Beberapa menit sebelum pukul 11, aku sudah berhasil ngetes zoom dengan mbak Ameliya dan salah satu staff lainnya. Berhasil! Aku sapa beberapa peserta yang ada di Jakarta, Semarang, Aceh, Yogyakarta dan Kalimantan. Aku seneng banget. Fans Kotekatalk masih setia, ah. Inspiratif dan bermanfaat.
Hampir sejam mengobrol dengan ibu dubes, banyak sekali hikmah yang aku petik:
- Kalau orang Finlandia gandrung sama kopi Indonesia, kita orang Indonesia harus lebih mencintai produk negeri kita ini.
- Kalau orang Indonesia yang ada di luar negeri masih bangga pakai batik, mempromosikannya. Nah, yang di tanah air jangan sampai kalah. Hari itu, kru KBRI baru saja foto bersama dengan memakai batik.
- Aku baru tahu bahwa ibu dubes Silvy memiliki kebiasaan menghormati tamu dengan cara; tamu berada di sebelah kanan beliau saat berfoto. Kalau nggak courtesy begitu, mana aku tahu?
- Promosi tari, musik dan kuliner Indonesia selalu gencar di mancanegara oleh KBRI dan diaspora. Orang Indonesia di tanah air jangan sampai kalah, ya.
- Orang asing sangat memperhatikan packaging. Kalau mau menjual produk Indonesia jangan lupa memperhatikan kemasan produk, supaya banyak dibeli orang. Masukkan isu menarik seperti keperempuanan, lingkungan dan sejenisnya. Selalu ada value yang dijual. Itu kata bu dubes dalam zoom.
Setelah ngeteh cantik dengan bu dubes, kami foto bersama dan pamit. Karena nggak ada taksi lewat dan aplikasi HSL yang merupakan vendor transportasi umum di sana tidak berfungsi di HP kami, kami mencari e-scooter. Kalian bayangin nggak sih, aku pakai kain panjang batik ngetril menembus jalanan raya Helsinki yang dingin, berkabut dan berlangit abu-abu hari itu? Duinginnnn tapi seru. Untung aku bawa jaket dan syal. Aku merasa bangga pakai kain batik, lho. Apalagi baju atasan yang aku pakai adalah karya desainer perempuan Indonesia di Jakarta, Poppy Karim. Merasa promosi wastra kita ini di jalanan Helsinki secara gratis. Ternyata nggak usah menunggu catwalk atau jadi model atau peragawati untuk memperkenalkannya. Kebetulan hari itu adalah hari batik nasional. Waktu itu kamu pakai batik, nggak? Hayooo ....
Ngomong-ngomong. Transportasi E-scooter selain bikin aku sporty, juga mengamankan kantong. Karena bea sewanya hanya 3,5 euro atau 50 ribuan rupiah. Lantas, dihitung berapa menit aku mengendarai. Selama lima hari, kami pakai transportasi ini. Soal ini aku akan bahas kemudian, ya. Sekarang aku mau bobok dulu, sudah malam.
Ya, sudah. Begitulah cerita singkat perjalananku menghadap bu dubes Helsinki, dubes perempuan yang baik, inspiratif dan membanggakan. Terima kasih, ibu dubes dan kru KBRI Helsinki atas keramahtamahannya. Jumpa lagi.
Jangan bosan di pernak-pernik kisah lain dariku lain kali, ya. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H