Mohon tunggu...
Gagas Mabrur
Gagas Mabrur Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Hidup

Penilik aksara, Penikmat kopi pahit. "manusia terbatas, aku bebas" https://kangmabrur.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keluhan Pembelajaran Daring, dari Orangtua sampai Kuota

15 April 2020   16:13 Diperbarui: 15 April 2020   16:08 2385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada siswa-siswi SD dan SMP hal ini sangat menitikberatkan pada guru dan orang tua. Pengawasan tentang pembelajaran daring harus terus dilakukan jika ingin putra-putrinya masih dapat belajar di tengah-tengah wabah ini. 

Bagi orang tua ataupun guru yang dapat beradaptasi dengan teknologi bukan suatu persoalan besar, namun bagi yang sulit beradaptasi ini sangat memberatkan. 

Siswa-siswi yang sebelumnya belum punya gadget harus segera membeli, siswa-siswi yang belum terbiasa menggunakan gadget harus segera belajar mengoperasikan gadget. Ini hanya salah satu keluhan yang penulis ketahui bagi penerapan sistem pembelajaran daring di jenjang pendidikan SD dan SMP.

Guru dan orang tua dalam menghadapi kondisi ini sangat berperan penting, selain turut memahami sistem pembelajaran daring anak-anaknya juga harus menyediakan fasilitas yang memadai. 

Seperti halnya kuota internet yang merupakan salah satu faktor penting untuk mengakses jaringan. Sebab, tanpa kuota internet pula sangat susah untuk tetap mengikuti pembelajaran daring ini. Pada nyatanya banyak siswa-siswi SD atau SMP atau orang tua mengeluhkan kondisi ini.

Sedangkan pada mahasiswa, seringkali yang terlihat pada media-media sosial adalah bagaimana penerapan sistem pembelajaran oleh dosen dirasa sangat memberatkan mahasiswanya.

Dosen memberikan tugas yang bertumpuk di setiap mata kuliahnya lalu meminta mahasiswa mengumpulkan tanpa memberikan umpan balik pada mahasiswa.

Umpan balik disini merupakan bentuk perkuliahan yang dialogis, tanpa umpan balik mahasiswa akan sangat sulit memahami materi yang disampaikan. Ini menunjukan bahwa perlunya inisiatif dosen sebagai staff pengajar untuk me-upgrade sistem pembelajaran daring. Seperti halnya dosen melakukan video conference akan membuat suasana pembelajaran daring terjadi dua arah.

Ditambah lagi dengan kondisi wilayah yang sulit mengakses jaringan (minim signal) membuat kesulitan semakin menumpuk. Pasalnya, mahasiswa yang dalam wilayah yang termasuk sulit akses internet disini sangat dirugikan. Mahasiswa tidak bisa fokus mempelajari materi yang diajarkan oleh dosen.

Memaksimalkan Teknologi

Revolusi industri 4.0 memungkinkan kita berinisiatif terbarukan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Meningkatkan wawasan teknologi, memanfaatkan fasilitas yang ada adalah salah satu inisiatif yang terbaik untuk kondisi saat ini. Pertemuan fisik yang dibatasi tidak boleh sampai membatasi ruang berpikir kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun