Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ngobrol Soal Kotekatrip-8 Bareng Mas Sugeng Faircle

27 September 2023   02:58 Diperbarui: 27 September 2023   03:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas Sugeng, besok jam 16 WIB sudah ada acara?" Seperti biasa, aku cari-cari pengganti narsum yang nggak konfirmasi lagi menuju Jumat. Sabtu, jadwal zoom Koteka.

"Gimana, mbak Gana?" Tanya mas Sugeng. Dia pasti orang Jawa. Kalau lama nggak kontak, pasti tahu, yang mencari pasti sedang butuh. Wkwk. Aku malu.

"Kalau belum ada acara, bisa zoom 30 menit? Ngobrol trip kita kemaren di Keraton. Kan mas Sugeng mewakili Faircle. Dari KJOG nggak bisa." Kuterangkan maksudku tiba-tiba menghubunginya.

"Bisa." Singkat, padat dan menyenangkan jawabannya. Menyenangkan orang itu mudah dan sederhana. Katakanlah denga "iya", "bisa", "OK" ...

"Nanti, mas cerita bagaimana perjalanan kita. Ada kekurangan dan kelebihan yang kita pelajari, supaya trip berikutnya lebih bagus lagi. Aku sudah ada ide tak sampaikan ke dik Nugroho. Tahun depan kita bikin table manner di hotel sambil spa keraton...." Supaya mas Sugeng bersedia menjadi narsum dadakan, aku  harus meyakinkan bahwa zoom nanti akan "aman", semua akan mengalir layaknya air cucuran atap jatuh ke pelimbahan.

"Nggak perlu materi, kan? Cukup cerita saja, kan?" Mas Sugeng berusaha menegaskan ketentuan menjadi narsum. Memang untuk menyiapkan materi seperti PPT, butuh waktu, tenaga dan pikiran. Apalagi bagi orang yang nggak terbiasa. Pasti deg-deg-duer. Mepet, banget. Biasanya banyak yang nggak bersedia. 

"Iya, mas. Nanti aku putar insta teman-teman peserta trip. Mohon dikirkm foto untuk flyer dan CV mu, ya?" Karena Kotekatalk akan membahas tentang jalan-jalan bersama Koteka, KJOG, Faircle ke keraton, pastinya lebih asyik melihat memori seperti foto dan video. Kebetulan, syarat ikut trip di Koteka adalah menyebarkan reportase di medsos. Ihhhh, seru banget melihat postingan teman-teman, lho. Kalau melihatpun, nantinya aku berasa hidup lagi di dalamnya, walaupun sudah lama berlalu. Nggak bisa move on. Hiks.

"Foto bisa pakai profil saya." Mas Sugeng pengen bahwa foto untuk flyer adalah foto di CV. Aku pandangi lagi dan lagi fotonya. Aduh, foto KTP. Aku segera hunting foto terbaik mas Sugeng di instagramnya, foto yang lebih ganteng dan josss. Gercep!

Lantas segera aku bikin undangan dari zoom gratisan dan kirim undangan kepadanya. Termasuk flyer. Sat-set, bat-bet tanpa jrang-jreng. Takutnya, mas Sugeng nggak suka ngejreng. Aku sandingkan foto mas Sugeng dengan baju batik itu dengan aku yang berkebaya kayak manten Jawa. Wkwkw. Kurang kerjaan memang. 

Aku pakai kebaya harga 50 ribu, nih (dok. Gana Stegmann)
Aku pakai kebaya harga 50 ribu, nih (dok. Gana Stegmann)

Mbak St. Asia dengan topi Isaura (dok. Gana Stegmann)
Mbak St. Asia dengan topi Isaura (dok. Gana Stegmann)

Terima kasih kepada peserta yang setia, love you (dok. Gana Stegmann)
Terima kasih kepada peserta yang setia, love you (dok. Gana Stegmann)

***

Pada hari H.

"Mbak ini jadi, ya?" Mas Sugeng pagi-pagi sudah mengirim pesan. Maklum, Indonesia dan Jerman kayak bumi dan langit. Aku baru bangun, di sana sudah mau gelap saja. Ih. Seperti biasa kalau akhir pekan aku males banget, jadinya lupa cek apakah aku mengabarinya lagi.

"Jadi, mas, 30 menit lagi ya, aku dah pakai kebaya. 6 menit lagi, mas." Habis bangun, aku sarapan sama suami dan anak-anak. Maklum, hanya Sabtu  dan Minggu serta hari libur kami bisa makan bareng. Menurutku, makan bareng bersama keluarga itu penting banget untuk kualitas dan komunikasi. Sedih banget kalau ada keluarga yang cilukba, nggak ketemu, walau sudah ada medsos, tetap saja ketemu tatap muka itu sesuatu. Harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

"Ya." Mas Sugeng merasa damai barangkali, ya. Takutnya sudah membatalkan acara kenduren, acara santai di rumah bersama keluarga, nggak tahunya nggak jadi. Nggak enak kali.

"Aku buka satu menit sebelum pukul 16 WIB, ya. Supaya waktunya banyak biasanya hanya 40 menit yang gratisan. 30 menit nanti cukup, 10 menit untuk pertanyaan dan kesimpulan. Yang penting kita sounding acara sudah usai dan sukses." Satu keuntungan dari zoom gratisan adalah nggak harus bayar abonemen, save money. Bisa aku atur kapan saja. Bisa aku masukin ke flyer segera. Keburuhkannya, hanya maksimal 40 menit saja. Tapi bagus juga. Hikmahnya, aku jadi belajar pandai mengatur waktu. Nggak bertele-tele menjadi moderator. Pokoknya kayak lari sprint gitu, lah; cepet tapi sehat. Hahaha.

"OK" Aku bayangkan mas Sugeng mantuk-mantuk, menganggukkan kepala tiga kali, sembari membenahi kacamatanya yang melorot. Kan HP-nya di tangan, bukan di langit?

Akhirnya, acara berlangsung dengan sukses. Ada mbak Siti di Bonn, dik Nugroho di Yogya, mbak Rani, pak Sutiono di Jakarta, Bahrudin di Kalimantan. Memang nggak banyak yang ikut, tapi hangat sekali perbincangan kami. Semua tampak puas menikmati obrolan dan rekaman video para peserta. Pada ngiler mau ke keraton. Lain kali, ya. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun