Ini pasti juga kalian alami. Bapak dan ibu kita adalah orang-orang pertama yang mendidik kita sebelum mereka mengirim kita ke sekolah. Mereka juga menjadi model bagi kita di rumah. Pengaruhnya pasti besar. Aku juga nggak nyangka kalau aku suka organisasi, suka memimpin orang, suka menulis, suka memotret, suka jalan kaki dan bersuara keras, jelas-jelas meniru bapak. Sifat ibu yang menyayangi anak-anaknya, suka dandan, suka menari, keras kepala dan pekerja keras serta rajin, aku warisi dari ibu. Kalau kalian bagaimana? Jangan meniru tetangga, ya... Hahaha bisa dibalang sandal.
Oh, iya, orang yang nggak punya mimpi itu rugi banget, guys, karena biasanya mimpi itu sebagian dari masa depan. Orang akan bisa mewujudkannya karena udah ada di kepala. Ia bisa mencapainya! Mimpi juga butuh motivasi dari orang terdekat. Di film ini, Zul didukung sang ayah, Ibrahim yang diperankan Arswendy bening Swara.
Jadilah orang baik, supaya cepat jodoh
Nggak salah karena kesiapannya dalam memberi bantuan kepada orang-orang di sekelilingnya, ia dijuluki orang kampung "Ashiap Man." Ingat adegan saat ia mengantar gallon air dengan gerobak, lalu ketemu dengan sosok Aisyah yang pemerannya ternyata Aurelie Hermansyah. Tadinya aku nggak yakin karena ia pakai jilbab, wajahnya nggak keliatan jelas. Apalagi waktu nonton, aku nggak pakai kacamata rabun jauh. Halahhh!
Dari gambaran Zul yang baik, ini menjadi catatanku bahwa dalam hidup yang biasanya cuma sekali, kita harus mengisi hari dengan hal-hal yang baik, berkumpul dengan orang-orang baik dan ini akan memancarkan karisma dalam diri. Aura kita jadi positif. Nggak usah nanya kenapa Aisyah juga suka sama Zul. Sudah baik, bisa diutangin gallon air lagi. Wkwkw ... nggak papa utang air. Kalau soal hutang uang, silakan mlipir teman-teman. Karena ini akan merusakkan hubungan kalian dengan orang yang meminjam uang ke kita. Lah iya waktu datang, manis biar dapat pinjaman. Giliran ditagih, kita yang dicakar. Emang enaaaaak.
Menjadi orang baik walaupun wajahnya jelek (apalagi pakai wig jadul dan pasti gatalnya si Zul), ini juga mendatangkan rejeki jodoh, lho. Buktinya, karena kebaikan hati yang tulus dari Zul, Aisyah mau juga sama Zul. Happy ending, sih nantinya. Aku lihatnya seneng. Dalam kehidupan pribadi selain di film, bukankah mereka juga hidup berdua? Idih, main sama istrinya sendiri. Attila yang jadi sutradara pinter, tuh. Haha, aku ngakak berkali-kali liat Zul. Typical orang Indonesia yang hormat orang tua, tulus, baik dan apa adanya. Jarang-jarang, nih.
Ngomongin soal hero, ini adalah sisi seksi seorang laki-laki yang biasanya dinilai oleh kaum perempuan yang melankolis. Ingat film Superman, Spiderman atau Tarzan? Cewek mana yang nggak meleleh melihat sosok pria yang suka menolong tanpa pamrih, badan macho dan super hero untuk semua orang? Kalau nggak mellow berarti hatinya dari batu. Eh.
Jangan bagai pungguk merindukan bulan
Hati itu tempat untuk menaruh cinta. Cinta itu anugerah. Jodoh itu rejeki. Kalau udah jodoh tak lari ke mana. Tuhan sudah menggariskannya di setiap telapak tangan kita manusia.
Ah, ada aja aral melintang untuk Zul berdua satu tujuan dengan Aisyah. Karena Zul suatu hari menyelamatkan seorang gadis cantik di sungai, yang ternyata adalah anak pengusaha kaya yang ingin menyelamatkan kampung di mana Zul tinggal. Dari pertemuan singkat itu, Zul dadanya ada yang aneh. Zul jatuh cinta. Walau sudah pernah menaruh hati pada Aisyah, Zul ingin PDKT dengan si gadis berambut panjang itu. Untungnya, si gadis menghilang, walau akhirnya kembali lagi saat kampung terbakar.
Menurutku, Zul nggak mengukur diri. Jika ia sudah menaruh perhatian khusus pada Aisyah yang sudah lama dikenalnya, mengapa ia harus mengalihkan fokus pada gadis baru yang nggak tahu asal-usulnya? Jangan patahkan hati Aisyah. Ia yang melihat Zul mendekati si gadis baru, pasti ada rasa cemburu. Menyakiti orang yang kita sayangi itu pamali dan nggak cool.