Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Caraku Mendapatkan Jaket "Top Gan"

26 Februari 2024   03:02 Diperbarui: 26 Februari 2024   05:37 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dapat jaket Top Gan dari Jendral Juansih (dok.Gana)

Jaket "Top Gan" dipopulerkan oleh pasangan capres dan cawapres Ganjar-Mahfud dalam debat ketiga yang mengusung tema "Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik. Waktu itu, paslon nomer tiga itu mengenakan jaket bomber yang terinspirasi film "Top Gun" yang dibintangi Tom Cruise.

Jaket Top Gan produk UMKM

Jaket bomber itu warnanya army, bernuansa militer klasik, bikinan Bandung, dan alas kakinya sepatu outdoor alam militer juga begitu. Produk dalam negeri, UMKM. Di jaket itu, banyak program yang dikemas dalam bordir emblem. Contohnya; jargon "Sat-set",  prajurit sejahtera, kuliah gratis untuk anak prajurit dan bhayangkara, bendera merah-putih dan lain-lain.

Jaket bomber yang dipakai mereka ini merupakan tipe steeves flight jacket. Bahannya halus, tipis dan ringan tapi tetap nyaman dan nggak melupakan segi estetika berpakaian. Keren banget!
Konon, jaket top gan ini akan dirilis massal mengingat animo masyarakat di medsos yang membludak. Banyak yang minat, khususnya fans alias Ganjaris dan banteng merah. Semoga murmer, ya. Katanya harga akan dibandrol 700 ribuan.

Karena aku tinggal di Jerman, pasti susah mendapatkan produk tanah air. Tapi Tuhan Maha Adil dan ada di mana-mana. Ia tahu aku anak manis dan harus dikasih hadiah. Aku nggak nyangka banget mendapatkannya, gratis dari Irjen Juniasih dari Surabaya yang merupakan direktur 3 relawan deputy kinetik TPN Ganjar Mahfud! Second hand yang sangattttt berharga, hanya aku yang punya.

Berikut pengalamanku punya jaket Top Gan

Usai menari tari Sunda Bajidor Kahot di acara Ganjar-Mahfud di Almere, Belanda, mbak Magdalena ketua DGP Jerman Utara memintaku untuk menari di acara yang sama di Hannover, Jerman. Rupanya banyak penari yang mangkir menyumbang tarian karena beragam alasan; sakit, pulang kampung, ujian dan lain sebagainya. Karena itulah, aku harus menari 4 kali, supaya di sela-sela acara seperti zoom dengan Ganjar, pidato dan lainnya. Tarian pertama adalah Golek Manis dari Solo, disusul tari Srikandi dari Sunda, tari Manokrawa dari Bali dan tari Yapong dari Yogyakarta. Bhinneka Tunggal Ika juga, kan.

Sebelum aku menarikan tarian terakhir, ada kuis. Hadiahnya 3 jaket Top Gan yang dipakai oleh 3 VIP dari TPN Ganjar Mahfud; Irjen polisi (purnawirawan) Dr. Juansih, Ir. Tedi Supriadi dan pak Trigo Neo Starden.

Aku pandang sekeliling ruangan, banyak sekali yang hadir. Apakah aku bisa mendapatkannya? Aku menunduk dan berdoa. Berharap aku dikasih langsung tanpa lomba kuis karena aku menari empat kali, kan.

Pertanyaan kuis dilontarkan oleh mbak Magdalena Bruering. Jaket pertama disabet mbak MC. Jaket kedua dibawa pulang seorang pria. Aku melongo. Jaket terakhir pasti juga yang dapat orang lain. Pertanyaan terakhir diberikan oleh ibu Irjen Juansih. Entah aku kesambet apa sampai tahu betul pertanyaan yang akan dilontarkan ke publik. Aku mengacungkan jari dan berteriak kencang "Alam Ganjar." Bu Jendral memang menanyakan "Siapa nama putra Ganjar Pranowo?"

Luar biasa, jaket dilepas bu Juansih dan berpindah ke tanganku. Sengaja nggak aku pakai. Aku segera berlari menuju ruang ganti kostum di mana koper lenongku berada. Isinya, keperluan menari dari siang sampai malam, dan kukunci. Hahaha, takut dirampok. Maklum, barang berharga. Betapa tidak? Hanya 3 orang dari 100 hadirin yang mendapatkannya hari itu. Di Jerman hanya bisa dihitung dengan jari siapa yang mendapatkannya. Enam orang penjemput ketiga tamu VIP di bandara dan 3 orang dari kuis. Apalagi jaket yang kudapat adalah jaket top gan yang dipakai orang sepenting ibu Jendral. Sesuatu!

Pesan moral dari kisahku

Aku ngrumpi lagi malam-malam dengan mbak Siti Asia dan mbak Magdalena Broering setelah acara berakhir. Memang rejekiku lagi bagus. Aku juga rajib banget menyumbang menari di Jerman dan Belanda di acara Ganjar-Mahfud. Hari itu, aku bahkan menari 4 kali. Kuat banget. 

Andai aku nggak datang ke Hannover dan memilih ke Frankfurt, jaket Top Gan nggak bakal jadi milikku. Sebagai informasi, di hari yang sama, Sabtu 2 Februari itu, aku ditanggap di dua acara. Acara yang sama dari Ganjar-Mahfud tapi penyelenggaranya beda. Beberapa minggu setelah mengiyakan permintaan menari di Hannover, aku dihubungi panitia acara Frankfurt. Sudah terlanjut janji, aku nggak bisa batalkan. Aku dijanjikan uang honor menari dan paket kaos dan jaket gratis.

Frankfurt memang hanya tiga jam dari rumah dengan mengendarai mobil. Kalau menari di sana, nggak jauh dan aku dapat hadiah. Sedangkan ke Hannover minimal 8 jam perjalanan dengan kereta api plus-plus. Aku akan mendapatkan uang transport naik kereta PP. Tujuan aku ke sana karena 3 penarinya batal. Niatku ingin membantu panitia yang lagi butuh penari. Tidak semua diaspora di Jerman bisa menari atau mau menari. Kalian sudah belajar menari? Nggak ada kata terlambat.

Andai saja aku membatalkan keberangkatan ke Hannover dan memilih iming-iming uang dan hadiah jaket (bukan Top Gan), pasti nggak ada cerita mendapatkan jaket Top Gan bu Jendral.

Artinya, kalau aku hanya berpikir mendapatkan keuntungan dari orang lain dan tidak  berniat membantu orang, Tuhan tidak akan memberikan rejeki nomplok padaku. Karena aku ikhlas membantu acara di Hannover dan menepati janji, ada hikmah baiknya.

Bagaimana dengan kalian? Ingin juga mendapatkan jaket Top Gan?

Mari berbuat baik, di mana saja dan kapan saja kita berada. Salam kebaikan. Salam hangat dari Jerman. Garuda dan merah putih di dada. (G76).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun