Mohon tunggu...
Galang Esa Rizky
Galang Esa Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Hobi saya menonton film dan membaca novel ringan, saya juga hobi bermain game online

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa Perlu Penggal Tradisi Bully?

19 April 2024   22:04 Diperbarui: 19 April 2024   22:05 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pembullyan sedang hangat pada saat ini, terutama di sekolah-sekolah menengah yang selalu ramai menjadi perbincangan mengenai kasus pembullyan. Para pelaku kebanyakan memiliki kelompok untuk melakukan tindak pembullyan. Biasanya terjadi ketika jam istirahat, waktu pulang sekolah, bahkan bisa terjadi ketika tidak di daerah sekolah Hal ini dapat menjadi dampak buruk untuk korban pembullyan dari segi psikis, ada yang tidak kuat menanggungnya dan berakhir mengenaskan. 

Apa Motif Dibalik Pembullyan?

Menurut Seorang psikolog Bali, Ni Nyoman Ari Indra Dewi, M.Psi. Alasan di balik kasus bullying cukup marak terjadi pada usia remaja seperti kurangnya kemampuan dalam mengontrol perilaku, ketidakmampuan mengelola emosi hingga akhirnya memicu hasrat untuk balas dendam demi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tentunya korban yang mengalami tindakan pembullyan akan dirugikan, oleh karena itu perlu penanganan untuk tradisi bullying ini, Tetapi upaya untuk menghilangkan pembullyan tidaklah mudah, tentunya memerlukan usaha yang lebih untuk mewujudkannya.

Kasus Bullying Yang Sempat Viral

Sumber: bbc.com
Sumber: bbc.com

Sumber: kompas.com
Sumber: kompas.com

Bullying sering terjadi di kalangan pelajar, terdapat beberapa kasus yang tidak dapat lepas dari sorotan publik seperti "Kasus Bullying SMA Binus School Serpong" dan "Kasus perundungan Siswa SMP Cilacap". Para pelaku di kasus di Binus School Serpong mengaku bahwa tindak kekerasan yang dilakukan bergantian kepada korbannya merupakan tradisi tidak tertulis untuk bergabung dalam kelompok. Disisi lain kasus siswa SMP Cilacap tidak kalah memprihatinkan, dalam video berdurasi 4 menit 14 detik memperlihatkan aksi kekerasan kepada korban berkali-kali hingga tersungkur.

Tanggapan Publik Terhadap Kasus Pembullyan Terbagi  Menjadi dua sisi

Terdapat dua respon publik terhadap pembullyan. Di satu sisi, respon publik meningkatkan kesadaran akan bahaya bullying dan dampaknya terhadap korban. Hal ini mendorong tuntutan yang lebih kuat untuk menghukum pelaku bullying dengan setimpal dan mengakui pentingnya edukasi tentang bullying dan pencegahannya.

Namun, di sisi lain, respon publik juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif. Beberapa korban bullying dihujani stigma dan perundungan online. Fokus pada pelaku bullying juga dikhawatirkan dapat memicu balas dendam. Selain itu, masih terdapat kurangnya pemahaman tentang akar penyebab bullying dan solusi yang komprehensif.

Sumber: radarlawu.jawapos.com
Sumber: radarlawu.jawapos.com

Berdasarkan Kasus dan respon publik diatas, dapat disimpulkan bahwa respon pro publik mendukung pihak korban dan berharap agar pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya. Dan untuk respon kontra publik yang bersifat menyerang bagi pelaku dapat memicu balas dendam.

Dalam upaya untuk menghapus tradisi bullying, kuncinya terdapat pada kesadaran individu mengenai dampak negatif dari tindakan yang dilakukan. Orang tua juga memiliki tanggung jawab dalam membina dan mengawasi anaknya. Kemudian sanksi yang diberikan kepada pelaku perlu diperjelas.

Dengan usaha yang dilakukan tersebut, diharapkan bisa menghapuskan tradisi bullying dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua orang. Bullying merupakan masalah sosial yang perlu diatasi bersama, maka dari itu perlu adanya bantuan dari pihak lain untuk membantu mengatasi pembullyan. Perlu diingat bullying bukan masalah sepele, mari bersama-sama menghapus tradisi bullying untuk kebaikan generasi bangsa.

Galang Esa Rizky, Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta, Angkatan 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun