Mohon tunggu...
Gaih ImamSuwarso
Gaih ImamSuwarso Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelajar Baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Lama

13 Juni 2021   03:32 Diperbarui: 13 Juni 2021   03:33 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mentari mulai menyinari bumi, suara burung-burung berkicau terdengar dimana-mana pertanda hari sudah pagi. Bagai biasa rumahnya ramai dikala pagi hari. Semua orang sibuk bersiap untuk pergi. Mungkin kecuali ia. Sekarang ia kini hanya menjadi penonton yang memperhatikan setiap gerakan orang-orang yang tengah terburu-buru itu. Dan ketika jam menunjukkan pukul 08.00 pagi rumah itu mulai sepi perlahan. Beberapa dari anggota rumah mulai pergi meninggalkan rumah.

" Oh, ya." Ia menepuk jidatnya ketika ia hampir lupa akan sesuatu. Dan agar tak lupa lagi ia segera masuk ke gudang mencari sebuah buku yang hampir saja ia lupakan tadi. 

" Eh, tunggu sebentar. Kenapa boneka ini sudah ada disini?," tanyanya sambil melihat boneka beruang itu dari atas hingga bawah. "Bukannya tadi malam ini ada di dapur, ya".

Ane yang tidak mau ambil pusing segera mengambil buku yang ia perlukan dan segera pergi dari gudang. Namun siapa sangka ternyata pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang boneka beruang tadi. "Aneh, bukan jika dia bisa berpindah-pindah tempat bahkan matanya bisa berubah warna tiba-tiba. Jelas tadi malam boneka itu ada di dapur dan matanya berwarna merah lalu pagi ini boneka itu sudah ada di gudang bahkan matanya berubah menjadi berwarna hitam pekat".

Seketika itu satu pertanyaan muncul di kepalanya. " Siapakah yang memberiku boneka beruang tersebut?," tanyanya pada dirinya sendiri. Dan sekeras apapun ia berpikir hanya ada satu yang terlintas dipikirannya "rumah walet".

Dulu sekali sebelum kakeknya meninggal ia pernah pergi ke rumah walet. Awalnya ia biasa saja bahkan sempat bahagia karena ia dapat melihat banyak burung walet langsung dari sarangnya. Tetapi ketika ia mulai menginjakkan kakinya dipekarangan rumah walet tersebut. Secara tiba-tiba hawa dingin langsung menyelimuti tubuhnya bukan hanya itu bahkan bulu kuduknya sampai berdiri, merinding. Dan itulah satu-satunya hal yang terlintas dipikirannya saat melihat boneka beruang abu-abu tersebut. Tetapi dari mana mata merah itu berasal?. Ataukah jangan-jangan ada hubungannya dengan bapak penjaga rumah walet tersebut?. Dan kemungkinan yang paling tau hanyalah satu orang yaitu kakekku.

Ini aja tapi cerita dah lama😀

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun