Mohon tunggu...
Galih Annisa
Galih Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia | Freelance Event Organizer | Private Teacher

HI! Let me introduce myself, my name is Galih Annisa, I live in Bandung, I majored in Communication Science at Universitas Komputer Indonesia, i want to have broad opportunities to keep up with current developments with communication. thank u and nice to meet u.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tulisan untuk Tuan, dari Nona dan Ocehan Kecilnya

24 Oktober 2023   10:24 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:46 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika jemariku menjentikkan aksara-aksara ini, lengkungan di wajahku ada kalanya melebar lalu berubah menjadi mata yang berbinar.

Dalam bahasa sunyi yang tergores dalam secarik kertas yang ku susun dengan rasa dan menjadi sebuah  sastra.
Ini tentang sebuah perjalanan singkat yang ku yakini tak semua manusia bisa memahaminya.
Mungkin akan begitu fasih jika hanya dibaca, namun mencari makna dari setiap kata yang tertulis tak semudah membulak balikan kertas berisikan tinta.

kisah menggemaskan sudah menjadi makanan kita sehari-hari bukan? dua manusia yang selalu berusaha saling menciptakan garis senyum di ujung bibir dan menggambar tawa lepas bukan yang penting ada suara.

Namun, berawal dari goresan yang sempat hadir dan membekas disetiap perasaan yang telah dibangun bersama, yang akhirnya harus ku sampaikan dirimu sekarang tak seperti dulu lagi. 

memang, aku bukan lah nona sang maha tahu, aku hanya bisa berhipotesis isi pikiranmu, mungkin terkaanku belum tentu benar, namun Tuan bolehkah ku meminjam bahumu tuk bersandar dan kuceritakan bagaimana ku merasakanmu.

kali ini Tuan, kamu seperti layaknya daun
Yang terkadang tak mengerti mengapa setiap helaiannya saling bergesekan mengikuti arah angin.
seperti tak bisa menerima ucapan yang ku lontarkan dihadapanmu dan berakhir dengan beradu kata.

terkadang kau berprasangka buruk, kau membiarkan emosionalmu mengambil alih dan menduga" membiarkan dirimu tak menerima ungkapan seseorang, terkadang kau merasa tak ku hargai dan tak ku libatkan dalam setiap langkah yang ku lewati. Tak jarang sikapmu adalah hasil dari olahan pikiran berpikir mundur ke masa lalu kita yang kelam.ku katakan boleh, namun sampai kapan tuan akan membiarkan aliran pikiran itu berhenti mengalir?atau memang kau biarkan air itu mengalir dan membasahi semua pikiranmu?

Tuan, apakah kamu tak melihat atau malah tak mau melihat upayaku walau kecil selama ini? memang betul, ku terima setiap resiko yang harus kuhadapi atas luka yang sempat tergores diantara satu sama lain, tak akan ada lagi pembenaran diri. tapi tuan, pernah kah kau berfikir bagaimana aku bisa menyembuhkan lukamu bila sang pemilik luka terus menerus menggaruk lukanya yang sudah mulai mengering dan berakhir basah kembali?

Jika ku boleh mengeluarkan isi hati ku dengan penuh kejujuran, aku akan mengatakan "hai tuan! di lembaran cerita kita sebelumnya kamu adalah orang yang memberikan kepercayaan penuh melebihi kepercayaan diriku pada diriku sendiri. namun aku sadar sempat ada goresan luka yang saling memberi, aku yang pernah membuat kapal mu rusak, dan kau bilang kau takut untuk berlayar lagi, namun ku yakinkan dan berkata "aku akan merakit kapalmu kembali"

harapan yang sama, menunggu sembuh hadir pada petaku dan petamu bukan? terhitung sudah banyak langkah untuk kita menemukan kesembuhan pada jiwa masing-masing, sudahkah kau sadar Tuan? Peta itu mengantarku pada sebuah kebahagiaan
Mengusap beribu nestapa yang pernah kurasa.

Tuan, seperti yang selalu kukatakan padamu "Wahai Tuan pemilik hati ini, tenang ya, kau berlayar bersamaku, akan ku upayakan dan tak akan aku biarkan lagi kapalmu rusak untuk yang kedua kalinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun