Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Ucapkan Kalimat Ini Saat Melihat Pohon Natal Tetanggamu

3 Januari 2023   02:28 Diperbarui: 3 Januari 2023   02:40 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon natal di Jerman bukan dari plastik (dok. Gana)

"Mungkin kamu belum mandi." Suami saya melihat tingkah saya dan berkelakar. Ah, pria saya itu memang suka bercanda. Saya sudah mandi lah tapi saya ingat bahwa anjing memiliki daya penciuman yang tajam. Wkwkw ...

Barusan anjing pergi, datang balita yang tadi digendong si tuan rumah perempuan. Kata suami saya, tubuh saya punya magnet bagi anak-anak balita. Semua maunya deket, maunya manja. Nggak heran kalau saya kerja di taman kanak-kanak. Betul saya menyukai anak-anak. Saking gemesnya sama bocah lanang yang ngglendot di tubuh saya, saya gelitik pinggangnya. Aih, ketawa ngakak. Lucu bingit. Tambah gemesss, bukan? Nggak lama kemudian, si baby melarikan diri. Mungkin takut pipis di popoknya.

Saya termangu. Ngapain ya, kok saya bosan. Mau lihat HP juga nggak sopan. Tiba-tiba bel rumah berbunyi, ada tamu datang. Pasangan itu masuk begitu dibukakan pintu. Saat di depan saya, ia melongok ke pohon natal yang ada di ruang tamu seberang TV.

"Wah, pohon natal kamu bagus banget." Si pria memegang jidatnya seakan tak percaya. Matanya terbelalak. Istrinya ngakak melihat ulah suami. Ada-ada saja.

"Nih, ada minuman buat kamu." Seru pria si tuan rumah. Ia menyodorkan satu gelas kecil berisi "Snap" atau minuman keras yang katanya jamu untuk "Verdauung" atau melancarkan pencernaan habis makan. Si tamu segera meminumnya dalam satu tenggak. Yaoloh, saya ngakak. Apa nggak terbakar itu punya tenggorokan? Saya baca botolnya. Minuman itu 80% alkohol.

Suami saya segera menghampiri saya yang masih melongo melihat pemandangan kilat tapi berarti itu.

"Itu akibatnya kalau mengagumi pohon natal orang. Harus minum alkohol. Kamu jangan sampai bilang pohon temanku bagus, ya, buk. Kamu nanti dipaksa minum yang bikin mabuk sampai besok. Nggak ada yang nyetir pulang ke rumah, payah nanti." Bisik suami saya. Lagi-lagi saya ngakak. Wah ada ya, budaya begini. Enggak mauuuu ....

Sejarah Christbaumloben

Nah, ada yang tahu tradisi apa sih begituan di Jerman?

Betullllllll, seratussss. Tradisi tahunan ini namanya "Christbaumloben." Biasanya ini diadakan dalam kurun waktu tertentu, yakni 26 Desember sampai 6 Januari. Setelah itu, pohon natal biasanya sudah musnah dari rumah, alias dibuang atau dibakar. Tapi ada juga sih karena tanggal segitu pada liburan, acara diadakan sebelum natal. Oh, iya kalau di Indonesia tanggal 25 Desember adalah hari penting untuk merayakan natal, di Jerman justru tanggal 24 Desember paling penting karena itu adalah malam natal.

Yup. Budaya mengagumi pohon natal orang ini biasa ditemukan di daerah Jerman Selatan tempat kami tinggal. Daerah seperti Donau, Frankens, Oberpfalz dan Algeuu juga ada. Jadi kalau kalian ke Berlin dan nggak nemu tradisi ini, jangan salahin saya, ya. Nanti saya dikira bohong, hoax beritanya. Ingat! Jerman punya 16 negara bagian dan pastinya, seperti Indonesia, tiap daerah punya budaya yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun