Mohon tunggu...
Galih Adithia
Galih Adithia Mohon Tunggu... Freelancer - Sang Petualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Leave your comment bellow !

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penyebab Survei Elektabilitas Anies Baswedan Selalu Ada di Bawah

6 Juni 2023   16:00 Diperbarui: 10 Juni 2023   12:40 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elektabilitas tiga tokoh bakal calon presiden terus bergerak dinamis. Namun, persaingan ketat elektabilitas capres sejauh ini hanya terjadi antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Dalam beberapa survei kedua tokoh itu saling salip posisi pertama. Bakal capres lain, Anies Baswedan, malah tak bergerak dari posisi tiga di bawah Ganjar dan Prabowo.

Sumber : Litbang Kompas
Sumber : Litbang Kompas

Anies Baswedan berada di posisi ketiga dalam beberapa survei terahir. Teranyar survei Litbang Kompas yang merilis elektabilitas mantan Gubernur DKI itu hanya 13,6%.

Dalam tren di Litbang Kompas, persentase elektabilitas Anies memang sempat naik-turun, namun sejak Oktober 2021 hingga Mei 2023 ia selalu berada di bawah capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Lantas mengapa Anies selalu duduk di posisi terakhir dalam tiga besar nama capres di sejumlah survei?

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, membeberkan alasannya. Menurut Adi, selama 20 bulan terakhir Anies sudah kehilangan momentumnya sebagai figur oplosan.

"Telat panas karena baru-baru ini saja lantang menyalak ke pemerintah. Mestinya itu dilakukan tahun lalu sejak dideklarasikan maju Pilpres NasDem," kata Adi.

NasDem, yang masuk dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, resmi mengumumkan mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024 dalam deklarasi Oktober 2022 lalu.

Kemudian pada Januari 2023, PKS dan Partai Demokrat bergabung dan ketiganya membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Selain itu, kata Adi, segmentasi pemilih Anies masih sangat terbatas. Pemilihnya didominasi oleh kalangan yang marah dan benci pemerintah, sementara di sisi lain, tingkat kepercayaan kepada pemerintahan Jokowi masih sangat tinggi.

"Itu artinya, semakin publik puas terhadap kinerja Jokowi maka semakin sempit ceruk pemilih Anies. Sebaliknya, jika kepuasan terhadap pemerintah turun drastis, ceruk pemilih Anies akan bertambah signifikan," tutupnya.

Sebelumnya, Anies tak ambil pusing dengan survei yang menempatkannya berada di urutan 3. Sebab, pada Pilgub DKI Anies juga tidak pernah dijagokan survei, tapi menang.

"Saya sering dapat pertanyaan survei itu dan saya ingat Pilkada Jakarta Kami tidak pernah nomor satu, hasilnya..," kata Anies dalam acara relawan Amanat Nasional (ANIES), di Jakarta.

"Bahkan seminggu sebelum Pilkada kami ditempatkan nomor 3, Kami sudah terbiasa di tempatkan nomor 3," sambung Anies.

**Jangan lupa tinggalkan tanggapan kalian di kolom komentar ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun