Gadis pujaan hatiku,
Melalui coretan tintaku ini
Kucurahkan semua rasa yang terpendam terhadap dirimu
Kumulai dari saat pertama kita bertatap muka
Waktu itu,
Tuhan memunculkan ciptaannya yang nyaris sempurna tepat di depan mataku
Dengan suara cemprengmu,Â
Kau sapa aku dengan senyuman indah yang terlukis di wajahmu
Tentu sama seperti jejaka diluar sana,
Aku kagum akan indahnya sosokmu
Namun tentu saja,Â
Aku belum tahu apakah hatimu sama indahnya dengan parasmu
Hari demi hari berlalu,Â
Aku dan kau mulai sering bertegur sapa
Tapi ada satu hal yang belum kuberitahu
Sebenarnya rasa gugup selalu menyerangku
Tentu sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna ,
Aku bisa mengatasi hal itu
Bukan perkara sulit bagiku untuk menyembunyikannya
Kulanjutkan ceritaku lebih jauh,
Kau tentu tahu terkadang manusia juga bisa menjadi lemah
Walau benih itu tak kutabur
Entah bagaimana ia tumbuh memenuhi hatiku
Ya, secara terang-terangan aku katakan
Aku telah jatuh hati padamu
Dan seketika aku merasa hina
Sosok sepertimu tentu layak mendapatkan yang terbaik
Dan kau pun tahu,Â
Kata sempurna tak pernah melekat pada diriku
DASAR AKU TAK TAHU DIRI!!
Bagaimana mungkin jelata sepertiku keluar jalur
Mungkin aku harus menabung agar dapat membeli cermin
Tapi untungnya,Â
Kau tak akan pernah mendengar hatiku bicara
Syukurlah,
Setidaknya kita masih bisa saling menatap dan bertukar ceritaÂ
Akan kusimpan goresan tinta ini dalam dokumen pentingku
Dan hingga saatnya tiba,Â
Akan kuberikan secarik kertas ini padamu
Biarkan aku berkelana mencari kesempurnaanÂ
Dan hingga saat itu tiba,Â
Kuharap belum ada pangeran yang mempersuntingmu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H