Liburan. Aku mau ke Indonesia. Makanya aku tanya teman-teman admin Koteka, siapa yang mau gantiin urus dari A-Z sampai hari H Kotekatalk-138. Mulai dari cari narsum, bikin surat permohonan narsum, komunikasi dengan narsum, cari peserta, bikin flyer, bikin artikel undangan di TEMU, sebar flyer, merekam zoom, menjadi MC/moderator, menulis artikel reportase acara sampai mengedit rekaman talkshownya .......Yaolohhhh rumit banget ternyata. Dikira gampang, "cuma zoom." Wkwk ....
Lagian, waktu itu aku dalam perjalanan dari Jerman ke Indonesia dan masih di Hongkong, susah sekali mencari sinyal dan nggak nyaman ya, travel lalu atur zoom dan nge-zoom, apalagi jadi moderator. Nanti nggak lancar, rasanya nggak enak.
Ya, sudaaaaah. Aku putar otak, seperti biasa. Sat-set, bat-bet. Olala, aku ingat. Koteka sudah bekerjasama dengan Faircle, mengapa nggak diteruskan? Setelah kontak dengan mbak Siti yang kenal banget dengan dik Yuniarto Nugroho, founder dari Faircle, kami segera chat di group untuk mengatur zoom genting. Tek.
Aku usul supaya yang diangkat wisata Yogyakarta. Bukankah waktu itu, Koteka mau trip ke sana pada tanggal 23 Agustus 2023? Jadinya seri wisata Jogja yang diangkat selama aku liburan di bulan Agustus. Dik Nugroho ingin supaya dua desa wisata yang diajak ikut, yakni Janggelengan dan Ndaru. Bungkus!!! Setelah itu ada zoom dengan GKR Bendara untuk Kotekatalk-139 dan dengan Gusti Aning dalam Kotekatalk-140. Seru banget, kan. Sekali liburan, 3 zoom terlampaui. Eh, gimana dong, ngaturnya? Begini ....
"Surat dari Koteka aku kirim ke pak lurah, ya." Dik Nugroho dari Faircle mengirim pesan. Aku buka suratnya. Oh, belum diisi namanya. Piye? Tapi aku tahu semua akan beres di tangan Faircle. Jogja itu wilayah mereka. Kalau aku Jerman saja, deh. Bukan Jejer Taman. Wkwk. Contoh surat sudah aku kirimkan. Untung banyak arsip di HP atau email yang bisa ditambal-sulam agar bisa digunakan untuk keperluan berikutnya.
"Halah, aku sedang dalam perjalanan. Hanya bawa HP. Bisa, sih bikin Flyer sederhana." Bayangkan memotong gambar, mendesain flyer dan menyebarkannya pasti pekerjaan yang agak rumit karena orangnya yang biasa mengatur sedang mobile. Mana jemari itu besar, keypad kecil amat? Atau aku sudah menua? Hahaha ... kayaknya begitu. Orang lansia di Jerman HP nya segaban, gampang memencet keypadnya dan jelas membaca alphabet juga.
"Aku bikin flyer-nya aja, ya. Nggak papa." Dik Nugroho menawarkan jasa sukarela. Ah, memang kalau orang baik selalu dapat bantuan dari semua pintu. Dan ketika aku sebarkan, flyer disanjung sama bosnya Komunitas Kompasiana, dik Kevin. Huh. Kemaren-kemaren nggak dipuji.
Flyer Kotekatalk-138 memang mainstream desainnya. Terima kasih, Faircle. Tanpamu, Koteka nggak bisa nge-zoom di bulan Agustus. Dan lagi-lagi link zoom pinjam punya Faircle. Dulu biasanya link milik SGGP dan atau mas Ony. Tapi untuk sementara mas Ony istirahat dulu, ya. Kadang pemakaian zoom gratisan yang sudah aku gunakan sejak Juli itu bagus. Obrolan jadi nggak bertele-tele, orang nggak jadi ngantuk karena sebentar hanya 40 menit saja. Moderator dan narsum jadi tambah pintar mengolah kalimat supaya nggak terlalu panjang ngomongnya tapi tepat jawaban dan penyampaiannya.
Aku tarik nafas dalam-dalam.
Apapun itu, tujuannya adalah satu, mempromosikan wisata daerah "Wonderful Indonesia", supaya semakin banyak turis lokal dan mancanegara yang jalan-jalan. Betul, nggak?
***
Benarlah. Pada hari H, pak Chris Broto selaku konsultan pariwisata hadir, didampingi kades Janggelengan bapak Sutoyo dan Paksi Dewandaru, founder dari desa Dewandaru hadir dalam zoom. Kalau nggak salah ada 18 orang yang hadir. Seru banget perbincangannya. Karena sedang makan di Hongkong bersama mbak Biken dari Semarkutigakom, aku ikut zoom tapi nggak bisa konsentrasi. Tangan sambil nyamil, sambil menyimak acara. Haduh ... tapi senang bahwa acara berjalan dengan lancar.
Aku ikut tanya-tanya juga kepada narasumber, ditambah mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber yang hadir meluangkan waktu dan memberikan wawasannya kepada Komunitas Traveler Kompasiana.
"Wis ndang ditutup. Kita mau pergi ..." Mbak Biken sudah kasih aba-aba. Yah .... padahal obrolannya masih anget. Sutralah.
"OK, mbak. Sebentar, ya." Aku minta waktu sebentar supaya bisa pamit dengan elegan. Aku tahu mbak Biken waktunya mepet karena harus nganter aku sekeluarga jalan-jalan dan ditunggu sang nenek. Hahahaha ... mana mbak Biken pakai sendal hak tinggi lagi. Semoga nggak capek dari aku tapi dari sendal, ya mbak.
Sambungan zoom Kotekatalk-138 pun aku tutup. Layar gelap. Kami meninggalkan Satay King, Hongkong.(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H