Berkaca dari semua hal diatas, saya beranggapan bahwa kebudayaan asing yang dimaksud adalah globalisasi bisa mengancam keragaman budaya lokal. Tidak menutup kemungkinan bahwa globalisasi akan mengakibatkan westernisasi yang mana suatu fenomena ketika konsep budaya negara-negara barat yang lebih maju menyebar dan mengancam posisi budaya lokal. Maka dari itu problematika tersebut mengakibatkan menurunnya sikap nasionalisme dan patriotisme terhadap multikulturalisme kebudayaan daerah sehingga terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.
Adapun saran yang bisa saya sampaikan poin pentingnya kita tidak dapat menentang arus globalisasi, tetapi kita tidak harus sepenuhnya mengikuti. Setelah mengetahui berbagai dampak globalisasi baik positif maupun negatif, kita dituntut untuk selektif memilih budaya atau hal-hal baru yang berasal dari luar sehingga kita tidak menghilangkan budaya yang sejak dahulu telah ternanam dan turun-temurun dari nenek moyang bangsa kita. Manusia selalu berperan aktif dan signifikan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan, dan menurut saya itulah sebabnya SDM dianggap aset yang sangat penting di tengah era globalisasi. Perlunya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk menciptakan dan membangun satuan kerja yang efektif. Dengan adanya globalisasi sumber daya manusia, maka proses penyiapan tenaga kerja yang dapat bersaing dengan global dan mampu dijadikan sebagai standar pedoman bagi multikulturalisme Indonesia. Dari sini dibutuhkan pengaruh kebudayaan terhadap kualitas SDM.
Sedikit tambahan opini strategi untuk menciptakan SDM yang mampu bersaing dalam menghadapi tantangan problematika globalisasi terhadap multikulturalisme Indonesia, antara lain :
Perencanaan Yang Cermat (Carefull Planning)
Dalam kehidupan yang kompetitif, dibutuhkan strategi perencanaan yang cermat. Dengan perencanaan yang cermat, segala sesuatunya dapat diperhitungkan sebelumnya, dari situ pula dapat dilakukan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Mengantisipasi ketika SDA(Sumber Daya Alam) tak dapat lagi diandalkan, pilihan satu-satunya adalah membina SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu meningkatkan nilai disegala aspek kehidupan.
Latihan dan Pengalaman (Training and Experience)
Latihan pengalaman akan meningkatkan professionalism seseorang dalam berbagai bidang kehidupan. Seseorang dapat dikatakan professional di bidang setidak-tidaknya harus memiliki keahlian, komitmen dan skill yang relevam dengan bidang pekerjaannya. Dari sudut pandang saya, melalui penguasaan teknologi kita dapat menciptakan pengembangan dan penelitian IPTEK. Dan hal ini fakta sekaligus menjadi jawaban bagaimana membangun SDM yang tangguh.
Perubahan Struktur Masyarakat
Mengapa diperlukan perubahan secara demikian? Karena secara alami harus ada mekanisme yang menjembatani konflik internal sehingga setiap benturan dapat ditangani secara terarah dan proporsional. Dan hal ini dapat ditempuh dengan Non Stop Learning, dan kalau dilihat dari sisi lain yakni belajar memang bukan hanya dilembaga formal. Namun kita perlu pengalaman untuk meningkatkan skill dengan belajar diluar lembaga formal. Kita harus memiliki mindset terbuka. Sikap terbuka terhadap perubahan dapat menimbulkan kepekaan profesionalisme.Â
Untuk menghadapi globalisasi diperlukan adanya suatu strategi, dimaksudkan agar tidak terjadi ketimpangan dan kesenjangan sosial dalam multikultularisme Indonesia. Saya rasa hal tersebut mampu untuk menghadapi tantangan problematika globalisasi, dengan meningkatkan SDM dan melakukan perubahan struktur masyarakat dalam bidang kebudayaan. Pembinaan SDM dimulai dari dalam keluarga, kemudian ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan Lembaga formal dan akhirnya dikembangkan dalam masyarakat khusus dilingkungan pekerjaan bahkan bisa pula dikembangkan diberbagai aspek kehidupan.
Â