Mohon tunggu...
Galant Victory
Galant Victory Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Pasar Modal Syariah

Fokus studi di bidang Ekonomi dan Akuntansi, hampir 10 tahun mengenal dunia Pasar Modal, aktif di komunitas Studi Ekonomi Islam sejak duduk di bangku perkuliahan. Kini aktif sebagai analis dan praktisi Pasar Modal Syariah khususnya Saham Syariah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

7 Kesalahan Fatal Investor Saham Pemula

24 Maret 2021   16:53 Diperbarui: 31 Maret 2021   22:17 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stress Investor Ilustration (Sumber: Freepik.com)
Stress Investor Ilustration (Sumber: Freepik.com)

2. Ikut-ikutan

Terkait dengan poin sebelumnya, investor yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup, cenderung untuk mencari jalan pintas dengan mengikuti orang lain dalam membeli saham tertentu. 

Ada juga investor yang mendasari keputusan investasinya berdasarkan saham apa yang lagi ramai atau yang lagi populer dan banyak dibicarakan orang. 

Maka tak heran, saat ini cukup menjamur grup-grup premium yang menawarkan rekomendasi harian saham kepada para member-nya. 

Tak ada yang salah jika kita ingin mengikuti rekomendasi orang lain, tapi pastikan kita juga memiliki analisa sendiri terkait saham yang ingin dijual atau dibeli agar kita tidak terjebak ke dalam pengambilan keputusan investasi yang keliru.

Berinvestasi pada suatu saham hanya karena ikut-ikutan orang lain sama dengan ibarat membeli kucing dalam karung. Kita tidak mengetahui dengan pasti terkait kondisi dan kinerja perusahaan yang diinvestasikan. Jika ternyata rekomendasi orang tersebut keliru, maka kita juga akan merasakan kerugiannya. 

Panic selling dan panic buying adalah salah satu kondisi yang dapat terjadi karena ikut-ikutan. Di saat harga saham turun cukup dalam akan banyak bermunculan berita buruk dan orang yang menyebarkan fear sehingga membuat kita tergoda untuk menjual, inilah yang disebut panic selling. 

Sebaliknya, ketika harga saham naik tinggi, kita akan merasa takut tertinggal sehingga memutuskan untuk membeli, padahal ada kemungkinan harga saham tersebut sudah terlalu mahal, inilah yang disebut panic buying.

3. Ingin Cepat Kaya dan Tidak Sabar

Banyak investor yang menginginkan hasil yang instan dalam berinvestasi. Beli saham hari ini, inginnya besok harganya sudah naik tinggi. Padahal secara prinsip, investasi itu tujuannya adalah untuk jangka waktu yang lama. Akibatnya, emosi dan psikologi kita sebagai investor akan terganggu. 

Harga saham baru turun sedikit kita langsung jual, sehingga mengalami kerugian. Baru untung sedikit juga tidak sabar ingin segera jual, sehingga keuntungan yang didapat juga tidak maksimal. Padahal, jika kita memilih saham perusahaan yang tepat maka secara jangka panjang harga sahamnya akan cenderung naik.

Salah satu investor tersukses di dunia, Warrent Buffet pernah mengatakan bahwa "kunci investasi itu adalah kesabaran". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun