-- Desa Wisata Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat sebagai Desa Wisata pertama dengan Batik Beraroma Kopi dan Desa Wisata Pertama yang memiliki pewarna batik alami dari limbah kopi.
-- Desa Wisata Aengtongtong, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur sebagai Desa Wisata dengan Empu Keris Terbanyak.
-- Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku sebagai Desa Wisata dengan Pasir Putih Terhalus
Menparekraf/Kepala Baparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam sambutan malam anugerah ADWI 2022 bertema "Dari desa untuk Indonesia bangkit" sendiri mengakui pencapaian dari desa wisata Indonesia, "Saya mengapresiasi 50 desa wisata terbaik yang menjadi simbol Indonesia bangkit dan membuka suatu tabir baru dalam mengembangkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan yang inklusif. Serta memberikan peluang untuk membuka lapangan kerja."
Bahagia, ide keren tersebut didukung Jadesta, wadah komunitas desa wisata di Indonesia. Melalui laman dari Kemenparekraf, saya membaca informasi tentang Jadesta atau jejaring desa wisata. Mereka menampilkan rekomendasi desa mana saja yang disebut berkembang, maju, 50 besar atau 100 besar dan lain sebagainya.
Catatan tentang atraksi wisata juga dibahas di website Jadesta. Entah itu wisata alam atau wisata buatan manusia. Pencarian desa wisata lainnya akan bisa dilakukan dengan mengisi data informasi yang ingin kita dapatkan. Ketiga, produk wisata yang ada di desa-desa wisata juga ditampilkan.
Mulai dari kuliner, produk maupun edukasi ada di sana. Lengkap dengan harga dan foto yang mendukung, tentunya akan memberi gambaran jelas bagi kita yang ingin membawa oleh-oleh selama berkunjung ke suatu desa wisata. Dengan hadirnya Jadesta, masyarakat memiliki sumber yang terpercaya dalam menjelajahi desa-desa wisata di tanah air.
Diangkatnya desa wisata di Koteka
Kalian pernah mendengar nama Koteka? Bukan, itu bukan hanya simbol tradisi kaum laki-laki di Papua, melainkan nama sebuah komunitas Kompasianer dan traveler yang lahir pada tanggal 20 April 2015 di Kompasiana.com.