"siiapp buk"
Jawabku dengan senyum semangat, jadi kupikir semua orang tua itu sama mengharapkan anak-anaknya untuk menjadi orang yang berpendidikan. Dan pesan yang disampaikan pun sama seperti kepada anak mereka sendiri.
Setelah  1 jam perjalanan menyeberangi selat Madura,  lalu aku turun untuk berjalan menuju terminal yang berjejer sebelahan dengan pelabuhan. Kunaiki bis kota yang akan mengantarkanku ke Terminal Bungurasih. Terlihat bis kota itu sudah terparkir rapi menunggu kedatanganku dan para penumpang lainnya untuk segera berangkat. Dengan cepat kunaiki bis itu, dan kududuk sebelah paling pojok kiri pintu.
Kutaruh barangku, dan segera kukeluarkan HP dari sakuku celana. Kubuka WA, kubuka IG, FB, ya kira-kira sampai lebih dari 10 menit. Tanpa kusadari aku duduk bersandingan dengan kakek-kakek yang ditanganya memegangi buku bacaan. Ia terlihat fokus membaca tulisan yang tertempel pada lembar demi lembar buku itu. Dengan gopoh kumasukkan lagi HPku, kulihat lagi kakek-kakek itu, lalu ia merasa jika aku mengamatinya dari tadi. Kemudian ditutupnya buku tadi dan mengajakku bicara dengan bahasa jawa;
"arep mudhun pundi?"
"kulo badhe teng bungur mbah"
"oalahh, la sampean arep mudik opo nang endi?"
"niku mbah, kulo dhekwau mantuk saking Bangkalan, ajenge ning Tuban, lha mbah'e badhe teng pundi?"
" katene nang Balikpapan mas, tapi telat jadwal pemberangkatan"
Dan ia mulai bercerita tentang bagaimana pengalamannya saat masih bekerja, sampai saat ini dia ingin balik ke tempatnya, ia ternyata lebih fasih menggunakan bahasa indonesia yang baku daripada bahasa jawa, mungkin karena ia sudah lama hidup di perantauan. Ia lulusan SMU, dan ketika lulus ia langsung bsrangkat merantau ke kota-kota besar. Lalu dilanjutkannya lagi perbicangan kami, tiba-tiba ia langsung tanya padaku.
"Hpnya sampean tadi HP apa? Harganya berapa?"