Mohon tunggu...
Galih Annisa
Galih Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia | Freelance Event Organizer | Private Teacher

HI! Let me introduce myself, my name is Galih Annisa, I live in Bandung, I majored in Communication Science at Universitas Komputer Indonesia, i want to have broad opportunities to keep up with current developments with communication. thank u and nice to meet u.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Labirin Rasa dan Aroma

16 Januari 2024   12:37 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bangunan Kayu dengan suara gemerisik daun yang bergesekan dan bau harum teh memenuhi ruangan itu. Cahaya pelan-pelan mulai menyinari interior toko teh yang dipenuhi dengan warna-warni kemasan teh yang tersusun rapi di rak-rak. Di sudut jendela toko, ada meja kayu kecil dengan dua kursi di sekelilingnya.

Harmoni, seorang penulis muda berwajah cerah, memasuki toko dengan langkah ragu. Dia menghirup aroma teh yang khas sambil melihat-lihat sekeliling. Di sisi lain, Alden, seorang musisi yang berwibawa, duduk dengan tenang di sudut toko, menikmati secangkir teh.

Harmoni: "Aroma yang luar biasa!" (dengan mata yang menutup dan sambil mengikuti aroma itu berasal).

(prakkk! tak sengaja dia menyenggol meja yang berada tepat dihadapannya)

Harmoni: "Astaga! maaf - maaf,  aku  tidak menyadari ada orang lain di sini. Aku hanya suka dengan aroma teh ini, dan ingin mencari sedikit inspirasi untuk tulisanku. (dengan wajah memerah dan buku di genggamannya)."

Alden: "Tidak perlu takut! Disini kita semua memang datang untuk mencari sesuatu yang lebih dari sekadar secangkir teh (dengan senyuman dan nada yang lembut).

Alden "Mari, coba lihatlah wajahmu tampak memerah bak sebuah tomat kecil yang manis." (sambil tersenyum kecil dan menawarkan tempat duduk di sebelahnya)

Alden: "Selamat datang di Labirin Rasa, tempat di mana setiap daun teh memiliki cerita sendiri."

Harmoni : "Bbaikkk..." (dengan ucapan yang terbata-bata juga ekspresi terkejut).

(Mereka duduk bersama, dan sejenak, kedamaian toko teh tersebut terasa begitu mengheningkan).

Harmoni: "Bagaimana bisa aroma ini begitu menginspirasi, seperti ada kehidupan yang tersembunyi di setiap daun tehnya?" (sambil mencium aroma teh milik Alden).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun