Mohon tunggu...
Galant Victory
Galant Victory Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Pasar Modal Syariah

Fokus studi di bidang Ekonomi dan Akuntansi, hampir 10 tahun mengenal dunia Pasar Modal, aktif di komunitas Studi Ekonomi Islam sejak duduk di bangku perkuliahan. Kini aktif sebagai analis dan praktisi Pasar Modal Syariah khususnya Saham Syariah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

7 Rasio Keuangan yang Wajib Diketahui Investor Saham Pemula

18 Maret 2021   11:51 Diperbarui: 18 Maret 2021   16:03 2715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara menghitung Dividend Yield/dokpri

Bagi Anda yang baru memulai investasi saham, tentu perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana caranya menentukan pilihan saham yang akan diinvestasikan. Hal ini disebabkan karna ada ratusan jumlah saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sehingga perlu dilakukan analisa terlebih dahulu sebelum memutuskan berinvestasi. Ada banyak cara dan analisa yang dapat digunakan dalam bernvestasi saham. Secara umum analisa saham terbagi ke dalam dua jenis, yaitu Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal.

Pada kesempatan kali ini kita akan coba mengulas salah satu instrumen analisa yang digunakan pada Analisa Fundamental yaitu Rasio Keuangan. Di dalam Rasio Keuangan sendiri terdapat beragam jenis rasio atau perhitungan yang bisa Anda gunakan dalam memilih saham yang akan diinvestasikan sesuai dengan manfaat dan fungsi dari rasio itu tersendiri. Ada yang digunakan untuk menilai harga wajar suatu saham, mengukur pertumbuhan perusahaan dari tahun ke tahun, mengukur tingkat hutang, mengukur tingkat return atau imbal hasil investasi, dan lain sebagainya. Namun, bagi Anda yang baru memulai berinvestasi saham, ada baiknya Anda mempelajari 7 Rasio Keuangan penting berikut ini. 

1. Earning per Share (EPS)

Sesuai namanya Earning per Share (EPS) atau Laba per Saham merupakan jumlah laba perusahaan yang dibagi ke dalam satuan lembar saham. Rasio ini menunjukkan kemampuan dari setiap lembar saham dalam menghasilkan laba perusahaan. Sederhananya jika Anda memiliki 1 lembar saham, Anda akan mengetahui berapa laba yang Anda dapatkan dari 1 lembar saham tersebut. Untuk cara perhitungannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Rumus Perhitungan Earning Per Share (EPS)/dokpri
Rumus Perhitungan Earning Per Share (EPS)/dokpri

Misalnya didapatkan nilai EPS sebesar Rp. 100, itu artinya setiap 1 lembar saham yang Anda miliki mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 100. Semakin besar EPS maka akan semakin baik. Jika perusahaan mampu menghasilkan tingkat laba yang tinggi per lembar sahamnya, artinya perusahaan memiliki lebih banyak uang yang dapat diinvestasikan kembali dalam bisnis atau dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk pembayaran dividen. Selain itu Anda juga dapat membandingkan EPS dari tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan atau kenaikan EPS dari tahun ke tahun.

2. Price to Earning Ratio (PER)

Price to Earning Ratio atau disingkat PER merupakan salah satu perhitungan yang digunakan untuk mengukur nilai wajar suatu saham dengan membandingkan harga saham tersebut dengan laba perusahaan per lembar saham (EPS). Hasil PER akan mengasumsikan berapa lama waktu yang dibutuhkan dari laba perusahaan untuk memberikan tingkat pengembalian sesuai dengan modal investasi Anda. Cara menghitung PER dapat dilihat pada gambar berikut.

Rumus Perhitungan Price to Earning Ratio (PER)/dokpri
Rumus Perhitungan Price to Earning Ratio (PER)/dokpri

Misalnya didapatkan angka 15, itu artinya perlu waktu sekitar 15 tahun agar laba perusahaan mampu memberikan pengembalian dengan jumlah yang sama dengan modal yang Anda investasikan saat ini. Untuk di Indonesia sendiri para investor profesional biasanya memberikan batasan PER yang wajar adalah di bawah 10. Maksudnya harga saham masih dianggap murah atau wajar jika memiliki PER di bawah 10, sedangkan jika di atas 10 maka harga saham dianggap mahal. Namun, situasi berbeda dapat terjadi pada saham-saham tertentu, sehingga terkadang kita juga perlu membandingkan dengan PER saham perusahaan lain di sektor sejenis. Selain itu kita juga perlu membandingkan tingkat rata-rata PER dalam 3-10 tahun terakhir.

3. Price to Book Value (PBV)

Book Value of Equity atau biasa disebut juga sebagai Nilai Buku Perusahaan adalah jumlah kekayaan bersih perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan yang didapatkan dari nilai total seluruh aset perusahaan yang bukan berasal dari hutang. Sehingga dapat dikatakan ekuitas merupakan jumlah kekayaan sesungguhnya dari perusahaan yang berasal dari setoran modal dari pemilik atau laba perusahaan yang ditahan. Sehingga dengan melihat ekuitas kita dapat mengetahui berapa sesungguhnya nilai perusahaan tersebut. Sedangkan dengan menggunakan rasio Price to Book Value (PBV) kita dapat mengukur harga wajar dari saham perusahaan tersebut. Adapun cara perhitungan PBV dapat dilihat pada gambar berikut.

Rumus Perhitungan Price to Book Value (PBV)/dokpri
Rumus Perhitungan Price to Book Value (PBV)/dokpri
Semakin kecil PBV maka akan semakin baik karna menunjukkan harga saham perusahaan yang semakin murah. Pada umumnya, investor mengunakan nilai PBV kurang dari 1 untuk menentukan harga saham perusahaan di bawah harga wajar atau "salah harga". Namun pada perusahaan tertentu kita juga perlu membandingkan dengan perusahaan pada sektor sejenis, serta rata-rata PBV perusahaan tersebut dalam 3-10 tahun. Apabila nilai PBV saat ini berada di bawah rata-rata maka dapat dijadikan salah satu indikator dalam menyimpulkan harga saham perusahaan sedang berada di bawah harga wajar sehingga layak untuk diinvestasikan.

 4. Return on Equity (ROE)

Return on Equity atau disingkat dengan ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian laba bersih perusahaan terhadap modal atau kekayaan bersih. Semakin tinggi ROE maka akan semakin baik, karna hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sehingga menghasilkan laba yang tinggi. Cara menghitung ROE dapat dilihat pada gambar berikut.

Rumus perhitungan ROE /dokpri
Rumus perhitungan ROE /dokpri
Dalam analisa saham menggunakan ROE kita perlu membandingkan ROE perusahaan dengan perusahaan lain pada industri sejenis. Selain itu juga dengan membandingkan dengan ROE tahun-tahun sebelumnya. Apabila ROE meningkat dari tahun ke tahun itu artinya perusahaan mampu bertumbuh dengan baik.

5. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar jumlah hutang perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersih atau ekuitas perusahaan. Apabila perusahaan memiliki jumlah hutang terlalu besar atau bahkan melebihi total ekuitasnya, maka perusahaan tersebut memiliki resiko yang besar. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki DER kurang dari 1 yang itu berarti jumlah hutang lebih kecil dari total kekayaan bersih perusahaan. Semakin kecil nilainya maka akan semakin baik. Adapun cara menghitung DER adalah sebagai berikut.

Rumus Perhitungan DER/dokpri
Rumus Perhitungan DER/dokpri
Namun, terkhusus pada perusahaan di sektor perbankan atau jasa finansial lainnya, simpanan nasabah dicatat sebagai hutang. Sehingga untuk perusahaan perbankan, DER yang lebih besar tidak selalu buruk, justru mengindikasikan kinerja yang baik. 

6. Dividend Yield (DY)

Dividen Yield (DY) digunakan untuk mengukur persentase keuntungan atau bagi hasil yang diberikan oleh perusahaan kepada investor dari setiap lembar saham yang dimiliki. Pada umumnya Dividend Yield yang menarik bagi investor adalah yang lebih tinggi dari tingkat bunga deposito atau obligasi. Dividend Yield yang tinggi akan disukai oleh investor terutama investor jangka panjang yang mengharapkan passive income dari Dividen.

Cara menghitung Dividend Yield/dokpri
Cara menghitung Dividend Yield/dokpri
Selain dividen yang tinggi, investor juga perlu melihat pertumbuhan jumlah dividen dari tahun ke tahun. Perusahaan yang meraih peningkatan jumlah dividen dari tahun ke tahun mengindikasikan perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga mampu memberikan keuntungan yang meningkat bagi investor. Selain itu, hal ini diperlukan untuk melihat konsistensi perusahaan dalam membagikan dividen setiap tahunnya. Namun, pada perusahaan tertentu DY yang kecil tidak selalu berarti buruk. Terkadang perusahaan memang sengaja menahan laba untuk tidak dibagikan kepada pemegang saham dengan tujuan melakukan ekspansi atau pengembangan perusahaan.

7. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya. NPM yang lebih besar mengindikasikan perusahaan mampu menghasilkan lebih banyak laba bersih dari setiap pendapatan yang diterima. Pendapatan yang tinggi terkadang tidak selalu merepresentasikan laba yang tinggi pula, maka dari itu diperlukan rasio NPM.

Cara menghitung Net Profit Margin/dokpri
Cara menghitung Net Profit Margin/dokpri
Pada umumnya, investor tertarik dengan tingkat NPM di atas 10% karna hal ini menunjukkan manajemen mampu mengelola perusahaan dengan efektif dan efisien. Namun, pada kondisi tertentu NPM yang lebih kecil tidak selalu buruk, terutama pada perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan NPM yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya, karna juga biasanya akan menaikkan harga saham secara signifikan. Untuk penjelasan lebih rinci dapat dibaca melalui klik di link ini.

KESIMPULAN

7 rasio di atas merupakan rasio dasar yang biasa digunakan oleh investor saham dalam menganalisa perusahaan secara fundamental. Meskipun begitu, rasio-rasio tersebut sudah cukup powerfull dalam menilai kinerja perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Investasi pada perusahaan yang baik tentu akan memberikan hasil yang lebih optimal secara jangka panjang. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun