Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berani Naik Kapal Selam?

22 Juni 2023   22:51 Diperbarui: 24 Juni 2023   00:18 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang belum mandi, silakan (dok-Gana)

Berangkatttt!

Kami menuju museum. Dik Yunan jadi guide dadakan. Kakakku nyetir, suamiku co pilot. Begitu parkir mobil di pelataran dan keluar dari kendaraan, sengatan matahari tak memberi ampun. Kulitku serasa terbakar. "Grekkk", kubuka 2 payung cantik. Satu untuk ibu, satu untukku. Anak-anak dan suami nggak mau, mereka mau kulitnya coklat. Aku enggak, maunya putih tanpa pemutih, jadi harus ada alat penangkal terik ultraviolet. Payung! Mumpung di Indonesia itu ya, biasa kok, orang siang-siang pakai paying. Di Jerman, payungan saat panas-panas dikira orang gila "Wong nggak hujan, kok payungan." Ih, BT banget kaaann ... tersiksaahhh.

Naik tangga pelan-pelan (dok-Gana)
Naik tangga pelan-pelan (dok-Gana)

Data kapal

Kami pun berjalan menuju kapal selam bercat hijau itu, setelah membayar tiket masuk.

"Wah, luar biasa, ya, kapal dari Rusia. Kirimnya gimana tuh segede ini." Keheranan, aku memandangi kapal selam yang terbentang di depan mata.

"Katanya dulu kapal ini dipotong-potong dalam beberapa bagian untuk bisa dikirim ke sini. Sekarang dilas jadi utuh." Dik Yunan menerangkan kepada kami. Aku manggut-manggut dan membayangkan bunyi bising mesin pemotong kapal selam. Anak-anak sudah nggak memperhatikan apa katanya. Mereka menuju warung seberang yang menjual snack sana. Duh. Kayaknya pada lapar, butuh ganjalan perut. Mereka melongo nggak ada es krim. Hiks.

Kami pun bergantian menaiki anak tangga demi memasuki kapal selam. Tadi sempat kubaca data dari kapal. Nama kapalnya KRI Pasopati -410. Buatan Rusia tahun 1952. Kapal jenis SS Whiskey class itu pernah dipakai TNI-AL tanggal 15 Desember 1962.

Berikut adalah data yang ada di papan sebelum memasuki kapal selam yang diresmikan tanggal 27 Juni 1998 oleh kepala staff TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Arief Kushariadi:

Soal dimensi, panjang keseluruhannya 76 meter, lebar 6,30 meter, panjang badan tekan 58 meter, lebar badan tekan max 4,70 meter, lebar badan tekan min 4,40 meter, tinggi titik tengah dari lunas garis air 4,49 meter, tinggi haluan dari lunas garis air 4,25 meter, tinggi buritan 4,76 meter, tinggi dome asdik 0,50 meter, tinggi anjungan 5,50 meter.

Kecepatan di atas permukaan maksimum 18, 3 knot/ ekonomis 10 knot, di bawah permukaan maksimum 13,50 knot/ekonomis 2 knot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun