Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tip Mengepak Bahan Cair untuk Kabin

20 Desember 2021   13:36 Diperbarui: 21 Desember 2021   00:21 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Satu hari sebelum berangkat, saya rapikan isi bagasi. Kalau biasanya pakai pesawat Arab yang bisa 30 kg. Kali ini cuma bisa bawa 25 kg.

Bingung. Banyak banget tas tangan yang ingin saya bawa. Itu untuk program "My bag is your bag" bagi anjal di Semarang. Setelah ditimbang suami, kelebihan 2 kg. Keluar sudah beberapa buku dan coklat. Termasuk tas kecil untuk kosmetik, supaya dimasukkan ke tas tangan saja.

Di dalam tas punggung kabin, saya siapkan tas plastik khusus berbahan tebal dari rumah untuk benda cair selama perjalanan. Isinya:

1.2x hand and body lotion dari hotel ukuran 40 ml
2.2x pasta gigi ukuran 30 ml
3.foundation 30 ml
4.krim khusus 10 ml
5.balsam 10 ml
6.lotion anti kuman 50 ml
7.deodorant 50 ml
8.2 x parfum @3 ml
9.Krim dasar untuk siang dan malam 50 ml
10.Cat kuku 8 ml
11.2 x lipstick cair 3 ml
12.Concealer 5 ml

Total hanya 365 ml. Berarti masih ada 635 ml dari ketentuan 1 liter yang dibolehkan
tapi plastik khusus dari bandara nggak muat. Padahal tas dari rumah muat, tuh. Gimana, nih?

Ketahui Aturan di pesawat

Teman-teman, sudah tahu peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/43/III/2007 tentang Penanganan Cairan, Aerosol, dan Gel yang boleh kita bawa ke kabin?

Dalam pasal 2a dan pasal 3 ayat (1) bagian a dijelaskan bahwa cairan, aerosol, dan gel yang dibawa ke kabin harus masuk dalam wadah maksimum 100 ml atau ukuran sejenis. Khusus obat-obatan medis, makanan, minuman, dan susu untuk bayi, makanan-minuman diet khusus ada kelonggaran.

Tapi nggak usah khawatir kalau kalian lupa bawa plastik khusus bahan cairan karena ada persediaan di bandara juga. Seenggaknya, saya pernah lihat di bandara Oslo, Amsterdam dan Barcelona.

Di toko kosmetik biasanya ada plastik khusus dengan wadah kecil-kecil didalamnya. Itu khusus untuk perjalanan, supaya kita membawa seperlunya saja, nggak usah mindahin semua yang ada di rumah keliling dunia.

Karena saya nggak nemu wadah khusus, saya bawa yang dari hotel. Contoh dari kategori bahan cairan sendiri dipampang di bandara. Ada selai coklat (biasanya Nutella), shampoo, hand and body lotion dan masih banyak lagi.

Tip mengemas bahan cair

Saya pernah baca trik untuk mengemas cairan ke kabin. Salah satunya dengan kertas yang mampu menyerap cairan lalu dikeringkan. 

Supaya mudah transportasinya dan nanti masih bisa digunakan lagi. Cara itu belum pernah saya coba tapi dipikir-pikir cemerlang juga.

Kalau cara saya begini:

Dari bahan cairan yang sudah saya siapkan dari rumah tapi nggak muat di plastik bandara, saya buang salah satu yang dobel. Tentu saja yang sudah nggak penuh dibuang dan yang masih penuh masuk plastik. Pembuangannya yakni dengan melumurkan isi lotion ke seluruh tangan dan kaki. Dibuang di sampah, sayang kali ya, mubadzir. Kelembaban kulit saya pasti terjaga selama di pesawat berjam-jam lamanya.

Lalu wadah krim yang terlalu besar bikin sesak plastik, saya pindahkan ke wadah yang mau dibuang tadi. Dalam proses pemindahan, butuh ujung pensil atau bolpen dan tissue untuk membersihkan wadah dan permukaan yang belepotan. Memang butuh kesabaran karena hitungannya nggak dalam detik.

Oh, ya. Parfum yang di rumah kan botolnya gede, sengaja saya pindahkan ke botol khusus yang ada spray-nya.

Di bandara ada meja pengepakan atau checking ulang, di samping tempat sampah yang dipilah untuk benda tajam seperti gunting dan pisau (ingat gunting kuku dan kikir alis jangan masuk tas tangan ya, walau kecil), botol dan sisanya.
Usai mengepak ulang, tampilan gemuk dalam plastik transparan jadi agak ramping. Takut ditolak petugas.

Setelah beres, saya masukkan satu persatu bawaan. Di depan saya, seorang lelaki membawa tiga botol parfum. Sepertinya dibeli di duty free karena kemasan kardus kertasnya masih.
"Bahan cairan Anda terlalu banyak" Mata si ibu petugas menunjuk pada plastik transparan yang diletakan di baki.

"Jadi saya harus gimana?" Si pria menggelengkan kepalanya. Mungkin takut ia nggak wangi lagi kalau semua disita.

"Tinggalkan salah satu. Yang mana?" Si ibu mendesak.

"Yang ini, deh." Tangan si laki-laki muda menunjuk bungkus yang merah. Padahl kelihatan masih baru belum dibuka.

Begitu giliran saya, saya takut kalau si ibu akan mempermasalahkan kemasan cairan saya. Ternyata malah justru hanya soal jepit.

"Itu jepit bahan metal?" Tanya petugas.

"Iya, harus dicopot ya, bu." Tangan saya mulai meranggeh rambut, melepas jepit.

"Betul, takut bunyi." Kata si ibu berseragam.

"Anting-anting juga? Kalung?" Tawar saya.

"Nggak usah. Silakan masuk ke pintu cek badan."

Nah, karena obrolan santai tadi, si ibu nggak memeriksa bungkusan bahan cairan saya yang permukaannya lebih gemuk dari yang ada di dalam contoh.
Kalau saya jadi si pria. Bungkus kardusnya dibuang lalu masukkan semua botol jadi satu. Kalau satunya cuma 100-200 ml kan hanya 300-600 ml atau kurang dari 1 liter. Tapi kali si mas nggak yakin, takut atau resah mau cepet-cepet. Jadinya pasrah begitu, deh.
***
Baiklah teman-teman, apalagi yang suka travel, semoga cerita sederhana ini bermanfaat. Namanya terbang, apalagi ke luar negeri kalau ada apa-apa memang repot. Sebaiknya dipersiapkan dengan baik. Soal bahan cairan ini tergolong sepele tapi bisa jadi gawe kalau nggak diatur sebelum pergi.

Jika dulu-dulu suka membuang bahan cair karena kebanyakan, sekarang lebih cerdas mengatur pengemasannya. (G76)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun