Selain sekedar berziarah, banyak pengunjung yang datang ke makam karena memiliki hajat tertentu seperti ingin menjadi calon legislatif, bupati atau sedang merintis usaha dan meminta diberikan kelancaran dan kemurahan rezeki.Â
Setelah hajat mereka terpenuhi, biasanya orang tersebut akan datang kembali ke makam dan meletakan kain jarik di atas Pusara Mbah Lancing yang tentunya juga ditemani dengan juru kunci.Â
Selain itu, pelajar di desa sekitar juga sering mengunjungi makam menjelang dilakukannya ujian di sekolah masing masing untuk berdoa meminta kemudahan dan kelulusan.Â
Tidak diketahui secara pasti sejak kapan tradisi ini lahir, namun menurut warga sekitar, hal ini sudah lumrah dilakukan dan bahkan kini makam tersebut secara resmi telah dijadikan sebagai cagar budaya yang diakui oleh pemerintah yang harus kita jaga sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang unik dan tentunya menarik minat wisata dari luar daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H