Kami pun ngobrol pada hari Sabtu, 4 November 2023. Pertama, pak Frans berkisah tentang keindahan Kupang. Aku ngiler melihat gambar obyek wisata yang ditampilkan:
- Pantai Tablolong
- Pantai Teres
- Pantai lasiana
- Pantai Batu Nona
- Pantai Manikin
- Pantai Pasir Panjang
- Pantai Neam
- Pulau Kera
- Pantai Semau
- Pantai Ketapang satu
- Air terjun Oenesu
- Air terjun Tesbatan
- Taman Nostalgia
- Taman gua monyet
- Gua Kristal
Tentu saja wisata kuliner adalah wajib untuk dinikmati selama di sana. Makanan khas Timor banyak ditawarkan warung dan restoran. Adalah Se'i. Daging asap yang diiris tipis dan dimasak dengan teknik asap memakai daun kesambi. Rasanya daun khas dan kata pak Frans, itu mampu menyerap lemak dari daging. Ingat, ya, Se'i jenisnya ada dua; Se'i sapi halal dan Se'i babi. Yang nggak suka daging tapi ikan, bisa memilih restoran nelayan halal. Salat ikan dengan sayur dikatakan akan mengatur kolesterol dalam tubuh.
Info wisata sudah digeber. Lanjut sub tema berikutnya, tentang gempa. Gempa yang berkekuatan 6,6 SR itu memang tidak mendatangkan tsunami dan dikabarkan disusul beberapa gempa berikutnya. Maklum. menurut pak Frans, Kupang itu kan ada di lempeng dekat Australia, yang renta gesekan sehingga mengakibatkan gempa. Dari dulu memang sudah sering terjadi gempa. Mungkin itu sebabnya, respon dari orang-orang luar Kupang kurang diterima aka lambat. Sudah biasa?
Ditulis pak Frans bahwa kerusakan bangunan ada 122 buah di NTT. Guncangan ada di kabupaten Kupang dan kabupaten Timor Tengah Selatan dan kabupaten Kupang sendiri mengalami kerusakan sebanyak 94 rumah, 8 fasilitas umum, 19 gedung pemerintahan dan satu asrama panti asuhan.
Pak Frans memberitahukan nomor rekening yayasan Pelita Husada Flobamora Kupang yang dipimpinnya, di Bank BNI No. 0245280589. Bagi kalian yang terbuka hati dan berminat untuk menyumbang, silakan dikirim ke sana. Tak soal berapa jumlahnya, jangan lupa menuliskan subyek: untuk korban gempa Kupang. Dari Poltekes di mana pak Frans bertugas, sudah terkumpul dana dari mahasiswa dan dosen sebesar 2,5 juta. Bantuan berupa material, bisa dikirim melalui pos di Kampus Poltekes Kemenkes Kupang U/P Bapak Frans Onggong Jl. Tuak Daun Merah 2, Kupang 85111 NTT. Semoga akan meringankan derita mereka yang menjadi korban di sana. Yayasan yang ditunjuk di atas adalah sebuah yayasan panti asuhan, anak cacat dan operasi bibir sumbing.
Menurutku, Koteka dalam Kotekatalk-150 nggak menjanjikan apapun bahwa setelah acara pasti akan datang bantuan yang bisa diterima korban di Kupang. Hanya saja, aku ingin supaya gempa di sana juga viral di linkungan Kompasiana, di mana bloggernya tersebar di seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia. Dengan begitu, barangkali ada rejeki untuk mereka yang membutuhkan bantuan, melalui viral di medsos. Berbuat baik bisa kapan saja, di mana saja, inshaallah ada jalan baik yang terbentang di depan mata.
Aku senang ada umpan balik dari peserta. Usul dari mbak Dyah yang tinggal di Hamburg, Jerman, supaya Koteka atau Kompasiana membuat proyek di "Gofundme", di mana ini untuk mengumpulkan dana di seluruh dunia. Dengan menggunakan norek Indonesia akan sulit karena tidak semua orang punya norek di tanah air, jika mengirim dengan norek asing akan terpotong banyak dengan prosedur yang kadang rumit.
Sedangkan mbak Siti menganjurkan pak Frans untuk menghubungi missionaris di Kupang. Mereka para pastor dan suster yang pasti akan memiliki jaringan untuk mendapatkan bantuan. Pajak gereja di Jerman besar, lho. Pasti ada post untuk ke sana.
Ya, sudah. Ceritanya sampai di sini, ya. Aku sambung lagi, kapan hari dengan tema yang berbeda.
Salam hangat untuk semua. (G76)