Yaiy. Sebentar lagi Kompasianival, pesta akbar platform kesayangan saya sejak 31 Mei 2011 sampai nggak tahu kapan ini. Teman-teman yang baru bergabung di sini, pasti akan merasakan keseruan di acara heboh blogger kondang di Indonesia ini.
Nggak percaya? Hadir sajalah di pesta ultah Kompasiana ke - 14 ini. Ih, keren. Sayang belum pernah sekalipun berada di antara kerumunan yang pasti seperti "ada gula ada semut" itu.
Tetapi ... ah, nggak masalah, asyik juga, kok online tapi rada gemes juga sih "Andai aku bisa terbang ..." Oh, iya. Saya pernah dua kali hadir secara online, nih. Ramai sekali. Walau hanya streaming begitu, deh. Terakhir, saya dikibuli panitia alias admin Kompasiana untuk memberikan sambutan mewakili Kompasianer zaman yesterday.
Nggak tahunya, saya dinobatkan sebagai Kompasianer of the year 2022. Alhamdulillah, tapi entah waktu itu saya ndredeg, menggigil badan karena kedinginan nonton di kebun, di mana hamparan salju dan jaket pink membalut badan atau karena kaget mendapat penghargaaan yang saya kira sudah saya raih tahun 2013 atau 2014.
Campur-campur. Itu tahun di mana saya menjadi calon untuk dipilih mendapatkan award. Tahun 2013 di kategori "The best of citizen journalist" karena tulisan saya banyak tentang tetek bengek Jerman, tempat saya ngenger.
Lalu tahun 2014 dengan kategori yang sama ditambah satu lagi kategori "Kompasianer of the year 2014", namun nggak satu pun menang. Ya, memang belum rejeki kali ya, supaya mungkin saya lebih banyak berbakti nggak sekedar menjadi "ratu HL" atau memboyong komunitas Kampret dan Koteka dalam pameran yang saya selenggarakan secara pribadi di museum Jerman. Wkwkwk ... nasib.
Ingat, rahasia Tuhan itu selalu rapat, baru terbuka ketika mukjizat di depan mata. Menang kalah dalam perlombaan itu biasa. Rejeki bisa didapat dari mana saja dan kapan saja. Bukankah tujuan pertama gabung di Kompasiana adalah untuk berbagi, supaya Indonesia makin dekat di hati, selama berada di luar negeri? Gusti Allah memang tidak pernah tidur.
Ada keajaiban, rejeki yang menjadi rahasia dan terungkap pada suatu hari. Alhamdulillah, ya. Sebelum mendapat award dari Koteka, saya sudah mendapat satu piagam dari Konsul Jendral KJRI di Frankfurt dan dua piagam dari Dubes LBBP RI Wening Esthyprobo Fatandari dari KBRI Budapest.
Luar biasa! Saya nggak pernah ngimpi tapi ada durian runtuh. Jadi teman-teman yang senang berbuat kebaikan dan suka membukakan pintu untuk orang lain, percayalah, pintu-pintu akan terbuka untuk kita.
Ya udah, yang belum pernah ketemu saya, semoga suatu hari ketemu, OK. Janganlah cemas, nggak boleh gemes karena saya orangnya rame.