pada 25/3/2022.

https://youtu.be/ncEZSjKse98, WAWANCARA EKSKLUSIF: Juru Bicara Taliban. Diakses pada 25/3/2022.

Jafar M. Sidik. Menyelamatkan Afghanistan dari Krisis Kemanusian. https://www.antaranews.com/berita/2595237/menyelamatkan-afghanistan-dari-krisis-kemanusiaan, diakses pada 24/3/2022.

VOA Indonesia. 2022. Krisis Kelaparan dan Kemiskinan di Afghanistan Makin Memprihatinkan. https://www.voaindonesia.com/, diakses pada 25/32022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun