Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kamu Percaya Ada Naga di Danau Toba?

15 November 2023   02:19 Diperbarui: 15 November 2023   03:29 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembilanbelas menit kemudian, kami berhenti di rumah makan Padang. Aku kaget, nggak nyangka kalau makan di situ. Aku suka, tapi suamiku nggak suka karena menurutnya makanan di sana dihidangkan dingin (padahal nggak semua, kan ada sup). Sayang banget sudah banyak makanan tersaji di meja, lengkappp. Anak-anak malah makan pisang dan minum jus mangga saja lalu bermain dengan kucing putih yang tengkurap di lantai depan pintu. Untung suamiku mau aku bujuk untuk makan, malah sambil pakai tangan nggak pakai alat makan. Hahaha...

Sebelum melanjutkan perjalanan, aku ke toilet dulu. Aku mau ngakak karena di pintu bagian dalamnya, ada gambar yang memberi pesan, kalau ke toilet ya, buang hajat entah besar atau kecil tapi jangan main HP karena:

  • Duduk di kloset saja = 5 menit
  • Duduk di kloset + HP = 15 menit
  • Duduk di kloset + HP + Wifii = 55 menit
  • Duduk di kloset + HP + Wifii + listrik untuk batere = nggak ada batasnya.

Artinya, kalau kita mau buang hajat tapi disambi main HP, jadinya lama.

Perjalanan masih panjang, kami masuk mobil, menuju hotel Niagara. Sampai di hotel hampir pukul 3 sore. Selesai mengurus persyaratan check in, kami menuju kamar. Tempat menginap ini terkesan sepi, ke mana ya orang-orangnya? Sesudahnya? Kolam renang, donggg. Namanya orang Jerman, suka banget sama air. Aku sih, pengennya rebahan. Lha tripnya panjang banget nggak sampai-sampai dari Medan tadi. Hampir enam jam termasuk belanja oleh-oleh, makan dan istirahat.

Akhirnya kami benar-benar berada di kolam renang berwarna biru dengan pemandangan yang luar biasa indah. Ya ampun, danau Toba begitu hangat menyapa kami. Sayangnya, air di dalam kolam renang dinginnya minta ampun. Memang nggak ada pemanasnya. Terjawab sudah keherananku. Makanya nggak ada yang renang. Berita baiknya, kolam renang serasa milik kami berempat saja. Dua patung perempuan berpakaian adat tampak memancurkan air, menyejukkan.

Di seberang kolam, sebuah bangunan dengan arsitektur khas daerah setempat menarik untuk di amati. Warna atapnya warna-warni. Bangunan hotel berlantai 5 di seberang lainnya, punya atap khas Gadang.

Usai puas berenang, suamiku main drone. Dia punya surat menerbangkannya dari Jerman. Ia ingin melihat sekeliling hotel Niagara dari udara, tanpa jalan kaki. Ia utuslah burung besi kecil itu untuk mengitarinya. Sejam kemudian, kami jalan-jalan mengelilingi hotel. Kebunnya besaaaar sekali. Dari atas, cantik sekali kolam renang yang baru saja kami kunjungi.

Malamnya, kami makan di teras Boediman. Anak-anak menyukai pisang goreng keju coklat sebagai pencuci mulut, yang dihidangkan panas-panas. Kami tertidur nyenyak sampai pagi.

2.Hari kedua: Parapat -- pulau Samosir -- Parapat -- Taman Simalem

Hari begitu cepat berganti! Tepat pukul 10 pagi, kami tiba di Pelabuhan penyeberangan Ajibata. Itu hanya 15 menitan dari hotel. Kapal KM Murni sudah menunggu kami dengan setia. Mataku menangkap pemandangan sampah plastik yang nyangkut di tepi pelabuhan. Ban-ban bekas terpasang, pastinya supaya kapal yang merapat nggak terluka badannya. Aku ngakak, ternyata nggak hanya manusia yang menjadi penumpang, motor roda dua dan sepeda juga ikut.

Bukan Gana kalau nggak mampir ke toilet di manapun itu. Termasuk di dalam kapal. Ada WC jadul  di bagian paling bawah kapal. WC yang kata orang Jerman disebut Plumps Klo" karena hanya berupa lobang dan harus duduk jongkok kayak ratusan tahun lalu dilakukan oleh penduduk Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun