Aku pun sedikit tersenyum, perasaanku sedikit tersindir ketika ditanyakan HP, karena sebelumnya aku hanya mainan HP saja.
"oh ini HP OPO mbah, ini saya dulu beli second, jadi lupa harganya"
"oalah, hati-hati aja nak HP itu sekarang hidup, dia sudah bernyawa, dan jangan sampai sampean dijadikan karyawannya"
Lalu beberapa saat kemudian, belum selesai pembicaraanku dengannya, bis yang kutumpangi sudah sampai diterminal. Dan lalu berbondong-bondong turun mencari jurusan perjalanannya masing-masing. Disepanjang perjalananku aku berpikir tentang perkataan Simbah tadi. Sepertinya bagiku kata-kata itu ibarat sebuah teori Postmo tentang pandanganya terhadap masyarakat modern yang agak sulit kupahami dan  perlu waktu dan logika yang tepat untuk mengerti.
Sesampainya di dalam bus jurusan Surabaya-Semarang, aku lagi-lagi masih duduk dipojok kiri sebelah pintu. Aku masih kepikiran tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan HP itu bernyawa. Ya kata-kata sederhana namun memberikan esensi yang bermanfaat. Bus terus berjalan, Surabaya, Gresik, sudah terlewati, dan saat ini dijalanan Lamongan.
Akhirnya ditengah-tengah perjalanan dari Lamongan ke Tuban aku mulai dapat memahami, kata-kata itu hampir mirip dengan konsep Juggernaut yang dikemukakan oleh Anthony Giddens tentang perilaku masyarakat modern.
Simbah mengatakan jika HP saat ini adalah  menjadi benda yang benar-benar hidup. Logikanya ketika dayanya akan habis, si pemilik HP akan cepat-cepat mengisi daya lagi sebelum ua mati. Dan anak muda, adalah teman dan sahabat yang paling setia kepada HP, ia rela dipekerjakan secara gratis, ia rela berkorban waktu demi sang sahabat (HP). Selalu dan setiap saat anak muda memberikan laporan selama kegiatan sehari-harinya. Ia (anak muda) adalah karyawan (pekerja tanpa upah) setia Handphone.
Bus tiba-tiba terhenti mendadak di lintasan Jembatan Babat-Tuban, panik seketika melanda pikiranku. Dan kukira ada kejadian lakalantas dan sebagainya, dan kulihat ternyata ada kakek-kakek yang dibantu oleh sorang polisi  muda menyeberangi jalan....
Haduuhh..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H