1. Tidak steril dari patogen
Meskipun cocopeat tidak mengandung hama, tetap saja sebelum digunakan cocopeat harus disterilkan terlebih dahulu dengan cara mencucinya dan mengeringkannya terlebih dahulu.
2. Kurang cocok untuk akar tanaman yang tidak suka basah
 Karena cocopeat dapat menahan air lebih lama, maka media tanam ini sebaiknya tidak digunakan untuk menanam tanaman dengan perakaran yang tidak menyukai kondisi basah, seperti tanaman kol atau brokoli.
3. Tidak mengandung unsur hara
Meskipun bentuk dan teksturnya mirip tanah, cocopeat tidak mengandung unsur hara apapun, sehingga saat digunakan sebagai media tanam, perlu ditambahkan larutan nutrisi dan suplemen yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Dalam penyuluhan yang dilakukan oleh kelompok KKN 062 UMY dan masyarakat yang ada di padukuhan Sorogenen II berjalan dengan lancar dan langsung mempraktekan dengan harapan masyarakat bisa langsung mengimplementasikan materi yang kami sanpaikan.
Proses pengolahan limbah sabut kelapa menjadi media tanam cocopeat melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menggosok sabut kelapa dengan alat. Hal ini bertujuan untuk memisahkan serat sabut kelapa (cocofiber) dan serbuk sabut kelapa (cocopeat).
2. Memisahkan serat kasar yang tercampur dengan serbuk dalam sabut kelapa. Setelah itu, serat tersebut disaring terlebih dahulu untuk mendapatkan serbuk yang lebih halus.
3. Langkah ketiga melibatkan proses fermentasi pada serbuk cocopeat untuk menghilangkan zat tanin. Fermentasi ini dimulai dengan mencuci cocopeat hingga air cucian jernih, diikuti dengan perendaman dalam air bersih selama 1-2 hari.